Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Dia istriku
Baku hantam itu tak terelakkan. Setelah Dion melayangkan tonjokan kepada Alan pria itu pun juga membalasnya.
"Bocah tengik lo nggak usah ikut campur." geram Alan sembari melayangkan bogem ke pelipis Dion.
Untung saja postur tubuh Dion lebih tinggi dan besar dari Alan. Sehingga pukulan itu tak sampai membuatnya tersungkur.
"Lo nggak usah sok jadi pahlawan di depan Syifa. Gue tahu lo suka Syifa tapi lo harusnya ngaca. Lo cuma mahasiswa di sini. Harusnya lo tahu diri bo doh." Alan terus mengejek Dion.
Mendapat kata-kata seperti itu langsung saja Dion murka.
Layaknya orang kesetanan Dion terus menghantam Alan. Bahkan tak hanya tangan. Kedua kakinya pun silih berganti menendang pria itu.
Namun Alan pun tak mau kalah. Dia juga membalas sekenanya.
"Bro udah bro. Tahan emosi lo. Pak Alan bisa mati." Nico berusaha menghentikan Dion.
"Dion Please.. Udah Dion." Begitu juga dengan Syifa. Dia cukup histeris dengan apa yang dilakukan Dion.
Sementara orang-orang lainnya yang semula hanya menonton pun mulai ikut melerai.
Dion masih saja emosi. Dengan kekuatannya yang cukup besar Dion meronta dan kembali memukul Alan.
"Lo yang harusnya sadar diri. Sampai kapanpun gue gak akan biarkan orang lain menyentuh Syifa." ungkap Dion dengan geram.
"Cih, segitunya banget lo, oh apa jangan-jangan kalian sudah tidur bareng ya. Emang dasarnya janda gatel juga." Meski sudah babak belur namun ucapan Alan benar-benar membuat kemarahan Dion memuncak.
"Apa lo bilang? Berani lo hina Syifa? Gue gak akan biarin mulut kotor lo bicara lagi. Lo harus dapat hukumannya." Dion hendak melayangkan pukulan namun dengan cepat Syifa langsung memeluk Dion dari belakang.
"Dion sudah, please. Jangan kotori tanganmu dengan hal seperti itu." untung saja Dion langsung berhenti saat Syifa memohon kepadanya.
"Kan. Udah gue bilang apa. Kalian pasti sudah ada hubungan." ujar Alan.
"Ya, gue emang ada hubungan. Gue suaminya. Syifa adalah istriku." ucap Dion tegas.
Tentu saja semua orang langsung terkejut dengan pengakuan Dion. Begitu pula dengan Alan. Dia benar-benar tak menyangka.
"Hah akal-akalan lo aja." elak Alan.
"Dion memang suamiku. Kami sudah menikah." tanpa di duga Syifa langsung memegang tangan Dion dan mengatakan semuanya.
Tentu saja semua orang disitu langsung heboh setelah mendengar pengakuan langsung dari Syifa.
"nggak nyangka ya. Diam-diam mereka ternyata sudah menikah."
"Ha? Dion sama bu Syifa menikah? Bisa-bisa jadi hari patah hati nasional satu kampus nih."
"pantesan Dion nolak cewek-cewek kampus disini. Orang speknya aja Bu Syifa. Biarpun udah pernah nikah tapi auranya gak main-main."
"tapi pintar juga mereka menutupi hubungannya. Setidaknya masih profesional di kampus."
Tentu saja berbagai macam omongan orang-orang langsung menguar di telinga Syifa.
Namun tak berselang lama petugas keamanan kampus pun datang dan melerai mereka. Membubarkan semua kerumunan itu.
"Kalian bertiga dipanggil ke ruangan Rektor." ucap salah satu petugas keamanan.
Dengan penampilan yang begitu berantakan Syifa, Dion dan Alan berjalan menuju ruangan Rektor.
Saat mereka memasuki ruangan itu Syifa dan Dion dibuat terkejut saat mendapati Papa Wira sudah berada di situ. Karna kebetulan Papa Wira mampir ke kampus untuk mengurus beberapa hal.
"Apa yang terjadi ini? Kenapa kalian seperti ini?" Papa Wira sangat terkejut melihat wajah Dion yang tampak memar. Begitu juga Alan yang bahkan lebih parah. Pelipisnya masih mengeluarkan darah.
"Dia telah menyerang saya. Dia bahkan berani memaki saya. Pak, lebih parahnya Dion dan syifa ini..." dengan menggebu-gebu Alan mencoba untuk memojokkan Dion. Apalagi saat ini Alan melihat Wira yang dia tahu seorang penting yang merupakan donatur terbesar di kampus itu.
"Dion jelaskan semuanya." Papa Wira memotong pembicaraan Alan.
