NovelToon NovelToon
Penakluk Cinta Sang Pewaris

Penakluk Cinta Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:741.4k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Camelia

"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"


Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.


"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"


"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"


Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Power Full

Selamat membaca..

🍒

🍒

🍒

"Nak Mahen dan Nayla sudah saling kenal?" tanya Pak Hadi penasaran melihat interaksi kedua anak manusia yang berbeda gender itu.

Mahen bingung harus menjawab pertanyaan Pak Hadi. Apa iya, dia harus menjawab jujur kalau supirnya kapan hari mau menabrak putri nya? Bisa-bisa, dia keluar dari rumah Pak Hadi tinggal nama.

"Nak Mahen!" panggil Pak Hadi yang pertanyaannya belum terjawab oleh Mahen.

Mahen gelagapan. "Ehh, iya, Pak Hadi. Saya mengenal Putri Bapak dari keponakan saya," jelas Mahen sekenanya. Sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Ohh, keponakan nak Mahen, teman sekolah Nayla," kata Pak Hadi sambil mangut-mangut.

Mahen mengangguk sembari mengulas senyum tipis.

Drrt.. Drrtt..

Mahen terjingkat kaget, ponselnya bergetar di saku celana jeans yang dipakainya. Ia merasa geli, buru-buru ia menggeser tombol hijau di layar benda pipih yang berlogo apel tak utuh itu dan menyalahkan handsfree di indera pendengarannya, lanjut mulai berbicara pada seseorang yang kini menghubungi dari sebrang.

"Bos," sapa seseorang dari sebrang sana. "Masih di tempat kejadian?" tanya Gala sang assisten.

"Iya, segera kamu ke sini dan selesaikan urusannya! Dan jangan hubungi Mama!"

"Siap, Bos. Sebentar lagi, saya sampai di tempat kejadian."

Panggilan dimatikan terlebih dulu dari ponsel Mahen.

Tak mau membuang waktu. Gala segera menginjak pedal gas mobil yang dikemudikan power full.

****

Setengah jam berlalu.

Mahen masih menunggu Gala di teras rumah Pak Hadi. Ia duduk di kursi yang terbuat dari bahan kayu jati, sambil memandang taman yang asri dipenuhi tanaman hias berwarna hijau di samping kiri kanan dan ada juga pohon mangga yang di tanam di depan rumah sebagai peneduh. Jika tertiup angin terasa sejuk hawanya.

Tak lama, Nayla keluar bersama sang ibu dengan nampan di tangan yang berisi minuman dan cemilan.

"Silakan diminum, om," Nayla menaruh gelas yang berisi cairan berwarna coklat di atas meja di sebelah Mahen.

"Nae, nak Mahen ini, om dari teman kamu yang mana?" tanya Pak Hadi pada putri kesayangannya.

"Teman siapa, Ayah?" Nayla balik bertanya kepada Ayahnya.

Seketika netra Mahen menatap ke arah Nayla yang sedang berdiri di dekatnya, sembari memberi kode.

Kening Nayla mengernyit bingung antara pertanyaan Ayahnya dan tatapan dari pria yang duduk di depannya.

Garis horizontal yang berjejer di sana bertambah setelah mendengar suara Mahen yang menjelaskan siapa keponakannya yang menjadi teman sekolah Nayla.

"Itu loh, Nae. Si Dian, kan satu sekolah sama kamu," suara Mahen membuyarkan lamunan Nayla.

"Rahadian?" tanya Nayla.

"He'em," sahut Mahen untuk menutupi sandiwara nya.

"Rahadian Pradipta?" ulang Nayla menyakinkan.

"Iya yang tempo hari ketemu di depan sekolahan kamu itu," balas Mahen asal, sambil berdiri mendekati Nayla.

"Jadi, nak Mahen ini, om dari Rahadian teman kamu sekolah, Nae?" Ibu Yunita juga bertanya pada Nayla, putrinya.

"Iya, Bu. Tempo hari Nae bertemu om Mahen di depan sekolah," akhirnya Nayla mengikuti alur drama dari Mahendra Wijaya.

"Mari silakan diminum, jangan cuma dilihatin aja. Nggak akan berkurang airnya kalau cuma dilihatin," ucap Bu Yunita, terkekeh.

"Iya, nak Mahen. Nanti keburu dingin, jadi nggak hangat lagi. Bisa-bisa manisnya ikutan ilang loh," tambah Pak Hadi.

"Gampang, Yah. Kalau manis nya ilang, kan tinggal mandang Nae yang manis ini," narsis nya.

Terdengar suara kekehan di teras rumah Pak Hadi.

Mahen yang melihat keakraban dan keharmonisan keluarga Nayla, jadi merasa iri. Rumah yang sejuk dengan suasana pepohonan yang menghijau ditambah dengan penghuninya yang hangat penuh smile.

'Andaikan rumah tangga ku dengan Giska seperti keluarga ini. Pastilah aku akan semakin betah tinggal di rumah, bercengkrama dengan keluarga kecilku,' khayal Mahen.

1
NJ🔒♥️
Auwwww🙃
NJ🔒♥️
Jangan banyak tanya Surya nanti kena pentung kamu🤣🤣
NJ🔒♥️
Perintah sang nyonya besar
NJ🔒♥️
Cairan apa dulu ini🙈
NJ🔒♥️
Hmmm🤭
s5
Selalu berusaha dan berdoa Nae
s5
Pakai ada imbalan nya ya
Kamu💖
Abang gojeknya ngelawak 😅😅
Asifa53
Jodoh tak kan ke mana nae🤭
sasa8
Surya tahan telinga diomelin ibu negara 😁😁
Asifa10
karir terus 😬
Asifa09
Nae nae 😆😆
sisi⁴💞
Menunggu Mala junior 😁
s7
Bahagia selalu
shinta2
Happy Ending 🥳🥳
EVOS7
Lanjut lanjut like
Kendra12
Ke puncak menara sutey
Kendra12
Gimana mau cuci otaknya 🤭
Blade
Pindah planet ini
Blade
mahen mulai curiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!