Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra
Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang sepupu
“Lo mau sampe kapan main tebak-tebakan sama sepupu lo sendiri?” Tanya Penny.
“Gue gaada main tebak-tebakan. Tapi dia sendiri yang lupa sama gue!” Jawab Claudia.
“Ya.. Siapa sih yang gaakan lupa kalo udah sepuluh tahun ga ketemu. Gue aja lupa sama anak bibi bibi gue” Sahut Renata.
“Mustahil banget! Masa iya denger nama gue aja dia lupa?!” Geram Claudia.
“Riva, namanya juga manusia. Lo sendiri yang bilang ke kita, kalo terakhir kalian ketemu itu pas umur lo delapan tahun. Ya lo mungkin inget sama dia, karena foto dia ada di rumah lo. Sementara dia? Lo liat aja adek nya ada berapa lusin” Cecar Penny.
“Cuma setengah lusin doang, berlebihan banget sih, Pen” Sahut Renata.
“Diem lu!”
Renata menjulurkan lidahnya pada Penny yang sudah merasa kesal.
“Lagian, tujuan gue kesini, selain itu juga gue mau tau alasan keluarga aunty gue ga nyariin dia itu karena apa?" Ujar Claudia.
“Emang aunty lo ga cerita, kenapa dia balik ke rumah?” Tanya Renata.
“Dia cuma bilang, kalo dia lagi pengen pulang, udah, gitu doang. Tapi nyokap sama omah gue merasa curiga. Mereka berpikir kalo ada hal yang ga beres, terjadi sama aunty gue!” Jelas Claudia.
“Emang cukup mencurigakan sih. Aunty lo tiba-tiba aja pulang, tanpa suami dan anak-anak nya” Sahut Penny.
“Ya mungkin, aunty lo emang lagi punya masalah, cuma dia belum berani cerita” Timpal Renata.
“Lo berdua gatau, omah gue nemuin luka lebam di punggung aunty gue. Dia jadi khawatir, kalo selama ini, aunty gue itu di KDRT di keluarga suaminya”
“Shit! Itu sih udah di luar batas wajar” Ujar Penny.
“Omah, opah lo gaada yang ngehubungin suami aunty lo?” Tanya Renata.
“Ya pasti udah lah. Cuma ga pernah di angkat. Mereka juga udah berkali-kali ngehubungin keluarga itu, tapi nomor nya ga aktif”
“Jadi, lo mau cari tau tentang keluarga dari suami aunty lo?” Tanya Penny.
“Iya, itu yang mau gue lakuin. Dan lo berdua, lo berdua harus bantu gue!”
“Kita pasti bantu lo kok. Tapi, lo juga jangan gegabah” Ujar Renata.
“Bener itu. Kita disini ada, buat lo. Kalo lo gegabah dan lakuin sesuatu sendiri, percuma kita ikut kesini” Timpal Penny.
“Iya, takut banget ga di pake ya lo berdua”
Plak!
“Awst!”
“Mulut nya, di jaga ya mbak!” Ujar Renata.
“Hihihi...”
“Hahahaha!!! Lo liat ga tadi, pas dia jatoh! Ga estetik banget anjir! Hahahaha!!!”
“Itu bukannya sepupu lo juga?” Tanya Penny pada sekumpulan murid yang sedang cekikikan tak jauh dari keberadaan ketiganya.
“Iya, itu bian dan el, mereka adik sepupu gue” Jawab Claudia yang juga ikut melihat ke arah Gabrian dan teman-temannya.
“Coba lo deketin mereka. Dan lo bisa mulai cari tau sedikit-sedikit dari mereka” Bisik Penny.
Claudia terdiam dengan tatapan yang masih menatap Gabrian dan teman-temannya.
.....
“Hahaha!!! Kalo kata orang ma, tersandung, terjungkal, terguling, tergelincir, Hahaha!!!” Seru Zio dengan tawa yang begitu menggelikan perut.
“Parah lo semua! Temen lagi menderita malah ketawa!” Omel Ronan.
“Justru teman sejati itu yang menertawakan di saat menderita nan! Hahaha!!!” Ujar Vyan yang masih tertawa dengan begitu renyahnya.
“Hahaha!! Udah udah udah... Kasian tuh orang” Sahut Gabriel.
“Haha... Aduh... Pegel perut gue sumpah...” Ujar Vyan.
Mereka pun akhirnya menghentikan tawa yang sedari tadi menghiasi perjalanan mereka sedari lapangan.
“Si Gian sama si Gani mana nih? Ga pada istirahat emangnya?” Tanya Zio yang tidak mendapati kedua teman barunya itu.
“Udah gue tanya tadi, mereka lagi nyusul kesini” Jawab Gabrian.
Mereka pun mengangguk bersamaan.
“Eh, gue pesen minum ya? Mau pada minum apa?” Sahut Vyan.
“Gue aja sini” Timpal Ronan.
“Udah, lo disini aja, lo kan baru aja kena musibah” Ujar Vyan.
“Iya udah, lo disini aja. Lempengin tuh kaki” Timpal Zio.
“Yaudah, gue beli minum dulu”
Vyan pun pergi menuju stand makanan untuk membelikan teman-temannya minuman serta makanan ringan.
Sementara yang lainnya menunggu, Zio pun mulai membuka pembicaraan.
“Eh, lo pada beneran ada hubungan keluarga sama Osvaldo?” Tanya Zio.
“Maksud lo paman kita?” Gabriel bertanya kembali.
“Iya, Zerga Osvaldo” Jawab Zio mengiyakan.
“Iya, dia paman kita. Kenapa emangnya?” Tanya Gabriel dengan bingung.
“Kenapa ga pernah cerita kalo lo keponakan nya! Itu berarti, lo sepupuan doang sama si kembar 'Z'?” Sahut Ronan dengan penuh antusias.
