NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_35 Malaikat yang Tersesat

"Dan kau sangat percaya diri aku jatuh cinta padamu?" Wang Lei menggeleng, senyum di sudut bibirnya menyiratkan rasa perih dari apa yang sebenarnya dirasakan pria itu.

"Kau salah, aku melakukan semua ini karena aku menghormatimu, Hanina. Tapi jika kau lebih mempercayai jalang ini... aku tidak akan memaksa kau mempercayaiku. Anggap aku monster ,iblis, bajingan, keparat, terserah!" katanya pelan tapi penuh penekanan.

Hanina melihat mata tajam Wang Lei sedikit berkaca sebelum wajah pria itu akhirnya berpaling memunggunginya masuk ke dalam ruangan, langkahnya tegas meninggalkan dua wanita disana.

Dada Hanina seketika berdegum sakit seperti dilempar batu yang langsung mengenai jantungnya. Genggamannya di lengan Xiao Mei perlahan terlepas seperti melepas kepercayaannya pada wanita itu. Udara pagi yang sejuk seketika berubah menyesakan, hatinya ikut perih dan jelas sangat terluka oleh kebohongannya sendiri.

Sementara itu, Xiao Mei pura-pura tersedu di bahunya, namun hati kecil Hanina menangkap getar berbeda dari isakan itu yang terasa di buat-buat.

"Xiao Mei, untuk kebaikanmu kau pulang saja... tidak apa-apa, kan?"

Xiao Mei menggeleng sambil terus terisak, jemarinya mengenggan jemari Hanina erat, ekspresinya seperti orang yang mencemaskan sahabatnya.

"Tidak, Hanina. Aku tidak bisa meninggalkanmu bersama monster itu_"

"Xiao Mei... terima kasih untuk kekhawatiranmu padaku." potong Hanina, lalu dia melanjutkan. " Sebenarnya aku berbohong, semalam aku mendengar kau mendesah menyebut nama Wang Lei, kupikir kau dan dia memang berbuat, tapi pria itu bahkan tak mengakuinya."

"Hanina percaya padaku dia itu manipulatif_"

"Cukup, Xiao Mei...aku tahu kau melakukan ini untuk membuatku cemburu, benar? kau takut aku akan merebutnya darimu?" potong Hanina, mengelus lengan wanita itu dengan lembut, bibir ranumnya melengkung tipis.

"Jangan khawatir, hubunganku dengan Wang Lei hanya sebatas teman asing, tidak lebih. Jalan kami berbeda, hidup kami berbeda, kami takan bisa bersama."

Hanina tersenyum samar, namun ada semburat getir di balik mata indahnya. Jemarinya perlahan melepaskan genggaman Xiao Mei.

"Hanina aku sudah menganggapmu seperti sahabatku, sungguh." ujar Xiao Mei, ekspresinya sangat meyakinkan padahal hatinya membara oleh kebencian pada wanita berhijab itu.

"Kalau kau sungguh menganggapku sahabat, jangan lagi mencampuri urusanku dengan Wang Lei," ujar Hanina.

"Aku akan mencari tahu sendiri siapa dia sebenarnya. Bukan dari kata-kata orang lain."

Wanita itu mengerjap tak percaya, dia tak mau kalah begitu saja. Bibirnya terbuka akan mengatakan sesuatu tapi Hanina cepat mendahuluinya.

"Kemasi barang-barangmu. Jangan sampai membuat monster itu membanting tubuhmu lagi... aku kuat tapi aku tetap wanita dan pria selalu ingin mendominasi, aku tak yakin bisa membelamu lagi, Xiao Mei."

Hanina melangkah meninggalkan Xiao Mei yang masih berpura-pura terisak. Di belakang, wajah Xiao Mei berubah muram, tangis pura-puranya mereda berganti tatapan sinis. Bibirnya menekan rapat, hampir berdarah karena gigitannya sendiri. dia tak menyangka Hanina bisa membalik keadaan dengan setenang itu.

Di sisi lain, saat gadis berhijab itu melangkah ke ruang utama, sudut matanya menangkap Wang Lei yang sedang menunduk rendah di sofa dengan kedua lengan yang menggantung di lututnya, rambutnya menjulur ke bawah menutupi wajahnya.

Mendadak langkahnya menjadi pelan, hatinya kembali terasa sakit melihat cara duduk pria itu yang seperti orang terpuruk, tersakiti dan remuk luar dalam. Tidak lagi terlihat seperti pria arogan yang senang mengancam dan memukul.

