NovelToon NovelToon
Bidadari Surga Yang Dirindukan

Bidadari Surga Yang Dirindukan

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Leny Fairuz

Dalam Sekuel kedua mengisahkan tentang lika-liku kehidupan Khaira Althafunnisa putri Hani dan Faiq dalam menemukan cinta sejati. Khaira telah menetapkan hatinya pada Abbas, seorang lelaki sederhana yang telah menggenggam hatinya sejak awal. Dengan kepergian Abbas meyakinkan Khaira bahwa mereka akan sehidup sesurga, hingga ia menutup hatinya untuk siapa pun yang mencoba mendekati dan meminangnya. Alexsander Ivandra seorang Ceo New Star Corp., tidak percaya yang namanya cinta sejati. Setelah diselingkuhi Sandra, kekasihnya yang seorang artis juga model termahal yang merupakan artis dibawah naungan manajemen artis miliknya, sulit bagi Ivan untuk mempercayai seorang wanita, hingga akhirnya pertemuan pertama hingga kesekian kali dengan Khaira membuat Ivan merasakan ada yang berbeda. Mampukah Ivan menaklukkan hati Khaira yang terlanjur membeku untuk memulai hubungan baru dengan seorang pria. Bagaimana cara Ivan untuk membuktikan bahwa perasaannya benar-benar tulus, bukan sekedar cinta biasa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

“Assalamu’alaikum calon istriku…” suara Faiq yang menghubunginya malam itu membuat Hani yang baru selesai salat Isya tersenyum.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.” Hani menjawab  lirih. Ia takut Hasya terbangun karena barusan terlelap, kecapaian habis bermain bersama kedua kakaknya.

Suasana di lantai bawah masih ramai, karena beberapa karyawannya masih memasang dekorasi untuk acara pernikahan Hani dan Faiq besok. Untuk acara resepsi akan di adakan di Hotel Horisson kepunyaan Darmawan yang sudah di sulap dengan dekor yang sangat mewah. Darmawan dan Marisa tidak tanggung-tanggung mengeluarkan biaya untuk pernikahan putra mereka satu-satunya.

“Kok diem sih, sayang? Aku kangen udah satu minggu nggak ketemu kamu…” suara Faiq terdengar lain, berusaha menahan rindu yang udah kadung berat.

“Takut dede kebangun. Nih barusan tidur juga, habis main sama  si kembar.” Hani menahan senyum mendengar gombalan receh Faiq. “Lebay banget, sih.”

“Nggak pa-pa. Ini juga baru belajar. Ntar besoknya aku bakal merayu  kamu.” Suara Faiq terdengar ringan tanpa beban.

“Ih, ngapain juga merayu, udah kebal kok. Nggak mempan.” Hani merasakan gemuruh jantungnya mendengar suara Faiq yang lebih santai dari biasa.

“Ha ha ha…” Faiq tertawa lebar, “Ya deh. Nanti aku nggak bakal ngombalin kamu yang receh tapi  langsung praktek aja…”

“Ha?” Hani sontak kaget mendengar ucapan Faiq.

“Unda tenapa?” suara kenes Hasya yang mengusap-usap matanya karena merasa terganggu mendengar suara Hani yang agak tinggi mengejutkan keduanya.

“Dede kebangun?”

“Iya, mas. Maaf ya mas, besok kita lanjutin lagi…”

“Ok, mas tunggu di kamar pengantin kita.” tawa Faiq langsung pecah setelah mengucapkan kata-kata itu. Ia yakin wajah Hani pasti merona.

Hani menutup perbincangan mereka dengan senyum dikulum. Ia tak menyangka kedekatan mereka selama ini telah menghadirkan bias-bias kejora yang mulai mengiringi langkahnya. Ia berharap kebahagiaan akan datang menghampirinya bersama ketiga buah hatinya. Faiq seorang lelaki yang baik, dan ia berharap  Faiq mampu menjadi sosok ayah yang baik bagi ketiga buah hatinya. Ia memohon kepada Yang Kuasa agar memberikan yang terbaik bagi dirinya maupun ketiga buah hatinya saat sudah bersama Faiq.

