NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam

Di dalam kamarnya, Hana yang terbangun tengah malam, kembali melihat sang suami tidur di sofa. Dia mendekati Gus Shabir dan membangunkan pria itu.

"Mas, kenapa tidur di sini lagi?" tanya Hana, membangunkan sang suami dengan mengguncang tubuhnya pelan.

Gus Shabir membuka matanya. Tersenyum melihat Hana. Dia bangun dan langsung duduk. Sudah hampir tiga malam mereka menikah, selalu saja begini. Suaminya itu tidak pernah mau seranjang dengannya.

Hana duduk di samping sang suami. Mencoba menatap mata Gus Shabir. Ingin tahu, apa yang ada dalam pikiran pria itu.

"Mas, kenapa kamu selalu menghindar dariku. Tidak pernah mau tidur seranjang?" tanya Hana pelan.

"Hana, aku sudah katakan jika aku belum terbiasa. Tolong beri aku waktu. Aku minta maaf, karena belum bisa jadi suami kamu seutuhnya dan belum bisa menunaikan kewajibanku," jawab Gus Shabir.

Hana tampak menarik napas. Dia tak tahu harus mengatakan apa lagi. Selalu saja alasan belum siap.

"Jika kamu belum siap menikah, kenapa kamu menerima lamaran abangku, dan ingin menikah segera?" tanya Hana.

"Maaf, Hana. Semua memang salahku. Seharusnya aku berpikir matang dulu sebelum menerima pernikahan. Aku mengira diri ini telah siap, ternyata salah. Aku masih belum siap menikah denganmu!" ujar Gus Shabir.

Hana tak bisa lagi membendung air matanya. Dia memandangi sang suami dengan perasaan kecewa.

"Apa ini berarti kamu menyesali pernikahan kita?" tanya Hana dengan suara terbata karena menahan isak tangisnya. Dia tidak ingin ada yang mendengar.

Gus Shabir meraih tangan wanita itu. Dia sadar jika semua ini bukan salah Hana. Atau salah kedua orang tuanya. Semua salah dirinya yang terlalu gegabah mengambil satu langkah. Seharusnya dia bertanya dulu siapa calon pengantin dan bertemu dulu dengannya.

"Maaf, Hana. Bukannya aku menyesali pernikahan ini. Tapi aku mohon, beri aku waktu hingga aku siap," balas Gus Shabir.

Hana menarik tangannya dari genggaman sang suami. Menghapus air mata yang membasahi pipi. Mencoba tersenyum pada pria yang sangat dia cintai itu.

"Mas, aku juga minta maaf. Seharusnya aku memahami kamu. Emang tidak mudah menerima suatu hal yang baru. Mungkin kamu masih kaget melihat ada wanita di stau kamar denganmu. Aku seharusnya tidak terburu-buru meminta pengertian darimu. Pernikahan ini juga baru berjalan tiga hari, wajar jika membutuhkan penyesuaian," jawab Hana.

"Terima kasih, Hana. Terima kasih atas pengertian darimu. Aku harap dapat melalui ini semua," balas Gus Shabir.

"Tolong yakinkan aku jika memang semua ini adalah yang terbaik bagiku, aku masih mengharapkan Anin. Apakah ini salah?" tanya Gus Shabir pada dirinya sendiri.

Hana lalu berdiri. Dia membuka bajunya dihadapan sang suami. Sepertinya itu sengaja dia lakukan untuk memancing pria itu. Namun, di luar dugaan. Gus Shabir berdiri dan masuk ke kamar mandi tanpa menoleh sedikitpun pada istrinya.

Terdengar suara air kran dari kamar mandi. Mungkin pria itu mengambil air wudhu. Beberapa saat kemudian Gus Shabir keluar.

"Kamu mau solat malam denganku?" tanya Gus Shabir dengan lembut. Hana hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Di dalam kamar mandi, kembali air mata Hana jatuh membasahi pipinya. Dia sedih karena menyadari sang suami tidak melihat ke dirinya.

"LIHATLAH AKU, GUS! Aku ini istrimu. Telah sah di agama dan negara. Tidakkah ada rasa ketertarikanmu padaku? Apa alasan sebenarnya kamu menikahi aku? Aku tahu, dari matamu, jika tak ada aku di hatimu?"

Hana menghapus air matanya. Dia mengambil wudhu, setelah itu baru keluar dan berdiri di belakang sang suami.

"Gus Shabir, saat di pondok pesantren aku dan teman lainnya mengkhayal bisa menjadi makmum'mu. Akhirnya aku yang bisa menggapai itu, tapi ternyata itu tak seindah khayalan kami. Kau begitu dingin dan kaku pada istrimu sendiri," gumam Hana pada diri sendiri.

Mereka berdua melakukan solat malam berdua, setelah itu Gus Shabir kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa. Hana melihat semua itu dengan memegang dadanya yang terasa sakit.

