Aku Yang Tersakiti

Pagi-pagi sekali, Zafran terbangun dan melihat sebelahnya kosong.

Ia melihat Disha sedang di dapur.

Bergegas ia mandi dan membersihkan diri. Setelah memakai baju, ia langsung mendekati Disha. Ingin bicara.

"Disha, Mas mau ngomong."

"Ngomong aja." Disha menyahut dingin sambil menghidangkan ayam yang digorengnya ke piring.

Zafran kaget melihat makanan yang semalam ada di tempat sampah. Juga kuenya.

"Kenapa kamu buang?" Tanya Zafran.

Disha menoleh dengan mata merah. "Apa artinya Mas? Mas aja nggak inget hari pernikahan kita. Dan malah asik pergi dengan wanita lain yang istri orang. Lalu untuk apa lagi aku di sini?"

"Disha.." Zafran memegang kedua bahu nya. "Dengerin dulu penjelasan aku."

Disha menepis kedua tangannya.

"Udah cukup, Mas. Aku udah nggak tahan hidup sama Mas. Aku mau kita cerai!"

Permintaan Disha membuat Zafran kaget. Tidak menyangka Disha ingin pisah.

"Kamu ngomong apa sih, Disha??"

"Aku udah capek nunggu penjelasan dari kamu Mas! Selama ini diamnya suamiku nyakitin aku. Bahkan kamu nggak pernah anggap aku istri. Selama setahun, kamu nggak pernah sentuh aku sebagai istri. Udah cukup. Aku nggak tahan lagi. Aku akan urus perceraian kita dan aku akan pindah dari rumah ini."

Disha berbalik ke kamar langsung ditahan Zafran.

"Kamu mau pergi ke mana?"

"Aku akan ngekos di dekat kampus. Mas tenang aja. Aku akan tutup rapat-rapat masalah kita dan aku pastiin Papa Bunda juga nggak akan tau."

Disha menepis tangan Zafran kasar.

Zafran menarik napas, keringat dingin mulai mengucur. Sorot matanya tiba-tiba berubah.

Ia berbalik masuk kamar dan menguncinya.

Disha sedang membereskan pakaiannya tidak menyadari tatapan Zafran yang berbeda.

Begitu berbalik, Disha kaget melihat sorot mata tajam suaminya yang menakutkan.

***

Bruukkkkk...

Disha mengaduh begitu Zafran membantingnya ke kasur.

"Mas apa-apaan sih?"

Zafran melepas pakaian dan celananya. Dalam sekejap tubuhnya polos membuat Disha kaget dan mulai takut.

"Diam kamu!" Zafran merobek baju Disha tanpa memberi celah istrinya memberontak.

"Mas mau apa?" Disha ketakutan melihat sorot mata suaminya yang mengerikan.

"Aku mau p*rkosa kamu! Hal yang sejak awal ingin aku lakukan. Dan hari ini, aku nggak akan lepasin kamu! Jangan harap kamu bisa pergi sebelum puasin aku!" Zafran berkata menakutkan sambil menjambak rambut Disha dengan kasar.

Disha tidak bisa menjerit karena Zafran langsung membungkam bibirnya dengan ciuman brutal yang kasar.

Mengobrak-abrik isi mulutnya dengan lidah begitu kasar.

Bibirnya digigit dengan buas sampai berdarah.

Kedua tangannya dikunci di atas kepala.

Tenaga Zafran sungguh kuat, Disha sulit melawannya.

Air mata Disha menetes, sakit.

Bahkan ketika Disha berusaha memalingkan muka, Zafran malah memukulnya.

"Cepat balas! Jangan diem aja!" Bentaknya lalu melanjutkan melahap bibir dengan buas nggak peduli bibir Disha sudah terluka.

"Gimana? Kamu suka kan? Yang kamu tunggu akhirnya aku kasih. Ouuhh.. nikmati ini.. ayo teriak! Ini nikmat banget.."

Tanpa sabar, Zafran melucuti semua benang di tubuh Disha hingga tubuhnya polos.

Disha yang ketakutan sampai tidak berkutik hanya bisa menangis.

Zafran begitu kasar mencumbunya dengan membabi buta.

Ia hanya menahan sakit begitu dengan n*fsunya Zafran menggigit lehernya hingga meninggalkan tanda.

Tak sampai disitu, Disha menahan jeritannya begitu Zafran menyesap dua dadanya dengan kasar.

Sakit.

Sungguh sakit.

"Aaakkkkhhh...." Jerit Zafran keras dan membuka kedua kaki Disha.

Disha tidak bisa menjerit begitu senjata Zafran menembus miliknya penuh tenaga.

Tanpa aba-aba.

Disha menggigit bibir menahan sakit, hanya bisa mencengkeram erat seprai melawan rasa perih karena Zafran begitu membabi buta menghajar kewanitaannya.

Darah p*rawannya mengalir.

Zafran merobek miliknya begitu kasar membuatnya kesakitan luar biasa.

Plakk..

Pahanya dipukul hingga membekas merah.

"Cepat goyang! Jangan diem aja!" Bentak Zafran kasar.

Disha menahan perih tubuhnya. Hatinya lebih sakit lagi.

Zafran kenikmatan dengan aksinya sampai mencakar Disha habis-habisan.

Entah sampai kapan Zafran puas, Disha sudah tidak bisa merasakan tubuhnya.

***

Zafran tertidur pulas setelah melakukan aksi kasarnya entah keberapa kali. Lelaki itu menjadi sangat buas menggagahi istrinya berulang ulang dengan kasar.

Disha di sampingnya hanya terisak menangis pedih dengan tubuh hanya ditutupi selimut.

Begitu sakit diperlakukan sangat kasar.

Ia berjalan tertatih tatih karena sakit pada intinya.

Sambil membersihkan diri di kamar mandi, ia tak henti menangis. Kaget dengan sisi lain suaminya.

Begitu kasar.

Tak ada kelembutan.

Sungguh ia tidak menyangka.

Setelah mengganti baju, ia bergegas pergi. Hendak menemui seseorang.

***