Di dunia kultivasi, Lin Chen, seorang pemuda dari Desa Hutan Bambu yang dianggap cacat karena tidak memiliki Dantian, menemukan sebuah kristal misterius di danau dekat rumahnya. Kristal itu menyatu dengan mata kanannya, memberinya kekuatan Mata Dewa—artefak ciptaan Sang Maha Pencipta yang mampu mengendalikan sembilan hukum di alam semesta.
Dengan kekuatan barunya, Lin Chen perlahan bangkit dari posisi terendah menuju puncak kekuasaan, menjadi sosok yang berpengaruh besar dalam menjaga keseimbangan alam semesta.
Namun, warisan ini membawa tanggung jawab besar, menempatkannya di tengah takdir yang akan mengubah dunia, juga dirinya, selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Persaingan Yang Sengit.
Bab 5. Persaingan Yang Sengit.
Setelah membayar 5 tael emas akhirnya Lin Chen pun bisa masuk ke dalam Sekte dan di sinilah dia berada sekarang. Di sebuah Aula Besar tempat berkumpulnya para murid baru lainnya.
Halaman Besar Sekte Pedang Surgawi.
Halaman besar dipenuhi calon murid dari berbagai penjuru. Wajah-wajah penuh harap dan ambisi menghiasi ruangan, namun suasana terasa tegang. Seorang tetua berwibawa melangkah ke depan, mengenakan jubah putih bersulam pola pedang yang melambangkan statusnya sebagai salah satu pilar utama Sekte Pedang Surgawi.
Dengan gerakan lembut namun penuh kekuatan, ia mengangkat tangannya, dan keheningan pun menyelimuti aula. Suaranya bergema tegas, memerintah perhatian semua orang.
Tetua itu berdiri di hadapan mereka dan berkata,
"Selamat datang, para calon murid, di ujian masuk Sekte Pedang Surgawi. Saya adalah Tetua Liu Ming, yang akan menjelaskan aturan dalam ujian kali ini.
Sekte kami adalah rumah bagi pendekar terhebat—mereka yang mengukir nama mereka di langit dengan kekuatan, ketekunan, dan kehormatan. Namun, ketahuilah bahwa tidak semua dari kalian akan diterima.
Ujian ini dirancang untuk menilai kekuatan kalian, baik fisik maupun mental, dan membuktikan apakah kalian layak menyandang lambang pedang surgawi."
Tetua Liu Ming berhenti sejenak, tatapannya menyapu seluruh aula, tajam dan penuh wibawa. Suasana menjadi semakin serius. Ia melanjutkan,
"Perhatikan baik-baik aturan ini. Pelanggaran akan berujung pada diskualifikasi langsung, tanpa pengecualian!"
Aturan Ujian
Aturan pertama: Tidak boleh curang. Segala bentuk kecurangan—baik menggunakan artefak tersembunyi, bantuan eksternal, atau metode licik lainnya—akan menyebabkan diskualifikasi langsung. Jika kalian merasa perlu curang untuk menang, kalian tidak layak menjadi murid Sekte Pedang Surgawi.
Aturan kedua: Saling menghormati. Kalian tidak diperkenankan mencelakai peserta lain hingga membahayakan nyawa mereka. Ingat, jika kalian diterima, mereka akan menjadi saudara sekte kalian.
Aturan ketiga: Batas waktu. Setiap tahap memiliki batas waktu. Peserta yang gagal menyelesaikan tantangan dalam waktu yang ditentukan akan dianggap gugur.
Tetua Liu Ming lalu menjelaskan tahapan ujian:
Tahapan Ujian
Tahap 1: Pengujian Tingkat Kultivasi
Peserta diminta mengukur tingkat kultivasi mereka menggunakan Pilar Prasasti. Hanya mereka dengan tingkat Pemurnian Qi Tingkat 3 atau lebih tinggi yang diizinkan melanjutkan.
Tahap 2: Arena Pertempuran
Dalam tahap ini, peserta akan bertarung satu lawan satu di arena. Teknik pedang, seni bela diri, atau senjata lain boleh digunakan. Namun, membunuh lawan akan menyebabkan diskualifikasi langsung. Penilaian didasarkan pada kemampuan bertarung, strategi, dan penguasaan seni bela diri.
Tahap 3: Tantangan Rintangan Alam
Peserta harus melewati Lembah Pedang Menggigil, jalur penuh jebakan, kabut beracun, dan makhluk buas. Tujuan kalian adalah mencapai Gerbang Pedang Surgawi dalam waktu tiga hari, membuktikan kemampuan bertahan hidup kalian.
Tahap 4: Tes Jiwa dan Mental
Peserta akan dimasukkan ke dalam Ruang Refleksi Jiwa, tempat mereka menghadapi ketakutan, kelemahan, dan sisi gelap mereka sendiri melalui ilusi nyata. Tes ini menguji kekuatan mental dan keberanian mereka.