Hanina menarik napas dalam, tak ingin terlalu banyak menyimpulkan. Seperti yang sudah-sudah, semua kejadian sulit di tebak dan kadang tak sesuai dugaan.

Langkah kakinya kembali terayun menaiki tangga kayu, Wang Lei mendengar langkahnya, dia menegakan kepala ke arah tangga, memandang gerakan gadis itu yang dulu begitu indah dan mendebarkan dadanya, sekarang pun tetap indah tapi kali ini terasa sakit untuk dikagumi.

...•<•<•Pearlysea•<•<•...

Senja menjelang, sore itu rumah bos Liang terasa sangat sunyi. Xiao Mei sudah pulang dengan kemarahan yang membara serta sumpah akan terus berusaha menyingkirkan Hanina dari sisi Wang Lei bagaimanapun caranya.

Hanina sendiri mengurung diri di kamar. Menghabiskan waktunya untuk berdzikir, menenangkan diri dari perasaan dan prasangka yang terus mendera hatinya. Wang Lei seharian tidur di sofa, jiwa dan raganya kelelahan hingga untuk sekedar minum air pria itu tak berselera. Dia memilih menghabiskan hari dengan tidur, siapa tahu di alam mimpi dia bertemu ayah ibunya untuk mengadukan segala rasa sakit yang dia pendam dari orang lain.

Tapi harapan itu tak pernah terwujud. Sejak kepergian orang tuanya tak sekalipun dia bermimpi bertemu ayah atau ibunya untuk mengobati kerinduan yang teramat dalam, entah mungkin suatu hari, Wang Lei tak pernah berhenti berharap untuk itu.

Pintu berderit pelan, Hanina dengan busana seperti biasa turun dengan langkah hati-hati untuk membuat menu buka puasa. Ya, puasa yang tak sengaja dia niatkan tapi akhirnya berhasil dia selesaikan hingga ujung waktu, dengan meniatkan puasanya untuk menahan diri dari emosi buruk dan memanfaatkan momen itu untuk berdoa.

Kakinya bergerak pelan begitu mencapai lantai bawah, napasnya tercekat melihat Wang Lei yang tertidur di sofa. Nampak pulas dengan salah satu kaki yang menekuk di sandaran dan wajahnya yang menghadap ke langit-langit begitu tenang, begitu rupawan. Entah kenapa saat-saat seperti itu membuat dirinya seperti melihat sisi lemah dari pria yang dikatakan monster, bajingan, iblis atau apapun. Lalu mengingat semua kebaikannya, seperti melihat malaikat yang tersesat di jalan iblis.

Hanina menarik napas panjang, lalu segera memalingkan pandangan ke depan. Terlalu terenyuh untuk di ingat, terlalu manis untuk di kenang. Gadis itu sadar tak seharusnya dia jatuh cinta, tapi perasaan itu tak bisa di tahanya, masuk seperti aliran air yang mengisi kolam, semakin lama semakin penuh hatinya oleh rasa yang tak seharusnya ada.

Tapi dia takan membiarkan rasa itu mengisi penuh hatinya, kalau bisa dia ingin menyurutkannya perlahan-lahan atau mengubur kolam penuh cinta itu agar tak membuatnya tenggelam terlalu dalam.

Kakinya mulai bergerak lagi, sangat pelan hingga tak menimbulkan sedikitpun suara. Dia melongok ke meja makan, ternyata masakan yang dimasaknya pagi tadi masih utuh, hanya ada mangkok sisa bekas Xiao Mei, itupun masih penuh.

Dia menoleh ke arah sofa lalu bergumam. "Dia tak makan seharian? kenapa?" gumanya lalu mengangkat ikan goreng yang sudah sangat lepek "Mubazir sekali makanan-makanan ini. aku panaskan saja."

Hanina membawa beberapa piring ke dapur. Tangannya sibuk memindahkan ikan goreng ke wajan, menyalakan kompor, dan menuangkan sedikit minyak. Suara gemeretak kecil terdengar saat ikan itu kembali digoreng, aromanya menyebar ke seluruh ruangan.

Mtanya sesekali melirik ke arah ruang tamu, ke sosok pria yang masih tertidur pulas. Ada bagian dirinya yang ingin membiarkannya begitu saja, biar pria itu bangun dengan tubuh lemah karena kelaparan, agar ia sadar bahwa tak semua luka bisa disembuhkan dengan tidur. Tapi sisi lain dari hatinya menolak kejam.

