NovelToon NovelToon
Pulang Untuk Membalas Dendam

Pulang Untuk Membalas Dendam

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: nita kinanti

Dira, gadis yang dulu menjadi korban bully dari teman sekolahnya akhirnya berubah menjadi sosok yang kuat dan berkuasa. Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar kota. Dia berusaha mengubur dalam-dalam kenangan pahitnya sewaktu menjadi korban bully dan ingin melanjutkan hidupnya dengan tenang karena yakin karma akan bekerja dengan sendirinya.

Tetapi kemudian, Dira mendengar jika ternyata orang-orang yang dulu membullynya sekarang hidup bahagia, Dira merasa tidak terima. Kepulangannya ke kota kelahirannya yang tadinya hanya demi karier berubah menjadi keinginan untuk membalas dendam. Dira bertekad jika karma belum menghampiri mereka maka dia yang akan menghantarkannya.

Akankah Dira berhasil membalas dendamnya atau justru memaafkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Pingsan Tanpa Rencana

Dira sampai di rumah hampir pukul sepuluh malam. Dira segera membersihkan badannya tetapi setelah itu dia tidak langsung tidur. Dira justru melamun di balkon kamarnya memikirkan bagaimana selanjutnya. Ide untuk membuka sebuah restoran itu muncul begitu saja di benaknya ketika melihat Hesti. Anggap saja Dira mencapai dua tujuan hanya dengan satu langkah. Dia bisa membantu Hesti sekaligus membalas Rieke di saat yang bersamaan.

Yang Dira pikirkan sekarang adalah tempat yang strategis. Kalau bisa tempat itu juga berdekatan dengan restoran milik Rieke karena tujuan utamanya membuka restoran adalah untuk membuat restoran Rieke sepi pengunjung lalu akhirnya bangkrut.

Dira masuk ke dalam kamar lalu membuka laptopnya. Membuka restoran memang sesuatu yang tidak dia rencanakan, tetapi Dira tidak ingin main-main dalam prosesnya. Dira mulai menyusun konsep, anggaran dan lain sebagainya. Dira sudah cukup lama bekerja di dunia bisnis jadi dia tahu apa yang harus dia lakukan. Soal modal, Dira tidak perlu khawatir karena tabungannya lebih dari cukup untuk membuka empat atau lima restoran lagi.

Keesokan harinya...

Narti sudah menunggu Dira untuk sarapan. Dia sendiri yang memasak semua makanan untuk sarapan meskipun sekarang dia sudah memiliki asisten rumah tangga.

"Ibu masak makanan kesukaanmu," ucap Narti begitu Dira duduk di ruang makan bersamanya.

"Ibu tidak usah repot-repot, nanti ibu kecapekan. Aku bisa makan apa saja."

"Ibu ingin menebus semuanya. Dulu ibu tidak pernah masak buat kamu karena ibu harus bekerja." Dulu Narti berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja di rumah Selvi lalu pulang menjelang petang sehingga dia tidak sempat membuatkan Dira sarapan.

"Sudahlah Bu ... "

"Makanlah yang banyak," ucap Narti disertai senyum. Dira hanya mengangguk.

"Apakah nanti kamu akan pulang malam lagi?"

"Sepertinya begitu. Ada urusan yang harus aku selesaikan malam ini. Ibu tidak perlu menungguku." Bukan urusan perusahaan, melainkan urusan restoran yang akan dia buka bersama Hesti. Pulang kerja nanti Dira akan mencari lokasi untuk restorannya nanti.

Terlihat raut kekecewaan di wajah Narti tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Ibu perhatikan kamu terlalu sibuk bekerja. Berangkat pagi pulang malam. Kamu sampai tidak punya waktu untuk bergaul dengan teman-temanmu. Apa kamu tidak ingin memiliki kekasih?"

Kekasih? Pacar? Itu adalah kata yang tidak ada di dalam kamus hidup Dira. Saat ini yang dia inginkan hanyalah bekerja dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Dia tidak ingin hidup miskin lagi karena sudah pernah merasakannya. Selain itu ada ketakutan terbesar yang membuatnya tidak ingin menjalin sebuah hubungan. Ketakutan yang hanya Dira sendiri tahu alasannya.

"Nanti Bu, Dira masih ingin fokus bekerja. Dira tidak ingin hidup susah seperti dulu," jawab Dira apa adanya.

"Tetapi yang kamu miliki sekarang sudah lebih dari cukup Dira. Apalagi yang kamu cari? Lihatlah Rieke sudah punya anak, dan Non Selvi juga sudah bertunangan, kamu kapan?"

Lagi-lagi Narti menyebut nama Selvi dan Rieke di depan Dira.

Mendengar ibunya selalu menyebut nama dua perempuan itu selalu membuat mood Dira buruk. Tetapi Dira selalu menahan diri agar tidak marah kepada ibunya. Bagaimana pun sikap ibunya kepadanya dulu Dira tetap menyayangi ibunya. "Aku berangkat sekarang," ucapnya. Dira meletakkan sendok makannya meskipun baru makan beberapa suap.

"Kamu baru mulai makan Dira, kenapa buru-buru?"

"Aku akan melanjutkan sarapan di kantor," jawab Dira datar. Dira pun meninggalkan sang ibu yang terlihat bingung dengan sikapnya.

Tiba di perusahaan Dira disambut Tia sang asisten. "Tuan Zaki sudah menunggu," bisiknya.

"Sepagi ini? Bukankah harusnya nanti jam sembilan?!" tanya Dira. Tia mengedikkan bahunya karena tidak tahu kenapa Zaki datang sepagi ini.