***

Siang ini, Anin telah diizinkan pulang, Gus Shabir yang menawarkan diri menjemputnya. Hana mengizinkan karena berpikiran, kasihan dengan abangnya jika harus menyetir sendirian.

Shabir mengendarai mobil dengan semangat menuju ke rumah sakit. Dia langsung menuju ke kamar Anin. Gus Shabir masuk setelah mengetuk dan mendengar jawaban dipersilahkan masuk.

Dia pikir di dalam kamar rawat inap itu ada Ghibran dan Aisha. Tenyata hanya ada Anin yang telah bersiap untuk pulang. Wajahnya begitu cantik, sehingga Gus Shabir menunduk, tak ingin memandangi wajahnya lebih lama. Begitu juga Anin, dia langsung menunduk begitu menyadari yang datang Gus Shabir.

"Bapak dan ibu kamu kemana, Anin?" tanya Gus Shabir. Dia sengaja membuka pintu kamar itu dengan lebar agar tak terjadi fitnah.

"Sedang melakukan pembayaran dan mengambil obatku, Mas, Om, eh ... aku panggil siapa ya Gus?" tanya Anin dengan gugup.

"Terserah kamu mau memanggil aku apa, boleh, Mas, Oom atau Gus," jawab Gus Shabir.

"Aku panggil Gus saja, boleh'kan?" tanya Anin lagi.

"Tentu saja boleh," jawab Gus Shabir.

Ghibran dan Aisah yang telah melakukan pembayaran dan telah menebus obat di apotik, berjalan menuju kamar sang putri. Melihat ada Gus Shabir keduanya menyapa. Pria itu lalu menyalami Ghibran.

"Maaf, Shabir. Kami jadi merepotkan kamu," ucap Aisha.

"Tak apa, Kak. Aku juga belum ada kegiatan," balas Gus Shabir. Karena Ghibran merupakan kakak iparnya, jadi dia memanggil Abang dan Aisha, kakak.

Gus Shabir masih mengambil cuti. Dia akan seminggu lamanya di rumah Ghibran, setelah itu baru kembali ke pondok.

Aisha mengumpulkan semua barangnya Anin. Setelah semua siap, Ghibran dan Gus Shabir mengangkatnya menuju mobil. Anin hanya diam selama perjalanan. Dia masih gugup jika berhadapan dengan pria itu. Masih sulit bagi Anin untuk melupakan dan menghapus rasa kagumnya pada Gus Shabir.

"Apa yang paling tidak bisa dilupakan, kadang merupakan hal yang tidak bisa dimiliki. Makin kuat kamu mencoba melupakan, makin kuat pula kamu mengenangnya dalam ingatan. Cara melupakan yang terbaik adalah berhenti memperhatikan. Hidup adalah tentang bertahan dan belajar menerima, atau pergi dan belajar melupakan."

...----------------...

Bonus Visual

Anin

Gus Shabir

Hana

1
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya tor, sampe nyesek bacanya /Good//Heart/
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Chima Haechan Marjuky Chima
sangat bagus
me...
gara2 laki doank .. Hana selfish beud .
Komariyah Tinah
sedih aku 😭
Ayu Mauliddia
Hana yg tidak tau diri,sejak awal hubungan dia yg egois memaksakan kehendak, harusnya sekarang dia yg bertanggung jawab dg ke agoisannya jangan jadi beban buat keluarga kakak nya..kasian Aisyah....
Ayu Mauliddia
Hana terlalu lebay & kekanak - Kanakan....
Diana Sofya
Luar biasa
Alvia Inayati
muda mudahan mertuwa Senin sayang sama anin
Erni Fitriana
mlipirrrr
Yati Siauce
dari bab in menurutku aneh mau nikah ta,aruf atw gk yg namnya nikah idh pasti ketemu dulu calon pengantinnya..
Kak Eja🌜
Keren kak...

mampir juga yuk ke novel aku
KEHIDUPANKU SETELAH MENIKAH
Sari Ramly
Garasi thor
Lina Tin kustina
Luar biasa
Lina Tin kustina
Lumayan
lucky gril
baru dua mak marathon baca karya author satu ini bikin sering emosi menyadarkan diri sendiri sepertinya🤧
lucky gril: oya pp ma'loncat aja bisa nyimak gini 😅
Mama Reni: Kamu kebalik bacanya, seharusnya hijrah dulu baru lihat aku, Gus 😭😭
total 2 replies
lucky gril
enak y'santai kgk mikir anaknya gimana besok bisa mkn apa ngga


oh dunia novel mak kok emosi gini🤧
Mama Reni: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
cakep aisyah disini yg normal sepertinya😁
lucky gril
y'lepas aja shabir syusahhh omong sama org playing victim😎
lucky gril
seandainya nih yak hana ngga punya gibran bisa ngucap gini ngga,semua kebutuhan financial di cukupi ,nabila di jaga hana cuma yg paling ngerasa disakiti😏
lucky gril
mbuhhh lah😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!