wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelaku bukan hanya satu.
"satu bulan?"
"iya, kita akan cerai setelah satu bulan," sahut Bima dengan datar.
Athera memasang wajah songong," ngak, saya ngak akan biarin bapak menceraikan saya,"katanya dengan santai.
"bukan saya yang akan meminta cerai, tapi kamu," tunjuk Bima pada Athera yang sempat terkejut, tapi detik kemudian ia kembali tersenyum.
"kita lihat saja, mungkin saya akan meminta cerai," Bima mengerutkan dahinya, tapi ucapan Athera selanjutnya membuat jantungnya berdebar kencang,"tapi... bapak akan terus mengejar saya, dan akan terus memohon agar kita bersama,"lanjutnya dengan nada bercanda.
dan Bima tertawa dengan sumbang, entah kenapa mendengar jawaban Athera membuatnya menjadi resah.
Athera langsung ke kamarnya, dirinya menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya terlihat datar, dan ada tekad yang kuat di dalam matanya, " gue bakalan bikin dia jatuh cinta sampai ia merasa ingin terbang setinggi mungkin, dan menjatuhkannya sedalam lautan," batin Athera.
suara deringan HPnya terdengar, ia mengangkat telepon dengan terus menatap datar di cermin, "hallo,"
"Athera, tante minta kamu pulang sekarang," desak tante Maya, di sebrang telepon.
"maaf tante, Athera lagi mau berduaan hari ini sama Mas Bima," ucapnya dengan nada yang ia buat semanis mungkin, seperti wanita yang sedang kasmaran.
"temui tante di tempat ini, kalau kamu ngak mau datang, tante akan kasih tahu Bima, alasan kamu menikah dengannya,"ancam tante Maya, Athera mengepalkan tangannya.sambungan telepon di putus.
Athera keluar dari kamarnya, dan kebetulan Bima sedang di dapur, ia menarik nafas sebentar, dan tersenyum manis, dirinya mencium pipi Bima tiba-tiba, membuat Bima mundur.
"tante cari saya, jadi... saya mau izin sama suami untuk keluar sebentar," ujarnya dengan senyuman manis, dirinya juga menyentuh tangan kekar milik Bima, Bima melepaskan sentuhan Athera dengan lembut.
"iya silahkan,lain kali kalau mau keluar tidak perlu izin, lagi pula mau kamu pulang atau tidak saya tidak peduli," ujar Bima datar, dirinya lanjut memasak mie.
Athera hanya tersenyum dan pergi dari sana, setelah Athera tidak terlihat, Bima menatap pintu yang tertutup, "ada yang aneh darinya, tapi entah apa, akanku selidiki dia," gumamnya lanjut masak.
sedangkan Athera, berada di jalan raya, menuju jalan yang begitu sepi, hanya ada pepohonan di sekitar dengan semak-semak belukar,dan jauh dari kota dan kendaraan.
dirinya menghentikan mobil Bima di pinggir jalan, dan di depannya sudah ada mobil tantenya,dirinya keluar dan masuk ke dalam mobil tante Maya.
"Tante mau membicarakan apa?"tanya Athera to the point.
" Athera, tante mohon hentikan semua ini, kenapa kalian menjadi pendendam seperti ini hah, Athera kematian kakak kamu itu kecelakaan, jadi jangan seperti ini, pria itu tidak bersalah,"ujar Tante Maya, "oke,kalau kamu memang mencintai Bima dan menikah dengannya, tapi kalau kamu menikah dengannya hanya karena balas dendam, sebaiknya kamu hentikan," lanjut Tante Maya memperingatkan.
"kecelakaan?" Athera tertawa sumbang, menatap tajam tante Maya yang menatapnya dengan sendu, "tante, kecelakaan macam apa, yang membuat wajahnya seperti tidak di kenali, dan bahkan banyak bekas sulutan rokok di tubuhnya, v*gin* nya bahkan sobek," suara Athera bergetar mengucapkan kalimat terakhir, matanya memerah dengan air mata yang berambun, "bahkan tulangnya punggung patah, lambungnya sobek, dan_" Athera tak bisa melanjutkan ucapannya, dan ia tak bisa menahan tangisnya, air matanya jatuh ke pipinya yang mulus, tangannya mengepal erat, ia menatao ke arah luar jendela mobil.