Pagi itu kediaman Hani sangat ramai. Teman-teman terdekat yang sudah dianggapnya sebagai keluarga telah memenuhi kediaman mereka, begitu pun karyawan yang bekerja di restorannya yang kebetulan hari ini di tutup.

Gigi dan Fery yang di dapuk sebagai tuan rumah, sibuk mengurus tamu di depan. Hanif dan Wulan masih mengoordinir para koki yang menyiapkan catering untuk para tamu. Si kembar dan si mungil sudah didandani dengan sempurna.

“Atu inces tantik…” Hasya berputar-putar menunjukkan penampilannya yang mirip seorang peri dengan baju pesta berwarna putih dengan rambut yang dikuncir dua.

Wulan tersenyum mendengar celotehannya. Ia mencium pipi Hasya dengan gemes, “Iya. Tante tau, dede peri cantik sekarang.”

“Butan peyi, tapi  inces…” Hasya protes mendengar perkataan Wulan. Ia cemberut  sehingga Wulan makin gemes pengen cubit pipinya.

“Eh, princess om yang tercantik.” Hanif muncul bersama si kembar yang lengkap memakai seragam jas serba putih dilengkapi dengan kopiahnya, membuat wajah Hasya langsung cerah mendengar ucapan pamannya.

“Ayo kita lihat bunda.” Wulan meraih jemari mungil Hasya membawanya naik menuju kamar Hani yang kini sedang dirias MUA yang telah dipilihkan Marisa.

Hani yang baru selesai dirias terpana melihat wajahnya. Matanya berkaca-kaca, mengingat hari ini untuk kali keduanya ia menikah. Ia tidak pernah menginginkan apalagi membayangkan akan menjalani pernikahan yang kedua kali. Tapi takdir berkehendak lain. Ia yang pernah berikrar menikah hanya sekali seumur hidup, namun kenyataannya …

“Unda tantik…” suara kenes Hasya membuyarkan lamunan Hani. Ia melebarkan tangannya melihat ketiga buah hatinya berada di kamarnya dan sudah berpakaian yang sama dan sangat serasi dengannya.

Air mata Hani tanpa terasa menetes di pipinya.  Ia tak menyangka akan mengalami pernikahan untuk kedua kalinya.

“Aduh mbak, rusak deh riasannya. Tahan dulu dong nangisnya.” Salah seorang MUA yang bernama Susi protes dengan kelakuan Hani.

Hani langsung minta maaf, “Maafkan saya, mbak. Pasti mbak paham dengan kondisi saya.” Ia menghapus air mata yang sudah terlanjur menetes dengan tissue yang ada di atas meja.

“Ya, sih. Nanti kalau selesai ijab qabul boleh deh tangis-tangisan biar semalam suntuk.” Sela Ria rekan MUA Susi.

“Nah, rombongan mempelai laki-laki sudah datang.” Wulan membuka tirai jendela kamar Hani melihat arak-arakan mobil yang beriringan memenuhi jalan di depan kompleks perumahan mereka.

“Mbak Hani di sini aja dulu. Nanti kalau udah sah, baru boleh keluar.” Ria merapikan riasan Hani dan memintanya tetap menunggu di tempat.

“Aduh, pengantin lelakinya guantenge poll.” Ceplosan Gigi yang baru masuk kamar Hani mengejutkan semuanya.

“Emang dari lahir kok.” Ujar Wulan, “Nggak kecewa mbak Hani dapetin mas Faiq, masih ori lagi…”

“Huss!” Hani memarahi Wulan yang sembarangan ngomong di depan bocah-bocah yang masih berada di ruangan itu.

“Ayo sayang sama mami.” Gigi segera mengajak ketiga bocah itu untuk mengikuti langkahnya ke bawah, karena acara akad akan segera dimulai. Ia tak ingin melewatkan kesempatan ini, melihat sahabat terbaiknya menikah dengan lelaki yang sangat tulus mencintainya.

