Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
Puk!
"Eh, monyong!" Afan di buat terkejut kala secara tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. "Apaan sih kha, bikin kaget aja."
"Enak banget lo makan-makan disini, sedangkan istri lo nangis-nangis ngadu sama istri gue. Paranya istri lo ganggu moment gue sama Mala tau gak." kesal Rakha
Kening Afan mengerut. "Nangis-nangis?"
"Iya, Devi nangis, dia bilang lo mau nikah lagi. Para lu fan bisa-bisanya mau nikah lagi, gue aduhin sama tante Salma lo."
Afan menggelengkan kepalanya. "Enggak la kha, istri satu aja buat gue pusing apa lagi dua."
"Terus kenapa Devi bilang gitu?"
"Tau ah, pusing gue. Tadi dia minta ambilin makanan terus, gue tegur dia. Gue bilang jangan banyak makan nanti gendut gitu aja, terus dia marah-marah gak jelas, nuduh yang macem-macem lah capek aku ..."
"Iya sih gue paham, kadang-kadang Mala juga gitu." ucap Rakha yang kini ikut makan di meja Afan, keduanya membahas soal istri-istri mereka bahkan Rakha lupa jika Mala memintanya buat memanggil Afan.
"Kha, itu kenapa orang-orang pada berkerumun di sana ya?"
Rakha mengikuti arah pandang Afan. "Iya juga ya, kita ce—"
"AFAN, RAKHA!" pekik Eby yang kini datang menghampiri dengan napas ngos-ngosan.
"Kenapa by? Lo kenapa teriak-teriak gitu, inget ini di nikahan orang bukan tempat konser." celetuh Afan
"Anu, itu, anu."
"Apasih gak jelas banget, apa yang anu?"
"Istri lo pingsan, fan."
Deg
"Pingsan? Jangan bercanda by, tadi dia sehat buger makannya juga banyak masa pingsan?"
"Gue gak bercanda anjing, istri lo beneran pingsan itu orang-orang pada liat Devi."
Seketika Afan langsung berlari menerobos kerumunan, di susul oleh Rakha dan Eby di belakangnya.
"Minggir! Kasih jalan gue!" pekik Afan sembari menggendong tubuh istrinya yang tak sadarkan diri
"Senja, maaf ya kita harus balik sekarang mau susulin Devi sama Afan ke rumah sakit." tutur Rakha yang tenga berpamitan pada sang pemilik acara
"Iya gapapa kha, kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin ya, maaf ga bisa ikut ke rumah sakit." ucap Senja
"Iya gapapa Senja, lagian ini moment sekali seumur hidup buat lo. Kecuali lo mau nikah lagi." ujar Rakha dengan kekehan
Sela menatap tajam suaminya itu. "Awas aja kalo kamu sampai ketahuan nikah lagi, gue pasti in kamu gak bakal hidup lama."
Senja meneguk salivanya dengan susah paya, dan berali menatap Rakha. "Serek lo kha, buat nyawa gue terancam aja."
"Haha.. Ternyata Senja ini tipe suami takut istri." ejek Eby dengan tawa keras
"Emang lo enggak?"
"Eng—Aaaa sakit io.." Eby menjerit kala telinganya tarik oleh Vio
Semua tertawa melihatnya..
... ****...
"Keadaan Devi gimana Fan?" tanya Mala saat tiba di rumah sakit
Afan menggelengkan kepalanya. "Dokternya masih belum keluar, la."
Ceklek!
Tak lama dari itu pintu ruangan yang semula tertutup rapat kini terbuka, menampilkan wanita paru baya berjas putih.
"Gimana keadaan istri saya, dok? Dia baik-baik saja 'kan dok? Gak ada penyakit serius 'kan dok?" Afan langsung menyodorkan pertanyaan bertubi-tubi pada sang dokter, ada perasaan bersalah pada Devi kala tak menuruti keinginan istrinya tadi.
"Sabar dong, fan, tanyanya satu-satu. Kayak kerasukan aja lo.." celetuh Zayyan
"Gimana mau sabar coba? Istri gue lagi di dalam dan gue gak tau keadaannya."
"Tenang, gak ada penyakit serius di tubuh istri anda, tapi....." sang Dokter menggantung ucapannya membuat semua mengerutkan kening
"Tapi apa dok? Jangan buat deg-degan gini dong." kesal Afan
Sang dokter tersenyum secara tiba-tiba membuat semua semakin tak mengerti. "Jaga istrimu dengan baik, ya? Untuk hamil muda seperti ini rentan keguguran."
Deg.
"Hamil?"