Tetua Liu Ming menutup penjelasannya dengan berkata,
"Setiap peserta akan dinilai berdasarkan bakat, performa, dan sikap mereka selama ujian. Hanya mereka yang berhasil melewati semua tahapan dengan hasil memuaskan yang akan diterima sebagai murid luar Sekte Pedang Surgawi.
Ketahuilah, hanya sedikit dari kalian yang akan berhasil. Jangan biarkan rasa takut merusak tekad kalian. Bersiaplah! Ujian dimulai!"
Pintu besar menuju tahap pertama terbuka perlahan, memancarkan cahaya terang yang menandai awal perjalanan penuh tantangan. Para calon murid bergerak maju dengan tekad membara.
Pengujian Tahap Pertama
Setiap peserta menerima kartu nomor urut saat mendaftar. Lin Chen mendapatkan nomor 95, sesuai dengan antreannya sebelumnya.
Pemanggilan peserta dimulai. Suara tegas seorang murid senior bergema di aula:
"Peserta nomor urut 1, Wang Lei. Pemurnian Qi Tingkat 3 – Lulus, memenuhi syarat minimum."
"Peserta nomor 2, Zhang Ming. Pemurnian Qi Tingkat 4 – Lulus."
"Peserta nomor 3, Li Fang. Pemurnian Qi Tingkat 6 – Lulus dengan sangat baik."
"Peserta nomor 5, Huang Bo. Pemurnian Qi Tingkat 2 – Gagal, tidak mencapai tingkat minimum."
Pemanggilan terus berlanjut hingga giliran Lin Chen tiba. Dengan percaya diri, Lin Chen melangkah maju, meletakkan tangannya pada Pilar Prasasti, dan mengalirkan energi Qi-nya. Pilar itu memancarkan aura Pemurnian Qi Tingkat 4.
"Peserta nomor 95, Lin Chen. Pemurnian Qi Tingkat 4 – Lulus," ujar petugas ujian.
Lin Chen merasa lega. Meski yakin lulus, mendengar pengumuman itu tetap memberikan rasa puas. Ia segera mencari tempat untuk duduk dan bermeditasi sambil menunggu ujian selesai.
Saat ia berkultivasi, energi Qi di area sekitarnya tampak mengalir deras ke arahnya. Beberapa peserta tingkat tinggi memperhatikan, namun akhirnya mengabaikannya karena ia hanya berada di tingkat Pemurnian Qi ke-4.
Tahap Pertempuran
Setelah 5 jam, 1.000 peserta yang lulus diumumkan. Seorang senior bernama He Yan, kultivator di tingkat Pengumpulan Qi menengah, maju untuk menjelaskan aturan tahap kedua.
"Selamat kepada kalian yang lulus. Tahap kedua adalah ujian pertempuran, dibagi menjadi tiga babak:
Babak pertama: Pertarungan gerilya. Di arena itu ada dua tempat yang sudah di beri garis di tengah. Di sebelah kiri adalah tempat 1.000 peserta akan memperebutkan 500 kursi yang ada di sebelah kanan.
"Aturannya cukup sederhana, kalian akan bersaing satu sama lain untuk menjadi yang pertama melewati garis akhir. Gunakan seluruh kemampuan seni bela diri kalian untuk memberikan yang terbaik, termasuk menghalangi lawan agar tidak mendahului kalian. Setelah berhasil melewati garis, kalian bebas memilih kursi sesuai keinginan kalian."
Jadi sekali lagi aku tegaskan dari 1000 orang peserta ,sekte pedang surgawi hanya akan mengambil 500 orang. 500 orang ini adalah calon murid yang sudah resmi di terima.
Babak kedua: Pertarungan satu lawan satu untuk menentukan peringkat mulai dari peringkat terendah hingga teratas.
Babak ketiga: Pertarungan puncak yang akan di lakukan oleh peserta peringkat 1-100 untuk menentukan gelar 10 jenius terbaik tahun ini.
"Tanpa basa basi lagi. Sebelum pertandingan di mulai silahkan semuanya masuk ke dalam arena." Kata He Yan.
Setelah melihat semua orang sudah masuk He Yan kembali berkata
Pertandingan babak kedua di mulai."
Arena itu hiruk-pikuk dengan seribu peserta yang siap bertarung demi satu tujuan: mencapai garis bercahaya biru terang yang berada di tengah arena. Di antara mereka, seorang pemuda bernama Lin Chen berdiri dengan tatapan tajam. Tubuhnya ramping, tapi sorot matanya memancarkan tekad yang membara.
lautan manusia itu bergerak serentak. Lin Chen melesat maju, tubuhnya bergerak gesit seperti aliran air. Di sekelilingnya, suara benturan dan teriakan memenuhi udara. Seorang seniman bela diri elemen angin menciptakan badai kecil untuk menghalangi jalur peserta lain, tetapi Lin Chen melompat ke atas, memukul balik angin itu dengan tinju gelombang yang membelah pusaran udara.