30 menit kemudian, makanan itu sudah tersaji di atas meja, aromanya kembali menguar ke udara. Ikan goreng dimasak lagi dengan kuah kecap asam manis dengan cabai iris merah dan daun bawang, terlihat sangat lezat, juga beberapa tumis sayuran pun terhidang menggugah selera.

Nasi hangat dari penanak nasi listrik di ambilnya dan menaruhnya di mangkok besar. Semua peralatan makan sudah siap. Hanina kemudian beranjak hendak membangunkan pria yang masih pulas di sofa.

Gadis itu berjongkok di sisi sofa "Wang Lei..." panggilnya, terdengar lembut, sangat berbeda ketika dia membangunkan Chen Jie tempo hari hingga menggunakan centong sayur dan tutup panci.

Pria itu bergerak sedikit, namun belum sepenuhnya sadar. Hanina menarik napas, lalu kembali bersuara lagi "Bangun. Sudah sore… aku sudah menghangatkan makanannya, kenapa kau tidak makan seharian ini? padahal kau tidak puasa."

Wang Lei mengerjap begitu mendengar suara Hanina yang samar-samar masuk ke alam mimpinya. Dia membuka mata perlahan, pandanganya masih buram saat menoleh, namun ketika melihat wajah Hanina yang begitu dekatnya, hatinya tiba-tiba mendesir.

"Kau bicara apa?" tanyanya, suaranya berat khas bangun tidur. Hanina mendengus pelan, siapa sangka suara itu juga membuat Dewi hijab itu berdebar-debar.

Hanina tetap tenang lalu mengulang ucapanya. "Bangun. Sudah sore... aku sudah menghangatkan makanannya, kenapa kau tidak makan seharian ini? padahal kau tidak puasa." suaranya lebih tegas kali ini.

"Aku tidak lapar."

1
Siti Nina
Waduh ketauan gak tuh sama bos nya,,,🤔 lanjut thor semangat ya up nya 💪💪💪
Siti Nina
Ko blm di lanjut thor cerita nya makin seru 🤗
Nalira🌻: Sudah up ya kak sayang😍. Makasih banyak udah setia menunggu kelanjutannya.
total 1 replies
Siti Nina
Jangan mudah percaya sama orang yg baru saja kita kenal,,,benar kata si wang lei klw dia mau merusak si hanina udh dari pertama kali dia lakukan,,,lanjut thor makin seru cerita nya 👍👍👍
Siti Nina
Salah faham
Siti Nina
Bodoh banget kamu hanina percaya pada jalang apa yg akn di lakukan wang lei ya bikin penasaran 🤔🤔🤔
Siti Nina
Kena fitnah si xiamei jalang 😏 bagaimana kah kelanjutannya di tunggu thor makin penasaran 🤔🤔🤔
Siti Nina
Wahh berengsek emg si xiamei
Nalira🌻: Emang paling bener di cekik aja ya 😏
total 1 replies
Siti Nina
Tetep semangat thor dlm berkarya 💪💪💪 cerita nya bagus kok bikin penasaran sama kelanjutannya 👍👍👍
Siti Nina
Wahh,,,ga beres nih si xiomei tapi sayang juga sih gadis suci harus dpt bekas suka celap celup kya si wang lei
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Lanjut thor makin seru cerita nya,,,bikin penasaran gmna akhirnya kisah cinta mereka 🤔🤔🤔
Siti Nina
Wahhh,,,wang lei sudah jatuh cinta nih bagaimana kelanjutannya makin penasaran 🤔 Lanjut thor makin seru cerita nya 👍👍👍
Nalira🌻: Terima kasih masih mampir kak... aku bakal update setiap hari di jam 10 in sya Allah..
total 1 replies
Siti Nina
Wahh kena fitnah nih si wang lei jgn percaya henina dia hanya ingin kamu membenci si wang lei,,,,lanjut thor 👍👍👍💪💪💪
Siti Nina
Di tunggu kelanjutannya thor ttp semangat 💪💪💪
yumi chan
thor jgn bt wanita yg jd prn utma lmh thor..agar critanya gk memboskn ..
Siti Nina
Lanjut thor ttp semangat ya 💪💪💪👍👍👍
Siti Nina
Lanjut thor makin seru cerita nya semangat ya up nya 💪💪💪👍👍👍
Siti Nina
Wahh,,wang lei terpesona pada hanina tapi ga mau ngaku gengsi di gedein 😄
Nalira🌻: Badboy emang gitu😂
total 1 replies
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!