Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran Aurora
Zaki tidak benar benar membawa Aurora ke rumah Abraham, dia tidak tega melihat Aurora yang terus meringis memegangi perutnya.
"Ini, Ola minum jamu pelancar haid ini dulu, Zaira sering minum ini kalau sedang datang bulan" ucap Zaki yang baru masuk ke dalam mobil setelah mampir ke mini market
"Terima kasih kak, Ola juga minum ini, Ola sudah selesai makannya" jawab Aurora
Zaki mengambil sisa bungkus makanan Aurora dan membuangnya ke tempat sampah dekat mini market tersebut.
"Mau pulang?" Tanya Zaki dan Aurora mengangguk
Zaki melajukan kembali mobilnya menuju ke perumahan Dark Dragon.
"Kak Zaki terima kasih ya sudah antar Ola" ucap Aurora rumah
"Iya, ini kak Zaki belikan kamu camilan juga di mini market tadi, kamu bawa sekalian dengan makanan dari Langit" jawab Zaki
"Kak Zaki baik banget, Ola kan jadi suka kalau begini" ungkap Aurora cengengesan dan di sentil Zaki gemas
"Dadah kak Zaki" ucap Aurora masuk ke dalam gerbang rumahnya dan Zaki mengangguk
"Sainganku kenapa banyak sekali" gumam Zaki menghela nafasnya dan masuk ke gerbang rumahnya
*********
Di sekolah
"Kalian mau langsung pulang?" Tanya Riko yang akan pulang bersama bulan
"Iya, kami khawatir dengan Ola" jawab Gafi
"Tadi itu, Ola katanya lihat ada yang main piano di kelas musik, tapi aku cuma dengar suaranya dan pas aku lihat ke jendela, suara itu tiba tiba hilang" ungkap bulan
"Yoga juga nggak lihat dan dengar apa apa katanya, tapi Ola bilang ada siswa yang main piano disana" ungkapnya lagi
"Main piano?" Tanya Yudhistira menatap Riko
"Berarti gosip yang beredar itu benar, ada suara piano tapi orangnya nggak ada" bisik Riko
"Hanya tiga orang itu saja yang bisa lihat" jawab Yudhistira
"Kalian kenapa belum pulang?" Tanya Abidzar dan Azka
"Kami nunggu jemputan" jawab Zaidan
"Mau ikut kami?" Tanya Azka
"Boleh deh, kan rumah kita berseberangan" jawab Zaidan
"Gue duluan ya, mau lihat Ola" pamit Zaidan
"Eh.. Lo jangan nyuri start dong, gue kan masih belum siap ini" gerutu Yudhistira
"Salah sendiri lama, ayo ka, Abi kita pulang" ajak Zaidan
"Kenapa om Satyo lama ya? Apa anaknya rewel mau ikut lagi" keluh Yudhistira
"Sabar" bujuk Khalid
"Kami pulang duluan juga ya" pamit Irsyad
"Iya pengantin baru" jawab semuanya tertawa
Viersa akan tetap menjemput Irsyad setiap hari meski dia punya jadwal kuliah sekalipun, dia sering bolos kelas hanya untuk menjemput Irsyad atau dia juga akan menunggu di sekolah jika dia pulang lebih cepat.
"Definisi cinta sampai akhir itu, kak Viersa kasih semuanya untuk Irsyad" ungkap Riko
"Om Riko benar, mereka pasangan unik setelah bunda dan ayah" ungkap Gafi
Deg.
Gafi mematung saat dia melihat bayangan seorang perempuan sedang mengikuti siswa dari kelas dua belas yang dia kenal.
"Lo lihat?" Tanya Khalid
"Iya bang, gue lihat tapi masih samar, dia pakai seragam sekolah kita" bisik Gafi
"Abang cuma lihat auranya abu abu dan merah, dia penuh dendam dan kemarahan" bisik Khalid
"Apa itu yang Ola lihat juga, setahu Gafi, Ola hanya bisa melihat dalam bentuk asap saja kan, kenapa dia bisa lihat jelas akhir akhir ini" ucap Gafi
"Abang juga nggak tahu, mungkin kemampuan Ola bertambah, dia juga kan sering kehabisan energi saat menatap para mahluk gaib itu" jawab Khalid
"Kalian sedang bisik bisik apa? Tante pulang dulu ya" tanya Bulan yang akan pamit pulang bersama Riko
"Kami sedang diskusi tentang makanan, iya Tante hati hati ya, jangan mampir ke warung bakso tanpa bungkusin buat kita" jawab Khalid tersenyum lembut.