Sang dokter mengangguk. "Iya, istri anda hamil dan usia kandunganya baru memasuki minggu ketiga, jadi tolong jaga baik-baik ya?"
Afan mengangguk cepat, senyuman terukir di bilah bibirnya. "Pasti dok, makasih dok." ucapnya. "Dok, apa boleh saya masuk sekarang?"
"Tentu, silakan masuk pasien juga sudah siuman." ucap sang dokter sebelum berlalu.
Afan berlari, masuk ke dalam ruangan Devi sementara para sahabatnya masih terkejut dengan ucapan sang dokter.
"Devi hamil? Kok bisa ya?" ucap Vio dengan polosnya
"Bisa lah, orang dia ngadonnya tiap hari." balas Zayyan
"Ngadon gimana?" ucap Vio
"It—"
"Stop, jangan rusak orak istriku dengan perkataan tak baik itu." ucap Eby menengahi.
Devi menoleh pada ambang pintu kala mendengar suara pintu ruangnya terbuka, seketika Devi memalingkan wajahnya kala mengetahui jika yang datang Afan.
Grep.
Devi di buat terkejut saat Afan memeluknya. "Makasih beb, makasih udah beri aku gelar seorang ayah."
Deg.
"M-maksud kamu apa, fan?"
"Sebentar lagi kita bakalan jadi orang tua, kamu hamil beb!" seru Afan
"A-aku gak mau hamil fan hiks.." Devi menangis terisak kala mendengar ucapan Afan. "Aku gak mau fan, aku masih mau sekolah. Gimana kalo semua orang tau aku hamil? Pasti aku di bully."
Afan terdiam, apa yang di katakan Devi iti benar. Devi masih sekolah, harusnya ia waktu itu menahan diri agar kejadian seperti tidak terjadi.
"Atau kita gugurin aja janin ini ya, fan?"
Deg.
Afan benar-benar di buat terkejut dengan ucapan Devi. "Jangan dong dev, dia anak pertama kita loh. Menggugurkan kandungan itu juga dosa ..."
"Kenapa jangan? Kamu mah enak gak nanggung hamilnya, lah aku? Aku bakal kemana-mana dengan perut besar, aku masih sekolah loh fan."
"Iya tapi enggak gugurin kandungan juga dong beb, dia hasil cinta kita loh masa mau kamu gugurin."
"Pokoknya aku tetap bakal gugurin kandungan ini, aku gak mau putus sekolah." ucap Devi dengan memalingkan wajahnya
Tak ada obrolan lagi dari keduanya hingga teman-teman mereka yang berada di luar kini masuk.
"Lho, Devi kenapa nangis?" Mala serta kedua sahabatnya yang lain mendekat ke brankar Devi
"Hiks... Mala!" Devi berhambur memeluk Mala yang berada di samping brankarnya
"Lo kenapa nangis, dev? Gak baik lo buat kandungan lo.."
"G-gue gak mau hamil, la. Nanti semua orang tau gimana? Gue pasti di bully satu sekolahan hiks ..." tangis Devi pecah di pelukan Mala
Mala mengusap punggung Devi. "Cuma itu masalahnya?"
"Hiks.. Kok cuma sih, lo gak tau aja gimana rasanya di posisi gue la. Lebih baik gue gugurin kandungan ini dari pada buat malu satu sekolah.."
"DEVI STOP!" semua refleks berteriak kala melihat Devi memukul perurnya
"Dia harus mati.." racau Devi dengan memukuli perutnya
"Hentikan beb, kamu ngelukai baby kita." Afan menarik Devi ke pelukannya, tak membiarkan istrinya itu kembali melukai bayi mereka.
"Lepas fan, gue harus buat dia mati!"
"Istighfar beb, gak baik ngomong gitu."
"Lo tenang dulu dev, kita 'kan tinggal 2 minggu lagi sekolahnya. Sebentar lagi kita lulus jadi lo aman, gak akan ada yang tau soal kehamilan lo." ucap Mala membuat Devi seketika berhenti memberontak
"Iya juga ya, kenapa gue gak kepikiran dari tadi." ucap Afan. "kamu dengerkan beb? Jangan gugurin kandungan kamu, dia anak kita."
"Tapi, kalo aku gendut pasti apan cari istri baru. Aku gak mau hamil.."
"Lo tenang aja dev, kalo Afan selingkuh, haura, vio dan gue sendiri yang akan turun tangan buat gorok dia." ucap Mala dengan menatap tajam para laki-laki yang ada di ruangan itu
"Istri lo ganas banget kha.." bisik Afan dengan mengerdik ngeri
LANJUTT secepatnya 💪💪💪💪💪💪💪💪❤️❤️
mumpung LG hotspot ma adek
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