Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.
Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.
Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Pergaulan Anggara
Kami memasuki sebuah rumah makan yang lingkungannya terlihat asri. Dikanan dan kirinya terlihat hamparan padi yang tengah menguning. Diplang nama tertulis " Rumah Makan Tepi Sawah" Angin bertiup semulir menerpa rambut kak Anggara yang terlihat sedikit Gondrong.
Kendaraan berhenti disambut oleh seorang tukang parkir dengan banyak tato ditangannya. Kulihat dipinggangnya dia memakai sabuk dengan sebilah pisau dan sarungnya terselip disana.
"Mas Anggara, lama engga kesini, ditanyakan terus tuh sama si Rois, Surono dan anak buahnya," ujar lelaki bertato itu.
"Aku sibuk Wanto, tak ada waktu untuk bersenang-senang," jawab kak Anggara dengan wajah datar.
Aku melangkah mengikuti kak Anggara yang dari tadi terlihat cuek dan tak ada sepatah katapun walau hanya sekedar basa-basi untuk mengajakku masuk. Namun aku tetap inisiatif mengikutinya, walau rasanya aku risih pada tatapan beberapa laki-laki yang menatapku.
Kak Anggara duduk dikursi yang tersusun paling pojok begitupun aku yang terus saja menguntilinya dari belakang. Dia menyerahkan sebuah buku berisi menu makanan tanpa sepatah katapun.
"Aku terserah kakak aja mau makan apa, semua makanan okey buatku"
Aku langsung mengembalikan daftar menu tersebut. Kak Anggara langsung memanggil waitress yang ,sedang melangkah kearah kami.
"Mas Anggara bawa barang baru ya? cantik banget, selera mas Anggara boleh juga," ujar seorang waitress yang menghampiri kami.
"Bawa barang baru, kamu fikir aku pernah bawa barang lama, jangan asal bicara bangggsaatt…."
Kak Anggara menyahut dengan wajah datar bahkan tak sedikitpun pandangannya mengarah pada waitress tadi. Lelaki itu sibuk membaca pesan di ponselnya. Waitress tadi menerima pesanan yang sudah di catat kak Anggara.
Tak lama kemudian, seorang wanita setengah baya datang membawa makanan yang kami pesan. Kalau melihat dari usia dan penampilannya yang gelamor, sepertinya dia bukanlah pelayan dirumah makan ini.
"Selamat datang kembali nak Anggara dirumah makan kami, lama sekali nak Anggara tidak kesini, kami semua kangen lho, eh…kamu sekarang bawa cewe, cantik sekali, spertinya dia bukan perempuan yang seperti biasanya," ujar wanita setengah baya yang nampak keibuan tadi.
"Kenalkan tante ini calon istri saya namanya Elena. Elen kenalkan dia pemilik rumah makan ini," ujar calon suamiku mengenalkan aku kepada pemilik rumah makan ini.
Aku langsung mengajak wanita yang seusia ibuku namun kulitnya begitu terawat dan mulus sekali. Wanita itu mengulurkan tangan untuk bersalaman denganku, kami saling menyebutka nama, ternyata dia bernama tante Watiyem. Sebuah nama yang sangat kontras dengan penampilannnya. Mungkin dulu dia hanya wanita desa yang kemudian berjuang keras hingga dia sukses seperti sekarang ini, batinku.
"Kamu beruntung nak bisa mendapatkan hatinya, Anggara memang terlihat brutal tapi sesungguhnya dia baik dan sayang pada sesama," sambung wanita itu lagi.
Menurut tante Watiyem, banyak gadis yang antri ingin menjadi kekasihnya, namun dia tak pernah bergeming. Dia tak gampang terpikat pada perempuan. Beberapa orang mengira Anggara tak menyukai wanita. Namun hari ini tante Watiyem sangat bersyukur karena Anggara datang bersama calon istrinya.
Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya tante Watiyem meninggalkan kami dan mempersilakan aku dan kak Anggara untuk menikmati hidangan yang kami pesan.
"Kamu coba punyaku"
Aku tak menyangka ternyata bisa juga calon suamiku bersikap romantis, aku langsung menerima suapan darinya dan memberi komentar enak. Akhirnya kami saling bertukar makanan dan saling menyuapi.
Selesai makan, kak Anggara pamit meninggalkanku untuk membayar makanan yang kami makan ke meja kasir. Kami kembali melangkah keluar menuju parkiran.
Saat kami melewati sebuah gazebo, seseorang memanggil calon suamiku.
