Istri Kecil Gus Zayyan

Kamu sudah makan nak?" Tanya umi dan Zayyan menggeleng.

"Zay gak lapar umi" Jawabnya tapi perutnya berkata lain, perutnya berbunyi menandakan ia perlu di isi.

Umi tersenyum mendengar jawaban Zayyan berbeda dengan perutnya. "Pergilah makan, biar Fira umi dan Abi yang jaga".

"Baiklah umi Abi, zay ke kantin dulu assalamualaikum".

"Waalaikumsalam" jawab umi dan Abi kompak.

Zayyan pun pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan dari tadi.

Selesai makan ia pergi kemesjid terlebih dahulu karena sudah waktu isya'. Karena ada umi dan Abi menjaga Fira Ia sempatkan berzikir memohon ampun pada Allah karena sudah zalim pada istrinya. Selesai sholat serta berdoa ia pun kembali lagi ke ruang rawat istrinya.

"Assalamualaikum umi Abi" Zayyan masuk dan memberi salam.

"Waalaikumsalam".

"Bagaimana keadaan Fira mi? apa dia sudah bangun?" Tanya nya, ia fikir Fira sudah bangun saat di tinggalnya tadi.

"Belum zay, biarkan saja Fira istirahat."

"Sudah malam mi, sebaiknya uni dan Abi pulang saja." Saran Zayyan.

"Tapi bagaimana denganmu? apa sebaiknya umi saja yang menemani Fira, kamu pulang sama Abi."

"Tidak apa umi, biar zay yang jaga Fira, umi dan Abi sebaiknya istirahat di rumah, kasihan Abi nya jika di sini tidak akan bisa istirahat."

"Benar kata Zayyan mi, kita pulang saja dulu, besok pagi-pagi sekali kita balik lagi ke sini." timpal Abi.

"Baiklah, umi sama Abi pulang dulu yah, kalau ada apa-apa cepat hubungi umi."

"Iya mi," Zayyan mencium tangan kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam".

Zayyan merebahkan tubuhnya di kursi panjang yang ada di ruangan itu, karena tubuh dan pikiran nya lelah ia pun tertidur.

Fira membuka mata nya saat sayup-sayup terdengar suara azan, ia mengucek mata nya untuk menetralkan pandangannya, ia menggerakkan tubuhnya hingga bersandar di kepala ranjang.

"Alhamdulillah sudah azan" Gumamnya kemudian la meneliti isi ruangan untuk mencari keberadaan Zayyan, ia bangkit dan turun dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya mendekati Zayyan. Zayyan tidur sangat nyenyak dan damai, ia yang hendak membangunkan Zayyan pun tidak jadi karena merasa kasihan dengan sang suami.

"Dia pasti lelah." Fira kemudian berjalan ke kamar mandi sambil menarik tiang infus nya.

Plang

Tiang infus Fira menabrak dinding kamar mandi hingga membuat Zayyan terbangun saat mendengar suara. Zayyan menoleh ke arah suara dan ia kaget melihat Fira yang berjalan membawa tiang infus. Dengan segera ia menghampiri Fira.

"Mau kemana yang?" Tanya nya lembut dan mengambil alih tiang infus.

"Ke kamar mandi mas mau wudhu". Sahut Fira.

"Sudah azan?" tanya Zayyan sebab ia tidak mendengar sama sekali.

"He'em baru aja selesai azan nya."

"Ya sudah yuk!" Zayyan hendak menuntun ana ke kamar mandi.

"Mau ngapain?"

"Tapi kata nya mau wudhu'!"

"Iya mas ngapain ikut ke dalam."

"Ya bantuin kamu."

"Gak, mas tunggu di luar saja."

"Tapi kamu lagi sakit yang."

"Aku bisa kok, mas di luar saja."

"Yakin?"

"Yakin"

"Ya sudah, mas tunggu disini." Setelah menuntun Fira ke dalam kamar mandi Zayyan pun keluar menunggu tepat di depan pintu kamar mandi.

