Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 - Ruang Isolasi
Rangga terbangun dan melihat Ayuning tidur di sebelahnya. Seingatnya, tadi malam papanya lah yang menemani dirinya tidur. Tapi, kenapa justru tantenya yang ada di sampingnya? Itu yang menjadi pertanyaan Rangga.
"Ateyu, kok Ateyu bobo di sini?" Rangga membangunkan Ayuning yang masih terlelap. Rangga memanggil Ayuning dengan sebutan Ateyu mempersingkat panggilan Tante Ayu.
Ayuning mengerjapkan mata dan membuka kelopak matanya secara perlahan. Tak lama ia pun bangkit dari tidur.
"Rangga udah bangun?" tanya Ayuning.
"Papa mana Ateyu?" Rangga mencari keberadaan Krisna.
"Papa Rangga jemput Mama Rangga." Ayuning ingat kata-kata Krisna semalam yang ingin menjemput Candramaya dari mall.
Teettt
Suara bel berbunyi. Ayuning bergegas ke ruang tamu dan mengintip siapa yang ada di balik pintu. Dia masih memegang ucapan Krisna, untuk tidak membukakan pintu kepada tamu yang datang.
Namun, ketika ia melihat Ibu Dini dan langit terlihat terang, Ayuning pun segera membukakan pintu rumah.
"Ibu Dini ada apa ke sini?" tanya Ayuning.
"Yu, Rangga mana?" tanya ibu Dini.
"Rangga baru bangun, Bu. Sama kayak Ayu," sahut Ayuning.
"Ibu dapat telepon dari Maya, katanya Rangga nggak usah sekolah dulu. Ayu suruh tunggu Rangga di rumah. Ini Ibu belikan nasi kuning untuk sarapan Ayu sama Rangga." Ibu Dini mendapat pesan dari Candramaya untuk memberitahu Ayuning, karena Ayuning masih belum merespon panggilannya.
"Buat Ayu sama Rangga, Bu? Buat Mas Isna sama Mbak Maya mana?" Hanya dirinya dan Rangga yang diberi sarapan, Ayuning pun mempertanyakan, kenapa kakak dan kakak iparnya tidak diberi sarapan juga.
"Pak Krisna sama Maya di rumah sakit. Pak Krisna kecelakaan, Yu. Mobilnya tabrakan." Ibu Dini memberitahu tentang musibah yang menimpa kakak Ayuning.
"Mas Isna tabrakan? Mas Isna mati, Bu?" tanya Ayuning terkejut.
"Hush, jangan bicara kayak gitu! Pak Krisna masih hidup, cuma harus dirawat di rumah sakit." Ibu Dini menerobos masuk ke dalam rumah Krisna. "Rangga mana? Biar Ibu yang kasih tahu Rangga soal ini." Dia ingin memberitahu Rangga soal orang tuanya, karena ia yakin, Ayuning tidak bisa menyampaikan berita kecelakaan yang menimpa Krisna pada Rangga dengan benar.
"Rangga di kamar, Bu." Ayuning menunjuk kamar Rangga.
Ibu Dini lalu melangkah menuju kamar Rangga. Ini bukan pertama kalinya dia masuk ke rumah Krisna, tapi tak sampai masuk ke ruangan pribadi seperti kamar. Namun, karena dia perlu menyampaikan tentang keadaan Krisna dengan baik kepada Rangga, mau tidak mau ia pun terpaksa masuk ke kamar Rangga.
"Rangga belum bangun, ya?" Ibu Dini menghampiri Rangga yang kembali berbaring setelah ditinggal Ayuning tadi.
"Mama Fathir?" Rangga bangkit melihat Ibu Dini masuk kamarnya.
"Rangga, tadi Mama Rangga telepon Mama Fathir, katanya Rangga hari ini nggak sekolah dulu, soalnya papa sama mama Rangga ada di rumah sakit." Ibu Dini menjelaskan pada Rangga.
"Papa sama mama di rumah sakit? Yang sakit siapa, Mama Fathir?" tanya Rangga bingung.
"Papa Rangga yang sakit. Rangga di rumah saja dulu kata mama. Kakek sama nenek Rangga juga lagi ke sini. Mama Fathir udah belikan nasi kuning buat sarapan Rangga. Sekarang Rangga mandi dulu, setelah itu Rangga sarapan sama Tante Ayu, ya!?" Sebagai tetangga sebelah rumah, apalagi suaminya menjabat sebagai ketua RT, Ibu Dini berusaha membantu ketika salah satu warganya mengalami musibah seperti yang dialami Krisna saat ini.
***
Jam saat ini sudah menunjukkan pu kul 07,45 menit. Namun kedua orang tua Candramaya belum juga tiba di rumah sakit. Padahal, Candramaya harus mengurus dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan biaya operasi dan rumah sakit secara gratis bagi suaminya.
"Papa lama banget, ya, Mas? Aku mau ke kantor Polisi minta surat keterangan kecelakaan mumpung masih pagi, biar cepat kelar. Soalnya dari kantor polisi aku mau langsung ke tempat kerja Mas " Candramaya menjelaskan planningnya hari ini. Sementara dia sendiri pun mengambil cuti kerja, karena tak mungkin meninggalkan Krisna.