"Bos Anggara…..Bos Anggara lama kita tidak bertemu"
Kak Anggara berhenti dan menarik tanganku untuk berbelok kearah gazebo dimana seseorag duduk santai disana, mereka saling berpelukan.
"Lama sekali kita tidak bertemu Jhon, kemana saja kamu selama ini," tanya kak Anggara kepada temannya yang bernama Jhon.
"Aku baru saja bebas dari sel bos, maaf karena aku tidak sempat memberi kabar padamu," jawab Jhon.
Lelaki bernama Jhon itu lalu bercerita bahwa dia masuk penjara karena kasus pembunuhan yang dia lakukan. Rupanya lelaki itu adalah seorang pembunuh bayaran. Dia menerima job untuk membunuh atau mencelakai seseorang. Sungguh aku ngeri mendengarnya. Ternyata beginilah ruang lingkup pergaulan calon suamiku.
"Mendapat bayaran berapa kamu, hingga rela masuk kedalam penjara jhon," tanya kak Anggara.
Jhon hanya dibayar lima juta oleh seorang gadis untuk membunuh seorang wanita simpanan ayahnya.
"Hanya demi uang lima juta kamu mau melakukan pekerjaan itu jhon, sungguh tak sebanding dengan resikonya," kak Anggara menggeleng-gelengkan kepalanya.
Aku tak habis fikir hanya demi uang lima juta Jhon rela masuk penjara, bingung aku mencerna bagaimana cara berfikirnya.
"Ya gimana ya bos, gadis itu adalah gadis yang sudah membuatku jatuh cinta. Demi cinta aku melakukan segalanya, namun apa balasannya, setelah aku keluar dari penjara, dia justru sudah berbadan dua. Rupanya dia telah menikah dengan lelaki lain. Tak menyangka begitu mudahnya dia melupakanku setelah begitu besar pengorbananku untuknya.
Cinta lagi-lagi cinta, ternyata benar kata orang dulu, cinta yang tidak pada tempatnya bisa membuat orang jadi tidak pintar dan lupa pada logika. Aku bersyukur sebesar apapun cintaku pada Andrea tak membuatku kehilangan logika hingga menyerahkan kesucianku yang selalu dia minta dengan rayuannya yang begitu memabukkan.
"Jadikan itu pelajaran dalam hidupmu, dan jangan lagi diperbudak oleh cinta. Oh ya kenalkan ini Elena, gadis yang dulu sering aku ceritakan kepadamu, ini undangan pernikahanku, datanglah dipernikahan kami," ujar kak Anggara seraya memberikan sebuah kartu undangan pernikahan aku dan Andrea.
Jhon terperangah saat membaca nama yang tercantum dalam kartu undangan tersebut. Melihat reaksi jhon kak Anggara langsung menjelaskan tentang apa yang telah terjadi pada aku dan Andrea hingga akhirnya kak Anggaralah yang rencananya akan menikahiku.
Mendengar cerita lelaki arogan yang akan menjadi suamiku. Jhon langsung menepuk-nepuk bahu kak Anggara sembari tertawa.
Dari pembicaraan mereka aku berfikir, Jodoh memang aneh, mereka sama tulus mencintai seorang wanita. Jhon terus mengejar wanita itu dan memberikan apapun yang dia minta. Namun pada akhirnya dia menjadi milik orang lain, semua yang dilakukannya sia-sia. Tapi kak Anggara yang tidak pernah mengejarku walau dia menginginkanku, bahkan dia merelakan aku dipacari lelaki lain. Tapi pada akhirnya Tuhan membukakan jalan buat kak Anggara menikah denganku," aku tersenyum mengelengkan kepala mengingat nasib yang begitu aneh.
Setelah berbincang banyak hal dengan Jhon, kami pamit pulang. Sebenarnya kak Anggara masih kangen dengan Jhon, namun karena hari telah sore, akupun mengingatkan dia untuk pulang.
"Hati-hati dijalan bos, aku pasti datang dihari bahagiamu," ucap Jhon. Kak Anggara terus melajukan kendaraannya menyusuri jalan yang sepi dan rumah warga yang begitu padat dan sederhana.
"Sampai dihalaman rumahku, tampak ibu dan ayah sedang duduk diteras sambil sesekali tersenyum, sepertinya mereka sedang bercanda. Aku melangkahkan kakiku dengan cepat untuk menghampiri mereka hingga aku lupa ada kak Anggara mengiringi dibelakangku.
********
dan andrea segera mampus
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