Selesai Fira wudhu' Zayyan mengantar Fira kembali ke tempat tidur, Fira akan sholat duduk berhubung tangannya masih di infus. Zayyan kemudian mengambil wudhu' dan mereka pun sholat berjamaah. Meskipun sedang sakit tidak membuat Fira meninggalkan sholatnya karena itu wajib bagi dirinya sebagai umat muslim.

Selesai sholat Zayyan menghampiri Fira, Ia menggenggam tangan Fira serta mengecupnya. "Sayang a_" Ucapan Zayyan terhenti saat mendengar bunyi perut Fira.

"Kamu lapar?" tanya nya tersenyum.

"He'em.."

"Mas belikan makanan yah, mau makan apa?"

"Bubur ayam saja."

"Ya sudah mas belikan dulu ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Zayyan pergi ke kantin dan memesankan bubur ayam, berhubung kantin rumah sakit buka dua puluh empat jam jadi gampang membeli walau masih terlalu pagi sekali pun.

Zayyan membawa satu bungkus bubur ayam untuk Fira, sampai di dalam ia langsung membuka nya. "Mas suap kan yah A'" Zayyan menyodorkan sendok tepat depan mulut Fira.

"Aku bisa sendiri mas." Fira mencoba mengambil sendok dari tangan Zayyan tapi di cegah Zayyan.

"Biar mas suap kan, buka mulutnya"

Kalau sudah begitu Fira tidak bisa menolak lagi, ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Zayyan, ia memakannya hingga tandas tanpa tersisa sedikitpun, sepertinya makan dengan suapan dari Zayyan sangat enak.

"Alhamdulillah" Ucap Zayyan saat semua buburnya habis, ia meletakkan tempat buburnya di atas nakas dan mengambil air minum dan memberikannya pada Fira.

"Sayang" Zayyan menggenggam tangan Fira serta menatap mata Fira, kini mata mereka saling beradu. "Mas minta maaf, sungguh mas minta maaf, mas sudah berdosa pada mu, " Zayyan mengecup tangan Fira.

Hati Fira sungguh terenyuh mendengar permintaan maaf Zayyan.

Fira menunduk tanpa terasa bulir bening menetes mengaliri pipinya. "Seharusnya yang minta maaf itu aku mas, aku sudah membuat mas kecewa, aku membuang tasbih mas padahal itu sangat berharga bagi mas. Itu semua karena ulat keket itu, aku gak suka dia ngedeketin mas, aku gak mau mas sampai suka sama dia" Safira menangis histeris.

Zayyan membawa Fira dalam pelukannya sambil mengelus punggung Fira menenangkan. "Kenapa tidak suka? apa kamu cemburu? apa kamu sudah mencintai mas?" Tanya Zayyan sambil mengelus punggung Fira.

Fira semakin histeris menangis sebab di tanya Zayyan seperti itu. Zayyan panik bingung sepertinya ia salah bicara. "Kenapa menangis? maaf jika pertanyaan mas membuatmu tidak suka."

"Aku cemburu, iya memang aku cemburu, aku tidak suka mas Deket dengannya maupun wanita lain, aku mencintai mas." Fira semakin dalam membenamkan wajahnya dalam dekapan Zayyan.

Mendengar ungkapan Fira membuat Zayyan tersenyum bahagia, ia bahagia akhirnya Fira juga mencintai nya. "I love you Fira, I love you nyonya Zayyan, hanya kamu wanita yang mas cintai, kamulah bidadari mas." Ucap Zayyan mengecup kening Fira dengan lembut.

Mendengar kata cinta dari Zayyan membuat Fira lega, ia menghentikan tangis nya kemudian menatap Zayyan. Kini mereka saling tatap, mata mereka bertemu mengungkapkan rasa cinta satu sama lain.

Zayyan mendekatkan wajahnya kemudian menempelkan bibirnya dengan bibir Fira, awalnya hanya menempel saja karena Fira diam akhirnya Zayyan melumat bibir Fira, tidak ada penolakan dari Fira justru ia larut dalam cumbuan Zayyan.

Hingga sebuah suara menghentikan mereka.

"Astaghfirullah"