"Aku tidak akan kalah!" gumamnya sambil terus bergerak, matanya menatap tajam ke arah sekeliling.
Namun, hal itu tidak semudah yang dia bayangkan. Di dekatnya, seorang kultivator tingkat Pemurnian Qi level 5 dengan elemen api meluncurkan bola api besar, membakar tanah di depannya. Lin Chen segera berguling ke samping, menghindari ledakan panas tersebut.
Ketika dia bangkit, seorang peserta dengan elemen racun menyerangnya dari belakang, menyemburkan kabut hijau beracun. Lin Chen, tanpa ragu, melompat tinggi, memanfaatkan momentum untuk menjauh dari jangkauan racun itu.
Di udara, dia bertemu dengan seorang ahli elemen angin lainnya yang mencoba menendangnya keluar jalur. Dengan cepat, Lin Chen memutar tubuhnya, menggunakan gerakan seni bela diri khasnya untuk menyerang balik.
DUAR!
Tinju tiga gelombang meledak seketika dan itu berhasil mendorong lawannya hingga jatuh ke tanah.
Semakin dekat ke tengah arena, pertempuran menjadi semakin kacau. Semua orang saling bersaing satu sama lain mencoba yang terbaik untuk melewati garis.
Seorang pejuang dengan elemen petir melesat melewati Lin Chen dengan kekuatan ledakan yang mengerikan, menyerang lawan-lawan di depan dengan kilatan listrik.
Di sisi Lin Chen segera melompat ke salah satu celah yang diciptakan petir itu, menggunakan kecepatan lawan sebagai jalan pintas untuk mendekati garis bercahaya.
Namun, ancaman datang lagi. Seorang pemuda dengan dengan tubuh kekar tingkat Pemurnian Qi level 4 dengan elemen logam memblokir jalannya dengan tembok baja besar. Tanpa kehilangan akal, Lin Chen memanfaatkan pecahan batu di sekitarnya. Dia melompat ke atas tembok logam itu dengan gerakan akrobatik, mendarat di sisi lain sebelum lawannya bisa bereaksi.
Ketika garis batas hanya beberapa meter di depannya, energi Lin Chen mulai terkuras. Napasnya berat, tubuhnya penuh luka, tapi dia tidak berhenti. Namun mata kanannya yang berwarna hijau samar segera bersinar terang.
Menyerap energi Qi dari alam sekitar dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Sehingga rasa lelah dan lukanya langsung pulih dalam sekejap mata. Kegembiraan melintas di matanya.
Dia bisa bergerak dengan sangat lincah karena mata kanannya seolah bisa menganalisa gerakan lawan dan kelemahan dari gerakan itu langsung terlihat jelas di matanya. Dengan kekuatan fisiknya yang telah pulih sepenuhnya dia segera melesat maju.
Kakinya akhirnya menjejak garis bercahaya biru itu. Lin Chen berhasil. Dia berdiri dengan napas terengah tapi matanya bersinar dengan kelegaan. Di sekitarnya, ratusan peserta lain juga berhasil mencapai garis, beberapa terjatuh karena kelelahan, tapi mereka telah lolos.
Namun, ratusan lainnya tergeletak di pinggiran arena, gagal dalam pertarungan brutal ini. Arena dipenuhi oleh yang tersungkur, sementara Lin Chen dan mereka yang lolos segera melangkah menuju kursi yang di sediakan.
Lin Chen tersenyum tipis dan bergumam. "Ini baru permulaan."
Dan begitulah waktu terus berlalu hingga akhirnya 500 peserta benar terkumpul. Dan babak selanjutnya. Tiba tiba lantai bergetar hebat area di sekitar arena utama menonjol ke atas membentuk sebuah arena baru yang tersebar. Ada 9 arena yang terlihat. Jadi totalnya ada 10 arena saati ini.
Tidak lama kemudian He Yang maju ke depan dan berkata dengan suara yang dalam.
"Selamat untuk 500 peserta yang lolos, mulai sekarang kalian telah resmi menjadi murid baru dari Sekte Pedang Surgawi. Tapi pengujian masih belum berakhir. Masih ada pertarungan individu yang akan menentukan peringkat kalian semua." Ucapnya sambil memandang sekeliling.
Setalah jeda sejenak dia berkata
"Ada 10 arena di sekitar kalian semua. Jadi pertarungan kali ini akan di ikuti oleh 20 peserta sekaligus dalam satu kali pertandingan. Bagi siapapun yang menempati nomor yang telah di tertera di kursi masing masing harapan segera naik ke arena untuk memulai pertandingan."
Lin Chen duduk dengan tenang di kursinya menunggu dirinya di panggil. Saat ini dia duduk di kursi dengan nomor 14.