"Ya udah, kamu jalan aja, Yank. Biar aku di sini sendirian tunggu papa sama mama datang. Memangnya udah sampai mana?" Krisna menyuruh Candramaya untuk meninggalkannya sendirian, karena banyak yang harus diurus oleh istri itu.
"Aku tunggu pakaian, Mas. Aku 'kan perlu ganti baju, Mas. Dari kemarin aku nggak ganti pakaian, mandi aja nggak. Mana mungkin ada pergi dengan pakaian lusuh seperti ini." Mana sempat Candramaya memikirkan bersihkan tubuh dalam situasi seperti ini.
"Memangnya papa mama sudah sampai mana?" tanya Krisna menanyakan keberadaan mertuanya.
"Tadi sih katanya udah sampai rumah. Aku minta mama ambilkan baju buat aku. Nanti kalau udah selesai urus-urus, aku ke rumah dulu mau ambil pakaian Mas juga buat ganti," papar Candramaya, menerangkan jadwalnya yang sangat padat hari ini.
"Ya sudah, tunggu saja sebentar lagi," ucap Krisna pelan.
"Permisi, Ibu diminta ke bagian administrasi sebentar." Seorang perawat membuka tirai dan memberitahu agar Candramaya menghadap ke petugas di bagian administrasi.
"Iya, mbak. Makasih, ya," sahut Candramaya.
"Ada apa lagi, sih? Bolak-balik ke administrasi terus!" keluh Candramaya setelah perawat keluar meninggalkannya. Seumur-umur dia tidak pernah berurusan dengan rumah sakit. Saat melahirkan Rangga pun dia melakukan persalinan di bidan dekat rumahnya, sehingga dia bingung harus bolak-balik ke bagian administrasi.
"Sabar, Yank." Krisna menasehati Candramaya yang mengomel. Namun, Candramaya tak mendengar karena langsung meninggalkan suaminya menuju bagian administrasi.
"Ada apa, Mbak? Katanya saya dipanggil suruh ke sini?" tanya Candramaya setelah sampai di ruangan administrasi.
"Ibu, untuk pasien atas nama Pak Krisna, jika Ibu nggak keberatan, akan dipindahkan ke ruang ex isolasi, gimana, Bu?" tanya petugas rumah sakit.
"Hahh??" Candramaya terkejut ketika mendengar suaminya akan ditempatkan di rumah isolasi. "Memangnya kenapa suami saya harus diisolasi, Mbak?" Candramaya salah tangkap dengan penjelasan petugas rumah sakit yang mengatakan suaminya akan ditempatkan di ruang isolasi.
"Bukan, Bu. Bukan diisolasi. Maksudnya pasien akan ditempatkan di ruang ex isolasi yang dulu pernah dipakai isolasi pasien virus C beberapa tahun lalu. Tapi, ruangan itu sudah disterilkan dan sudah difungsikan sebagai ruang rawat inap sejak tiga tahun lalu. Kami minta persetujuan dari pihak keluarga, keberatan atau nggak pasien ditempatkan di sana?" Petugas menjelaskan lebih rinci tentang ruangan yang ia maksud.
"Apa nggak masalah ditempatkan di sana, Mbak?" Mendengar tentang Virus C saja sudah membuat Candramaya merinding, apalagi sampai dirawat di ruangan itu.
"Nggak masalah, kok, Bu. Karena ruangan itu sudah difungsikan untuk rawat inap pasien jika kekurangan ruangan untuk pasien. Kami tawarkan pada Ibu, jika Ibu nggak keberatan, secepatnya pasien dipindahkan ke sana. Tapi, jika Ibu keberatan, nanti akan kami tawarkan ke pasien lain dan Pak Krisna menunggu kamar rawat inap lainnya yang kosong." Petugas menjelaskan resiko jika Candramaya menolak tawaran Krisna dipindahkan ke ruang ex isolasi.
"Hmmm, apa di sana banyak pasien lain, Mbak?" tanya Candramaya kembali.
"Satu kamar terdiri dari dua pasien, Bu. Kebetulan di sana juga hampir penuh dan hanya ada satu kamar yang tersisa." Petugas rumah sakit sabar menanggapi setiap pertanyaan Candramaya.
"Tapi di sana aman 'kan, Mbak?" Terkesan rewel, Candramaya bertanya untuk meyakinkan dirinya.
"Aman kok, Bu. Nggak usah khawatir, Bu. Ruangan itu sudah disterilkan dan difungsikan sejak tiga tahun lalu." Dengan tersenyum, petugas rumah sakit meyakinkan Candramaya, Untung saja dia sabar melayani Candramaya.
"Ya sudah kalau memang aman, Mbak. Nggak apa-apa suami saya ditempatkan di sana." Setelah mendapat kejelasan, Candramaya akhirnya menyetujui tawaran petugas rumah sakit.
"Kalau begitu, saya minta Ibu tanda tangani surat ini dulu ya, Bu." Petugas meminta Candramaya menandatangani form yang disodorkannya sebelum Krisna dipindahkan ke ruangan itu.
*
*
*
Bersambung ...
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