Dengan didampingi kedua orangtuanya beserta Hanif yang akan menjadi wali nikah Hani, Faiq yang awalnya santai tiba-tiba merasakan jantungnya berdebar cepat, begitu penghulu sudah duduk berhadapan dengannya. Ini adalah hari bersejarah seumur hidupnya. Karena mulai hari ini statusnya akan berubah. Ia akan menjadi seorang suami serta ayah dari tiga orang malaikat kecil yang pertanggung jawabannya tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.

“Sudah siap, mas?” pak penghulu yang melihat Faiq mulai berkeringat dingin tampak menyunggingkan senyumnya, “Nggak usah deg-degan mas, santai aja.”

Hanif berbisik padanya, “Jadi nikah nggak nih? Atau mau ditunda dulu…?”

Faiq menyipitkan matanya, “Saya siap pak penghulu.” Sautnya tegas.

MC mulai membuka acara, menyapa kedua belah pihak keluarga mempelai, serta memperkenalkan nama mempelai laki-laki dan perempuan kepada tamu undangan yang tidak seberapa banyak. Hingga tibalah pada acara puncak.

“Saya terima nikah dan kawinnya Hanifah az Zahra bin almarhum Ginanjar dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai.” Faiq menjabat tangan Hanif sebagai wali Hani dengan kuat.

“Sah…”  kompak para tamu serta keluarga besar kedua mempelai mengucapkan secara bersamaan membuat Faiq merasakan kelegaan luar biasa.

Bersamaan dengan suara MC yang mengiringi langkah Hani yang didampingi Mawar dan Wulan turun dari lantai dua menuju tempat prosesi pernikahan di adakan.

Faiq dapat melihat kecantikan luar biasa yang terpancar dari perempuan yang sangat ia dambakan, dan atas anugrah ilahi hari ini telah ia halalkan menjadi pendamping hidupnya, dan insya Allah menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.

“Masya Allah…” Faiq berguman dalam hati begitu melihat Hani yang kini sudah berada di sampingnya.

“Silakan mempelai pria, sekarang perempuan ini sudah sah menjadi istri anda.” Penghulu tersenyum melihat Faiq yang masih terkesima memandang wajah ayu di depannya.

Segera Faiq meraih tangan Hani, dan membiarkan Hani mencium tangannya. Kemudian Faiq mencium kening Hani dengan mesra. Ia memejamkan mata ketika bibirnya mendarat dengan lembut di kening mulus milik Hani sambil merapalkan do’a semoga Allah memberikan keberkahan dalam kehidupan rumah tangga mereka yang akan dimulai pada saat ini.

“Sabar, bro. Masih pagi.” Hanif menepuk bahunya melihat Faiq yang masih menempelkan bibirnya di kening Hani. “Tuh ayah dan ibu udah nggak sabar mau foto.”

“Papa, bunda…” suara Hasya membuat keduanya segera mengakhiri sesi mesra  mereka.

“Ayo sini anak papa…” Faiq segera menggendong Hasya dan menggandeng Ariq serta  Ali mendekati keluarga besarnya yang diikuti Hani di belakangnya.

“Wah, sekarang pak Ustadz udah merried.”  sepupunya yang bernama Andi dari pihak Marisa menyapa keduanya sambil tersenyum lebar.

“Ya, dong. Sudah ketemu yang cocok.” Sambung Faiq cepat.

Andi adalah pengusaha yang berasal dari Banten. Ia sudah menikah dengan Astri seorang guru dan mempunyai dua anak laki-laki  dan perempuan yang sulung  berusia 12 tahun bernama Putra Mahardika dan yang bontot  Putri Anjani berusia 6 tahun. Usianya sama dengan Faiq 33 tahun, tetapi ia menikah muda. Selesai kuliah langsung ijab qabul dengan Astri yang merupakan teman SMAnya.

Astri memandang Hani sambil tersenyum, “Pantesan mas Faiq sabar ngejomblo, yang ditunggu, bidadari mah lewat…”

Faiq mengusap bahu Hani lembut, “Nih, yang satu ini bikin aku nggak bisa lepas.” Ia menurunkan Hasya dari gendongan, dan mencium pipi Hasya seketika.