Tante Maya juga menangis mengingat sang putri di temukan di jalan dalam keadaan yang mengenaskan, "tapi kata dokter, itu semua tidak benar, itu pemeriksaan korban pelecehan, dan itu bukan kakak kamu, kakak kamu di cap sebagai korban tabrak lari Athera," kata Tante Maya menangis segugukan mengingat kematian putrinya.
"aku ngak percaya, aku lebih percaya dengan apa yang aku lihat dan aku selidiki selama 8 tahun ini, dan semua bukti mengarah pada Bima sundraka," ujarnya dengan menekan nama Bima di akhir dengan mata yang memerah.
tante Maya tak bisa lagi mengatakan apapun, dirinya merasa sesak mengingat kejadian tragis itu, dirinya bahkan selalu mengatakan bahwa putrinya hanya kecelakan, kebenaran yang ingin di ungkapan oleh keponakannya dan suaminya begitu menyakitkan, dirinya tak kuat menghadapi ini semua, Tante maya keluar dari mobil, ia bersandar dengan menutup wajahnya dan menangis segugukan.
sedangkan Athera ia berusaha agar tak menangis lagi, tapi tangisnya malah semakin menjadi-jadi.
selama 5 menit kedua wanita beda usia itu diam dalam tangis yang mengisi kesunyian, "Athera... sebaiknya kamu pulang, Bima pasti mencari kamu,"kata tante Maya masuk kembali ke dalam mobil.
Athera menggeleng, " ngak, aku ngak akan biarin tante pulang sendirian, aku ikutin tante di belakang, aku juga sekalian mau ketemu sama om,"ucap Athera tak bisa membiarkan tantenya pulang dalam keadaan kacau seperti ini.
"terserah kamu aja,"
akhirnya Athera mengikuti tante maya dari belakang, selama perjalanan matanya terus fokus menatap ke arah depan,"tante, aku tahu tante hanya berusaha tak menerima fakta pahit tentang kematian kakak," gumam Athera.
mereka sampai di kediaman sudarso Magadan, keduanya turun dan berjalan bersama, sudarso yang sedang meminum teh menatap keduanya dengan datar, "apa kalian habis menangis?" tanya sudarso melihat mata mereka yang sembab.
keduanya saling tatap sebentar, "aku mau ke kamar dulu," pamit Tante maya lemas, menaiki tangga, mereka menatap sendu tante Maya.
tante Maya bukannya ke kamarnya,malah menuju ruangan yang kosong, tak ada apapun di dalamnya, tapi setiap kenangan yang ada tak pernah ia lupakan.
Tiba-tiba ia berhalusinasi, putrinya tersenyum menatapnya di tepi kasur, dan berdiri menyambutnya.
Bunda jangan berdiri disitu, ayo masuk
ucap putrinya dengan senyumannya.
tante Maya menitikkan air matanya, ia menangis tersedu-sedu, "putriku, datanglah ke mimpi bunda sebentar saja nak,katakanlah bahwa ucapan adikmu dan ayahmu itu salah, bunda tak sanggup bila memang benar kamu mati dengan mengenaskan," gumamnya luruh duduk di lantai, seraya menutup matanya dan terisak seorang diri.
sedangkan di bawah, Athera dan sudarso sedang duduk di sofa, "bagaimana dengan Bima?"
"dia masih belum punya perasaan terhadapku, dan dia juga mengatakan akan menceraikan ku dalam waktu satu bulan, dia juga mengatakan kalau aku yang akan meminta cerai padanya,"
"itu artinya, dia sudah merencanakan sesuatu untukmu, Athera berhati-hatilah, om tidak mau kehilangan kamu, dalam satu bulan buatlah dia mencintaimu sedalam mungkin, hingga ia dengan sadar menyerahkan segalanya padamu," kata sudarso dengan dingin.
"om tenang saja, bila memang nanti aku bercerai dengannya, akan ku buat dia mengejarku terus-menerus,sampai ia akan gila oleh perasaanya," sahut Athera tak kalah dingin.
"tapi om juga menemukan satu pelaku lagi, om rasa pelakunya bukan hanya satu,"ujarnya.
membuat Athera ingin mendengar lebih jauh, " siapa?"
mohon dukungannya dengan like, vote, dan bintang limanya, supaya buku saya banyak yang baca🙏🤗