"Pria ini sudah menghina bahkan berani menyakiti Syifa Pa. Apa Papa akan diam saja jika melihat seorang istri yang dihina di depan suaminya? Bahkan di depan banyak orang. Aku tidak mungkin diam saja. Maafkan aku Pa." ujar Dion sambil menggenggam tangan Syifa.
'papa?' Alan terkejut saat mendengar Dion memanggil Wira papa. Apa jangan jangan Dion adalah anak dari Wira?
"Apa benar begitu Syifa?" tanya Wira kepada Syifa.
Syifa yang masih sangat syok hanya bisa mengangguk sambil menahan tangis.
"Lalu, pergelangan tangan dan dagumu siapa yang melakukannya?" tanya Papa Wira saat melihat bekas kemerahan serta luka gores di dagu Syifa.
"P-pak Alan.." jawab Syifa.
"Pak, saya bisa jelaskan. Sebenarnya saya.." Alan hendak mencoba membela diri namun suara ketukan di pintu menghentikannya.
Seorang petugas kantin serta salah satu mahasiswa yang kebetulan tadi berada di lokasi kejadian. Serta seorang petugas keamanan masuk ke dalam ruangan.
"Pak, saya sudah membawa saksi mata beserta hasil rekaman CCTV." ujar petugas keamanan kepada Rektor.
Akhirnya Rektor tersebut bertanya kepada saksi mata.
"Bu, tolong katakan yang sejujurnya bagaimana kejadian tadi bermula." ujar Rektor.
"Begini pak, tadi saya lihat Ibu Syifa sedang duduk sendirian di kantin. Kebetulan selesai memesan minuman kepada saya. Dia duduk sendirian tapi tiba-tiba saja Pak Alan datang menghampirinya. Saya juga sempat mendengar ucapan kurang sopan Pak Alan kepada Ibu Syifa. Bahkan terkesan melecehkan seorang wanita. Setelah Bu Syifa hendak pergi Pak Alan mencengkeram tangan dan dagu Bu Syifa. Saat itulah Mas Dion datang untuk menyelamatkan Bu Syifa. Tapi karena sama-sama emosi akhirnya mereka bertengkar." ucap ibu kantin.
Sementara salah satu mahasiswa juga menuturkan hal yang sama.
"Baiklah terima kasih. Kalian boleh kembali." ujar Rektor mempersilahkan para saksi itu pergi.
Sementara petugas keamanan itu menyerahkan rekaman CCTV dimana kejadian itu persis seperti yang dikatakan para saksi.
Alan semakin dibuat menciut dengan situasi ini. Tapi pria itu masih saja mencoba mencari kesalahan lain.
"Pak, tapi Dion dan Syifa sudah menikah. Ujar Alan.
"Saya tahu, Pak Wira sudah menceritakan semuanya. Tapi itu bukan masalah selama mereka masih melakukan hal wajar di kampus." ujar Rektor.
"Perbuatan yang Pak Alan lakukan kali ini benar-benar sangat disayangkan. Seharusnya sebagai dosen anda memberi contoh yang baik untuk para mahasiswa. Dan dengan terpaksa kami harus mengambil tindakan tegas untuk masalah ini."
Akhirnya setelah melakukan berbagai macam pertimbangan keputusan pun sudah ditentukan. Dion harus menerima skorsing selama satu minggu karena dia pun juga membuat onar di kampus. Syifa menerima skorsing selama empat hari dan Alan, dia terpaksa dicabut ijin mengajarnya. Dan terancam dipecat dari pekerjaannya.
Melihat Syifa yang tampak terguncang dan juga Dion yang memar akhirnya Papa Wira meminta keduanya untuk pulang.
"Dion, Syifa lebih baik kalian pulang. Biar sopir yang mengantar." ujar Papa Wira.
"Baik pa." Dion dan Syifa pun berpamitan untuk pulang.
"Kamu, bisa bicara dengan saya sebentar?" ucap Papa Wira kepada Alan.
Keduanya pun kini berada di salah satu ruangan di kampus itu. Hanya ada Alan dan Wira.
Sebenarnya Alan sudah sangat takut didepan Wira. Apalagi dengan tatapannya yang menghunus.
"Jika bukan karena menantu saya yang tak ingin membawa masalah ini ke jalur hukum maka saya sudah pastikan kamu mendekam di penjara. Awas saja jika sampai saya tahu kamu mengganggu keluarga saya lagi maka saya tak segan-segan menghancurkan hidup kamu." ancaman Wira tak main-main.
bahkan Wira sampai menyebutkan nama-nama anggota keluarga Alan yang akan diancam Wira. tentu saja membuat dirinya semakin ketakutan.
"Pak, maafkan saya. Sungguh saya minta maaf dan janji tak akan mengganggu keluarga anda lagi." mohon Alan dengan berlutut di bawah kaki Wira.
...****************...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