“Selamat ya. Semoga samawa …” Astri berkata dengan tulus sambil memeluk Hani dengan hangat. Mendengar cerita suaminya, ia turut prihatin dengan kehidupan Hani sebelumnya.

“Terima kasih, mbak. Aku nggak pd dengan keadaanku…” ujar Hani lirih.

“Ngapain nggak pd?” Astri menatapnya, “Setiap orang punya masa lalu, sayang. Dan itu bukanlah masalah buruk bagi keluarga kita. Sekarang saatnya kamu dan anak-anak berbahagia.”

Hani terharu mendengar ucapan Astri. Ia sosok yang menyenangkan dan Hani bahagia karena telah diterima di keluarga besar Marisa.

“Anak-anak kalian sangat menggemaskan.” Andi mengusap kepala Hasya dengan lembut.

“Main sama kak Putri aja, sini…” Astri berusaha mendekatkan Hasya dengan anaknya yang asyik main sendiri. Akhirnya kedua bocah perempuan mungil itu bermain bersama dan tampak akrab berjalan kesana-kemari.

 

 

1
Khairul Azam
bener bener ini novel otornya sok baik. anak dihina begitu diem aja gak ada pembelaan. baik sih boleh tapi harus tau mana yg perlu dibaiki dan mana yg nggak patut untuk dibaiki.
Khairul Azam
ini ni yg gak aku suka dinovel ini, ara gak pernah balas ucapan kasar dr orang yg sudah kasar sama dia. baik boleh tp klo sudah ngomkng kasar balas lah.
Khairul Azam
semua bilang bersatu bersatu trs klo mereka mengalami apa yg dirasaakan ara masih kah mereka bilang bersatu.
Khairul Azam
aku pun jg gak ada simpati sama sekali sama ivan.
Khairul Azam
emang bener sih ivan terlalu meremehkan ara. coba kalo anaknya bryan gak ninggak gak mungkin dia nyari ara.
Khairul Azam
orang pokigami itu pada dasarnya gak ada yg bahagia, yg bilang ikhlas ikhal dipoligami itu hanya sekedar menghibur diri nya sendiri, banyak yg tau agama yg poligami bilang adil dan khlas itu bohong mereka laki lakinya hanya memuaskan nafsunya saja memanjakan slangkangan mereka aja..
Khairul Azam
menjijikan mau balikan manusia manusia sampah
Khairul Azam
menjijikan ivan
Marni Marni
màsa lalu ivan mungkin buruk, tp jujur melihat kesungguhan dan penyesalan ivan saya lbh suka rara kembali sama ivan, biarkan anak" nya mendapatkan kasih sayang dr ayah kandungnya, setiap manusia bs berubah utk menjadi lbh baik
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih sudah di ijinin baca Marathon TAMAT MBAK Author, semoga kita semua selalu di beri sehat, Aamiin 🤲
Bundanya Pandu Pharamadina
Masya Allah semoga apa yg di harapkan terqobul Ivan Khaira
Bundanya Pandu Pharamadina
adik kakak ipar rukun harmonis
❤❤❤❤
almarhum Adi, Tariq ,Hani ,pastinya bahagia
Bundanya Pandu Pharamadina
Khaira... ayo semangat dan jemput kebahagiaan mu(Khaira)
Bundanya Pandu Pharamadina
sehidup semati.
❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Andai dan andai terus Fariq, lenggah dan mudah tertipu mah iya jadi suami
Bundanya Pandu Pharamadina
Alhamdulillah Faiq sadar
Bundanya Pandu Pharamadina
Hani kamu juga harus tegas dan bila perlu ulat bulunya tumpas pakai sianida, Faiq bikin mak mak pengen ngetok pake palu biar sadar di Faiq
Bundanya Pandu Pharamadina
yg tegas dong lakinya, jangan ya ya aja
Bundanya Pandu Pharamadina
Aamiin🤲
Bundanya Pandu Pharamadina
Bapak mertua yg baik dermawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!