NovelToon NovelToon
Anak Yang Tidak Diakui

Anak Yang Tidak Diakui

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Poligami / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:261.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

MOHON MAAF
TAHAP REVISI
Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.

Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.

Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.

Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Di dalam ruang operasi bunyi monitor terus saja berbunyi dengan nada cepat lalu melambat, membuat semua orang yang ada di ruangan seolah ikut menahan nafas. Keringat menetes di pelipis Airin, meskipun ruangan ini ber AC. Tangannya cekatan menjepit pembuluh yang robek, sementara perawat mengulurkan peralatan tanpa menunggu perintah panjang.

“Tekanan darah naik sedikit, tapi masih belum stabil!” seru salah seorang perawat.

Airin menggigit bibir bawahnya di balik masker. “Tambah dosis obat penopang! Jangan biarkan ia kehilangan kesadarannya!”

Jarum suntik kembali disuntikan ke pembuluh kecil Alula, monitor sempat mengeluarkan nada panjang. "Beeeep ....,"

Semua orang di ruangan ini dibuat syok seolah berhenti bergerak jantung mereka berdegup kencang, Airin segera melakukan tindakan cepat.

"Tidak! Kompresi dada sekarang!" perintahnya tegas, namun penuh wibawa.

Seorang asisten segera menekan dada Alula sementara Airin mulai menyiapkan alat kejut. "Clear ...!" tubuh mungil itu sedikit terangkat dengan hentakan listrik, setelah itu bunyi monitor terdepan lagi. "Beep ... beep ... beep."

Suara monitor terdengar pelan, namun itu semua mampu membuat semuanya orang yang ada di ruangan ini menghempaskan napas lega.

Airin meremas sarung tangannya sendiri, seolah memberi semangat kepada pasien dihadapannya itu. "Kau harus bertahan jangan kalah ya Dek," ucap Airin suaranya pelan sarat dengan doa.

Beberapa menit kemudian grafik di monitor sudah menunjukkan tanda stabil tapi tidak sempurna, namun masih terlihat adanya harapan.

“Luka sudah terkontrol. Selesai jahit! Segera pindahkan pasien ke ruang pemulihan intensif,” ucap Airin tegas, meski suaranya terdengar serak oleh lelah.

Pintu ruang operasi terbuka perlahan. Airin keluar lebih dulu, masih mengenakan masker, wajahnya setengah tertutup namun jelas terlihat semburat letih di matanya.

Di koridor, semua tubuh serentak beranjak dari duduknya, Nirmala langsung melangkah mendekat ke Airin menanyakan keadaan Alula.

"Nak Airin gimana kondisi Alula," ucapnya, dengan suara yang bergetar dan pipi yang sudah dipenuhi oleh air mata.

Airin menurunkan maskernya perlahan, menghela napas panjang. “Operasi berjalan lancar, perdarahan berhasil kami hentikan. Tapi,” ia berhenti sejenak, membuat semua orang menahan napas. "Kondisinya masih kritis. Alula butuh pengawasan intensif 24 jam.”

Nirmala langsung menutup wajah dengan kedua tangannya, tubuhnya gemetar menahan tangis lega sekaligus cemas.

Sementara Alaska mengepalkan tangannya lebih kuat, sorot matanya tajam tapi kini basah. Ia melirik pintu operasi, lalu berbisik lirih, “Bertahanlah, Dik, kau tidak boleh pergi sekarang.”

Sedangkan Seno terduduk lemas, pandangannya kosong. Nadira berdiri kaku di sampingnya, namun kali ini tidak ada satu kata pun keluar dari bibirnya. Yang terdengar hanyalah isakan tertahan dan suara roda brangkar yang mendorong tubuh Alula keluar, menuju ruang pemulihan.

"Anakku, kau harus kuat, Alula," ucapan Seno beralih kepada istrinya. "Kau sudah puas membuat anak kami melawan maut seperti itu Ha!" kali ini amarah Seno mulai memuncak.

Nadira hanya terdiam, namun dibalik diamnya itu tangannya mengepal, tatapannya mengarah ke arah Nirmala dengan tatapan begitu sengit.

Kau tahu, semua ini gara-gara kamu, seharusnya kamu dan anakmu ini tidak usah datang di kehidupan kami!" cetus Nadira.

"Stop ... Nadira!" sentak Seno. "Jangan kau lempar kesalahan ini kepada mereka, bukannya aku sudah bilang seribu kali kalau kau mau marah ... marah saja sama aku jangan libatkan mereka, selama ini mereka sudah menghindar cukup lama," ucap Seno dengan tatapan tajamnya.

Nadira mendengus, matanya menyipit penuh amarah. “Kau selalu membelanya, Seno. Lihat akibatnya sekarang, anak kita hampir mati! Dan kau malah memihak mereka?”

Seno menoleh cepat, sorot matanya tajam menusuk. “Diam, Nadira! Jangan butakan hati dengan kebencianmu. Kalau kau masih punya hati sebagai ibu, seharusnya kau memikirkan keselamatan anakmu, bukan terus mencari kambing hitam!”

Nadira terdiam seketika, kata-kata itu seperti tamparan keras. Bibirnya bergetar, namun tak satu pun kalimat mampu keluar. Tangan yang semula mengepal kini gemetar, wajahnya pucat pasi.

Seno menarik napas panjang, lalu menutup mata sejenak. “Cukup sudah. Aku tidak ingin satu kata pun keluar lagi darimu malam ini. Fokus kita hanya satu, Alula harus selamat.”

Koridor itu mendadak hening. Hanya suara roda brankar yang semakin menjauh terdengar, membawa tubuh Alula ke ruang pemulihan.