“Maksudnya, kak Zayn sama kak Zavier?” Tanya Gabriel memastikan.
“Iya! Zayn Zavier! Gue ngefans sama mereka! Nih, lo liat, sosmed nya gue follow! Semua nya gue follow! Buset! Cakep cakep banget!”
Ronan menunjukkan sosial media milik dua kakak sepupu Gabriel dan Gabrian.
“Kali-kali, ajakin kita ketemu dong sama kakak sepupu lo...” Ujar Ronan dengan memelas.
Gabriel menggaruk tengkuknya dengan ekspresi tak enaknya.
“Nanti ya. Kalo emang bisa, kita undang ke rumah” Ujar Gabrian.
“Beneran?! Lo emang temen gue yang best!”
Ronan tersenyum begitu lebar pada Gabrian.
“Hidih... Penjilat!” Sindir Zio.
Di tengah-tengah percakapan mereka, Vyan pun kembali bersamaan dengan Gian dan Gani yang baru saja tiba.
“Wih! Udah ada makanan nih” Ucap Gian.
“Iya, ayo buruan! Gabung gabung!” Ajak Vyan.
Keduanya pun dengan cepat bergabung dengan sepupu dan teman-temannya.
Di sela-sela keheningan mereka, tiba-tiba saja Claudia muncul dan berdiri di ujung meja. Hal itu membuat aktivitas para pemuda terhenti dan fokus pada Claudia.
“Hai, gue boleh gabung?” Tanya Claudia dengan senyuman yang terlihat begitu manis.
Senyuman nya membuat mereka semua tidak bisa berkedip. Melihat itu, Claudia hanya terkekeh kecil lalu mendudukan tubuhnya di kursi yang terdapat di ujung meja. Ia duduk di dekat Gabriel dan Zio.
“Buset... Mimpi apa gue semalem? Bisa-bisa nya gue di samperin bidadari...” Gumam Ronan yang masih bisa terdengar oleh yang lainnya.
“Gue Claudia. Gue murid baru disini, kelas 12. Gue belum terlalu tau menahu tentang sekolah ini. Gue juga gatau, ekskul apa yang cocok buat gue selama gue ada disini. Apa boleh, gue minta saran nya?” Tanya Claudia berbasa-basi.
“Basket aja kak!” Sahut Zio dengan cepat.
“Sepak bola aja kak!” Timpal Gian.
“Kenapa ga masuk OSIS aja kak?” Timpal Gani.
“Gian! Gani!” Tegur Gabrian.
Keduanya dibuat kicep oleh tatapan maut Gabrian.
“Basket aja kak. Basket asik. Latihannya juga ga terlalu capek” Ujar Gabriel dengan senyum merekahnya.
Gabrian yang berhasil menegur kedua saudara nya malah harus mendapati kembarannya sendiri yang sedang berlaku aneh pada seorang gadis kakak kelas nya.
“El! Lo ngapain sih?!”
Gabrian menyeret Gabriel agar tidak terlalu dekat pada Claudia.
“Kak, kalo mau tanya-tanya soal Ekstrakurikuler, kakak bisa tanya-tanya ke wali kelas kakak sendiri. Yang pegang formulir nya juga bukan kita kak” Ucap Gabrian dengan nada yang sesopan mungkin.
“Eh... Bian, ga boleh gitu dong. Kakak ini kan minta tolong sama kita, sudah seharusnya kita membantu kakaknya. Iyakan kak? Kakak nya udah makan belum? Mau aku bawain apa?” Sahut Ronan.
Gabrian mendesah panjang melihat tingkah Ronan.
Vyan di ujung sana hanya bisa cekikikan melihat tingkah teman-temannya, di tambah ia harus melihat tingkah jengah dari Gabrian.
“Kayaknya, yang cocok buat kakak itu, masuk cheers leader deh kak. Itu pun kalo kakak nya mau” Ujar Vyan yang langsung menarik perhatian satu meja.
“Cheersleader?” Beo Claudia.
“Iya kak, dan untuk tanya-tanya soal itu, kakak nya bisa tanya-tanya sama mereka yang ada di meja sana”
Vyan menunjuk ke arah meja, di mana Glamour Gang berada.
Claudia tersenyum saat melihat ke arah meja Glamour Gang. Lalu ia pun kembali menoleh pada Vyan.
“Terimakasih untuk sarannya. Itu sangat membantu” Ucap nya yang di angguki oleh Vyan.
Claudia pun balik kembali menatap Gabriel dan Gabrian.
“Kalian masuk basket kan?” Tanya Claudia.
Gabriel dan Gabrian pun mengangguk dengan serentak.
Claudia tersenyum seraya beranjak dari duduknya. Lalu ia pun menunduk di hadapan Gabriel dan Gabrian.
“Kakak akan semangatin kalian nanti” Bisik Claudia.
Setelah melahirkan itu pun, Claudia melenggang pergi meninggalkan meja Gabriel dan teman-temannya.
Namun, Claudia meninggalkan Gabriel dengan wajah yang begitu shock. Mulutnya bahkan menganga dengan begitu lebar.
“El! Lo oke kan?”
Zio melambaikan tangannya di depan wajah Gabriel yang mematung.
“Ngomong apa dia tadi?” Tanya Ronan dengan begitu penasaran.
“El! Sadar woi!”
Gabrian berusaha menyadarkan kembarannya itu. Gabriel yang tersadar pun menyeka mulutnya dengan tangan nya.
“Buset! Wangi banget! Sumpah! Ga bohong gue!” Ujar Gabriel.
“Mesum lo!”
Gabrian dengan cepat menoyor kepala Gabriel. Gabriel sendiri malah terkekeh setelah nya.
.
.
.
.
.
TBC.