"Nanti om bungkusin buat kalian" balas Riko
"Dih sejak kapan om Riko jadi om Kita?" Tanya Yudhistira
"Sejak om naksir neng bulan dan sejak om lahir" jawab Riko menggandeng bulan
"Eeaaa" ledek semuanya
Lima menit menunggu akhirnya Satyo tiba dan minta maaf karena ternyata Memang iya anak bungsunya yang baru berusia dua tahun sedang rewel.
Sampai di rumah, Gafi dan Khalid langsung mencium tangan Safira dan mengusap rambut Aurora yang sedang tiduran di paha Safira.
"Lo beneran udah nangkring disini ternyata" ungkap Gafi melihat Zaidan yang sedang mengupaskan jeruk untuk Aurora
"Iya lah, gue tadi beli jeruk dan juga apel untuk Ola" jawab Zaidan
"Masih lemas?" Tanya Khalid dan Aurora hanya mengangguk
"Ola lihat sesuatu katanya" jawab Safira
"Iya mom, kami juga lihat" jawab Gafi
"Aurora akan lebih sering di ganggu mahluk halus saat sedang haid, jadi mommy mau kalian selalu jaga Ola di sekolah" ucap Safira
"Iya mom" jawab keduanya
"Zaidan juga akan jaga Ola Tante" ungkap Zaidan
"Terima kasih ya, kamu selalu menjaga Ola" ungkap Safira tulus
"Iya Tante, sama sama" jawab Zaidan
*********
Di kampus
"Langit, kamu jangan pulang dulu, masih ada satu kelas lagi" ucap Delisha
"Nggak ah, aku khawatir sama Ola, tadi wajahnya pucat banget, aku akan ajukan sidang skripsi sendiri biar aku lulus langsung saja" jawab Langit
Plak.
"Ikut aturan bang" gerutu Miqdad
"Iya nih, mentang mentang punya koneksi" ledek Laut
"Bagus dong, kita kan udah ketahuan pintar, kenapa harus lama lama kuliah" jawab Langit
"Lihat tuh, Viersa saja sudah pulang sejak tadi" ucapnya lagi bersiap keluar kelas
"Aws..." Ringis Langit saat sebuah tangan menjewer telinganya
"Mau kemana? Jangan mentang mentang kamu kenal sama saya kamu mau seenaknya bolos kelas saya!" Gemas Tristan yang sekarang menjadi seorang dosen di Smith university
"Tapi om, Ola sakit om" rengek Langit
"Ikut masuk dulu baru kamu boleh pulang" jawab Tristan
"Viersa pulang dia om sama suami mudanya" ucap Langit cemberut
Plak.
"Kamu nggak cocok punya wajah imut dengan badan seperti gapura desa begitu!" Sinis Tristan membawa masuk Langit.
"Dia di soraki teman temannya saat masuk karena merasa lucu dengan tingkah langit saat sedang masuk mode Bucin.
"Duduk yang manis ya dek, nanti kita pulang bareng" ejek Miqdam
"Gue hajar Lo nanti!" Geram Langit
"Oh.. aku takut, sayang tolongin aku, dia jahat" manja Miqdam memeluk Jenima
"Jijik gue!" Umpat Langit menoyor kepala Miqdam
"Nggak sopan sama Abang sendiri" gerutu Miqdam
"Bodo amat!' umpat Langit
"Ini, kamu makan ini supaya nggak ngambek lagi, ini dari Ola tadi pagi, dia ngasih ini ke aku" bujuk Almira memberikan kue keju yang di buat Safira
"Ini dari Ola beneran?" Tanya Langit dan Almira mengangguk
"Tadi pagi katanya kak Fira buat banyak untuk bujuk Arjuna yang ngambek, jadi di bagikan ke para anggota Dark Dragon juga, om Dala sama om Hesa juga pasti dapat" ucap Nadhif
"Ko gue nggak tahu?" Tanya Langit memasukkan kue itu ke mulutnya
"Yang Lo tahu kan cuma Aurora" sinis Laut
"Kalian! Akan bapak beri nilai D nanti agar kalian mengulang kelas satu tahun lagi" ancam Tristan
"Maaf pak" jawab semuanya
********
Sementara itu di rumah Sagara.
"Jadi yang kamu lihat adalah siswa perempuan yang memakai seragam sekolah kita?" Tanya Khalid
Mereka sedang bertiga di balkon kamar Aurora dan membicarakan apa yang Aurora lihat di sekolah.
"Iya bang, Ola pernah lihat anak itu waktu perpisahan kelas dua belas tahun lalu, dia juga main piano saat pentas" jawab Aurora
"Nanti kita cek, Abang nggak tahu namanya dan juga kelasnya" jawab Gafi
"Tapi bagaimana kalau ternyata itu memang qorinnya? Dia meninggal dan qorinnya ada disana untuk meneror para siswa dan penjaga sekolah?" Tanya Aurora
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