Alaska menahan rahangnya yang mengeras, sorot matanya masih menusuk Nadira, tapi ia memilih bungkam. Nirmala menggenggam lengannya pelan, memberi isyarat agar tak lagi terpancing.

"Sudah Nak, ayo kita pergi sebentar," ucap Nirmala mengajak putranya itu sedikit menjauh dari Seno dan Nadira.

Sementara Seno terduduk dengan lemas, menundukkan kepala dengan wajah letih. Nadira hanya berdiri kaku, kedua matanya berkaca-kaca, namun penuh dengan bara yang ia sembunyikan dalam-dalam.

"Jangan bahagia dulu wanita licik," gumamnya lirih.

☘️☘️☘️☘️

Brankar berhenti di depan pintu bertuliskan Ruang Pemulihan Intensif. Dua perawat segera memindahkan tubuh Alula ke ranjang dengan hati-hati. Kabel monitor kembali dipasang, suara beep… beep… terdengar teratur namun masih rapuh.

Ruangan itu hening, hanya lampu redup dan aroma antiseptik yang menusuk hidung. Tabung oksigen berdiri di sisi ranjang, masker menutupi wajah pucat Alula. Tangan mungilnya masih dipenuhi jarum infus, kulitnya dingin saat Nirmala menggenggamnya erat.

“Ya Allah, kuatkan dia,” bisik Nirmala, air matanya menetes membasahi punggung tangan putrinya.

Alaska berdiri kaku di ujung ranjang, sorot matanya tak lepas dari grafik monitor yang naik-turun tipis. Rahangnya mengeras, tubuhnya seakan siap menerjang apa pun yang mengancam adiknya itu.

Tiba-tiba, monitor berbunyi lebih cepat. Beep… beep… beep…!

Alula menggeliat lemah, kelopak matanya bergetar seperti berusaha terbuka.

“Pasien ada respon!” seru salah satu perawat, buru-buru mendekat.

Nadira menunduk, wajahnya dekat dengan anaknya. “Nak, ini Mami, dengar suara Mami, Nak?” suaranya bergetar penuh harap.

di saat keadaan genting seperti ini, Nadira sempat merasa bersalah di dalam hatinya, hanya saja ego dan dendam dihatinya mengalahkan semuanya.

"Ayo Nak bangun kau harus bertahan," bisik Nirmala, untuk pertama kalinya kedua wanita itu berhadapan memberi semangat kepada seorang anak yang sedang melawan rasa sakitnya.

Akhirnya Alula membuka mata setipis garis, bibirnya bergerak samar. Nafasnya berat, tapi jelas ia mencoba berkata sesuatu.

"Mami ... Tante ...," suaranya tercekat hampir tak terdengar.

Keduanya menahan isak, Namira menggenggam tangan kanan Alula sementara Nadira duduk dengan tatapan yang menunduk.

"Nak, Mami ada di sini cepat sembuh," ucap Nadira.

Alula mengangguk, namun di balik semua itu tatapannya menuntut sebuah pertanyaan yang masih bersemayam di dalam hati. "Mi ... tolong jangan sa-kiti Tan," ucapnya tercekat.

Monitor kembali berbunyi tidak stabil, membuat perawat segera memeriksa kondisinya. “Tekanan darah turun lagi!” seru mereka.

“Cepat stabilkan pasien!” Airin kembali mengambil alih, suaranya tegas tapi wajahnya jelas menegang.

Nirmala menoleh ke arah Alaska, air matanya semakin deras. “Nak… gimana ini, tekanan darahnya menurun lagi.

Sementara Alaska menatap tajam, ke arah Nadira, hatinya benar-benar tidak terima jika sesuatu yang buruk terjadi terhadap Alula.

Bersambung ....

Malam ... Semoga suka ya ...

1
aNDiaNa
Kisahnya bagus, baru kali ini baca tokoh utama laki2 … tapi sentuhan lembut perempuan masih terasa banget, mungkin karena author perempuan ☺️
Nitip koreksi: semestinya setelah bab 17, Alaska sudah Lettu… tapi hingga akhir masih tertulis Letda.
Nanik Rusmini
karya bagus... tapi tidak semua akhir itu bersatu... tapi dalam cerita ini TDK bersatu tapi tetap damai
Ayumarhumah: makasih banyak kakak...
total 1 replies
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ayumarhumah: makasih banyak kakak ...
total 1 replies
Eemlaspanohan Ohan
sedih banget
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ummee
Airin nyusul?
kupikir tadi kok cepet Alaska dan pasukannya pulang
Ayumarhumah: makasih banyak ya kak ....🙏🥰🥰
total 1 replies
Ummee
perasaan tadi Alaska sdh masuk ya? 🤔🙏
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Ummee
airin dijodohkan...?
Ummee
dag dig dug
menegangkan
Ummee
siapa disitu?
seno kah?
Ummee
waduuhhh... apa yg akan terjadi...
aku cuma khawatir Nirmala dicelakai istri nya Seno
Ummee
jangan sampai jatuh cinta ya kalian
Ummee
ohhh... jadi Nirmala ini yg kedua
Ummee
jadi ini alasan Seno meninggalkan Nirmala...
Ummee
hidup Nirmala dan anakmu tdk baik² saja Seno...
bakpao
/Good//Good/
Healer
suka dgn alula tidak sombong bole menerima Alaska tanpa pamrih begitu jg dgn Alice..salute both u girls 🥰🥰
Healer
doa ibu dan sosok Airin yg tulus mencintai mu sentiasa bersama mu Alaska 🥰
Healer
adakah sosok mcm Alaska d dunia nyata??ya Allah la kpd hamba MU ini
Ayumarhumah: Semoga ada Kak ....
total 1 replies
Debbie Teguh
airin ini gmn, dulu dicuekin alaska marah, resikonya kan ud tau, kenapa malah down gt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!