Cinta Naira

Saka Bima Rahardian adalah nama yang disematkan oleh kedua orangtuanya yang berdarah Sunda dan Melayu Deli. Ayahnya adalah seorang pensiunan tentara asal Bandung sedangkan Bundanya asal dari Medan.

Bima adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya saat ini sedang menempuh pendidikan magister desain di Singapura jalur beasiswa. Bima sendiri adalah lulusan sarjana Desain produk ITB. Bima juga masuk universitas melalui jalur beasiswa.

Dari lahir hingga Bima berusia 6 tahun mereka tinggal di Medan. Ketika ia berusia 7 tahun Ayah Bima pindah tugas ke pulau Jawa di Bandung. Bisa dibilang secara garis besarnya anak-anak, remaja, hingga Dewasa Bima habiskan di Bandung. Kepindahan orangtuanya dulu ke Bandung adalah hal yang menyenangkan bagi kakek neneknya Bima, karena pada akhirnya anaknya ayahnya Bima bisa dekat dengannya.

Walaupun sudah menghabiskan waktu belasan tahun di Bandung namun entah mengapa Bima tetap memilih pindah lagi ke Medan kota asal Bundanya. Menurut Bima dikota ini dia bisa membangun usaha yang sesuai dengan keahliannya dan Bima sangat menyukai bidang ini dari dulu, yakni bagian Desain.

Disini Bima membuat usaha pengiklanan, Baliho,percetakan, sablon. Bima memulai usahanya benar-benar dari nol dengan modal tekad, tabungan seadanya dan sedikit dukungan finansial dari Ayahnya,Bima memulai usahanya. Usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh itu sampai sekarang sudah bisa membuka 3 cabang.

Bukan hal yang mudah bagi Bima untuk sampai dititik ini. Bahkan pernah usaha yang dia rintis hampir gulung tikar. Namun berkat keuletan, kesabaran dan semangat pantang menyerah usahanya kembali normal kembali. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini Bima sudah buka cabang yang ketiga di Bandung. Hal ini yang menyebabkan Bima akhir-akhir ini harus bolak balik ke Bandung untuk memantau cabang yang ada disana.

Diusia yang tidak mudah lagi, tahun depan Bima akan memasuki kepala 3. Bukan tidak ada niatan untuk berumah tangga namun Ririn kekasihnya masih kuliah magister. Akhir tahun ini akan wisuda. Niatnya setelah wisuda nanti mereka akan menikah. Kebetulan Ririn kuliah magister di ITB juga jurusan Bisnis dan Manajemen. Dari Ririn juga Bima banyak belajar tentang manajemen suatu perusahaan.

Hingga kini orang tua Bima menetap di Bandung. Hanya sesekali mereka akan berkunjung ke Medan untuk melihat dan mensupport Bima dalam menjalankan usahanya. Bila sudah di Medan Bundanya juga sekalian berkunjung kerumah paman dan bibinya Bima. Mereka akan tinggal dirumah Bima selama 3 Bulan.

Bima membeli rumah ini 2 tahun yang lalu. Rumah ini masih lengkap dengan perabotannya ketika Bima beli. Pemiliknya pindah ke Bandung jadi tidak memungkinkan membawa semua perabotannya. Rumah yang terdiri dari 2 lantai dan juga ada paviliun terpisah sebelah kanan.

 Penghubungnya sebuah area kira luas 3mx4m dibuat seperti gazebo menghadap taman belakang dan juga kolam ikan. Semacam area bersantai. Setiap sisinya dipasang tirai vertikal. Lantai satu terdiri dari Ruang tamu, kamar tidur 2, ruang keluarga, dapur dan meja pantry serta ruang makan dengan meja makan bisa menampung 12 orang.

 Lantai 2 terdiri dari 3 kamar tidur ruang tamu dan juga balkon. Kamar Bima ada di atas paling pojok kiri yang berdampingan dengan balkon. Harapan Bima kelak Ririn bisa tinggal dirumah ini.

Menjalin hubungan LDR bukan hal yang mudah. Namun sejauh ini Bima termasuk mampu. Baginya Ririn adalah sosok yang sangat ia harapkan bisa mendampingi hidupnya dan menua bersama. Namun sejauh ini Bima memang gak pernah mengenalkan Ririn kepada Ayah dan Bundanya. Ini dia lakukan Ats permintaan dari Ririn. Dia beralasan kalau sudah ada niat mau melamar baru nanti dikenalin dengan Ayah dan Bundanya. Namun adik Bima, Tanti sudah kenal Ririn.