"Tolong pesankan makanan karena aku belum sarapan. Antarkan ke ruanganku jika aku dan Zaki sudah selesai," ucap Dira.

"Siap Bos," jawab Tia.

Dira segera masuk ke ruangannya. "Bukankah ini terlalu pagi untuk membicarakan bisnis?" tanya Dira begitu melihat Zaki duduk di kursi tunggu di depan ruangannya. Dira tampak sudah akrab dengan Zaki meskipun mereka baru dua kali bertemu.

"Maaf, kamu boleh menganggap aku tidak profesional tetapi aku sengaja datang lebih pagi karena nanti aku akan pergi ke butik bersama tunanganku untuk memilih gaun untuk pesta pertunangan kami. Kamu tidak masalah 'kan?" balas Zaki berharap Dira mau mengerti.

"Oh ... Tidak masalah. Silahkan masuk." Dira membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan Zaki masuk.

"Terimakasih." Zaki pun memasuki ruangan Dira dengan wajah lega. Sementara Dira tampak tersenyum tetapi otaknya berputar memikirkan cara agar Zaki tetap bersamanya dan tidak jadi menemani Selvi memilih gaun.

Zaki dan Dira mulai membicarakan masalah kerja sama. Sudah hampir dua jam mereka berbicara. Tiba-tiba saja Dira merasa pusing. Badannya gemetar dan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

"Dira, kamu tidak apa-apa? Kenapa wajahmu pucat?" Rupanya Zaki menyadari jika kondisi Dira sedang tidak baik.

"Aku tidak apa-apa Zaki, sudah biasa begini kalau aku telat makan."

"Jadi kami belum sarapan?"

Dira menggeleng. "Rencananya aku akan sarapan di sini tadi. Tetapi kamu sudah menunggu aku tidak enak jika kamu harus menunggu aku selesai sarapan dulu. Tetapi aku tidak apa-apa. Kita lanjutkan saja, sebentar lagi selesai lalu kamu bisa menemani kekasihmu," terang Dira apa adanya sambil berusaha menahan pusing di kepalanya. Rencana untuk menahan Zaki agar tetap di sini pun dia lupakan karena untuk saat ini yang Dira inginkan hanyalah makan.

"Kamu yakin?"

Dira mengangguk.

"Baiklah," jawab Zaki. Sebenarnya dia merasa tidak enak kepada Dira, tetapi dia juga sudah terlanjur berjanji kepada Selvi dan dia tidak ingin mengecewakannya.

Beberapa saat kemudian mereka pun selesai lalu Zaki pun pamit. "Terimakasih atas pengertianmu Dira. Aku sangat menghargainya," ujar Zaki sambil berdiri.

Dira ikut berdiri tetapi tiba-tiba saja tubuhnya lunglai dan hampir ambruk. Beruntung Zaki sempat menahannya hingga Dira tidak jatuh ke lantai.

Zaki membaringkan tubuh Dira di sofa di ruangan Dira. Lalu dia memanggil asisten Dira. "Tolong Dira, dia pingsan," seru Zaki kepada Tia.

Tia bergegas masuk ke dalam ruangan Dira. Dia memberikan pertolongan pertama agar atasannya itu segera sadar.

"Bu Dira tidak apa-apa Tuan, mungkin dia hanya masuk angin karena belum sarapan," terang Tia kepada Zaki yang terlihat khawatir.

"Ya, dia juga bilang begitu tadi. Aku jadi merasa bersalah. Aku akan pesankan makanan," ucap Zaki.

"Tidak perlu Tuan, saya sudah memesan makanan. Tapi Bu Dira ingin makan jika sudah selesai meeting karena tidak enak sama Tuan Zaki."

Penjelasan Tia membuat Zaki semakin merasa bersalah. "Oh ... Ini seratus persen salahku," sesal Zaki.

1
lizah meon
pilih aje Jeff. jgn jual.mahal sgt. nnti diambil org atau Jrff bosan dgnmu Dira.
lizah meon
Luar biasa
Yovan Imbar
👍👍
Asiana Tyas
Luar biasa
Iis
kok jeff tshu apartmn c alex y
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sulaiman Efendy
LUMAYAN BAGUS, DN BNYK HIKMAH SERTA PEMBELAJARAN DLM NOVEL INI..
Sulaiman Efendy
PASTI ORG TUA PARA PMBULLY OLIV DIANCAM SAMA DIRA, DNG ANCAMAN MNARIK INVESTASI DIPRUSAHAAN MRK..
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA LO AKN BERLUTUT DIBAWAH KAKI DIRA..
Anisah
bAgus
pak siwoyo
keterbukaan dira akam membuat jeff bertindak ...dg kekuasaan dan kelayaannya semua teratasi .... masalah alex keciiiiiillll
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya kak, sy suka cerita wanita kuat /Good/
As Tini
knp gk ngomong sama jeff sih, bodoh bnget
Dwi Fadilah
Luar biasa
愛の光 (Ai no Hikari)
ya seperti itulah akibatnya jika terlalu memanjakan anak. boleh² saja menuruti keinginan anak, tp hrs dipilih² mana yg lebih penting bukan semua keinginan anak hrs dituruti. anak jg hrs diajarkan bagaimana krja keras, biar nntinya jika terjadi apa² dia tahu hrs bagaimana
Tisa Larasati
bagus ceritanya TDK bertele tele
gambir dua
Lumayan
Sukliang
gimana kabar zaki
Anonymous
t
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!