Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.
Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.
Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.
Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.
Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.
Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.
Apakah permintaan Noni?
Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. JSAMS
Gadhing terbangun dari tidurnya. Setelah mengetahui semua yang pernah dikatakan Nasya mengenai perselingkuhan Noni dengan Dimas, ia memutuskan tidur di kamar Nasya.
Gadhing duduk di atas ranjang, memijat kepalanya sendiri yang terasa pusing. Ia baru teringat bila semalaman berada di kamar Nasya dan berharap gadis cantik itu pulang.
Gadhing beringsut turun dari ranjang lalu keluar dari kamar menuju kamar nya untuk membersihkan diri setelah itu ia berencana untuk mencari Nasya kembali.
Beberapa saat kemudian, Gadhing sudah tampak lebih segar dan sudah berpakaian rapi. Hari ini Gadhing sudah meminta izin pada pihak Rumah Sakit untuk tidak bekerja.
Tanpa sarapan ataupun minum segelas teh atau kopi, Gadhing keluar rumah membawa amplop berisi flashdisk dan beberapa foto bukti perselingkuhan Noni dengan Dimas.
Saat ia sudah membuka pintu, terlihat mobil baru saja memasuki pekarangan rumahnya. Dahi nya berkerut ketika baru sadar bila mobil tersebut adalah mobil mewah yang jauh lebih mahal harganya dari mobil yang dimilikinya.
*
*
Nasya tersenyum sembari melambaikan tangan kepada Tiara yang baru saja memasuki pekarangan sekolah.
Jimmy melihat senyum manis Nasya membuat detak jantungnya bertalu-talu. Andai tidak memikirkan bila Nasya adalah wanita terhormat, pasti Jimmy langsung mengurung dan langsung menyentuh Nasya.
Tetapi perasaan nya jauh lebih berharga hingga Jimmy menekan dan mengabaikan gairah yang sering sekali menghampiri jika sedang bersama Nasya.
Jimmy mengakui, jika dirinya bukanlah pria sholeh yang taat agama. Tetapi, sedikit banyak mengetahui larangan agama.
"Terimakasih, Sya."
Nasya menoleh dan mengangguk. "Ayo, mas. Aku harus segera mengambil barang-barang ku."
Jimmy mengangguk kemudian berjalan mendahului Nasya mendekati mobil dan membukakan pintu di sisi seberang kemudi.
"Aku sudah biasa melakukan sendiri," tutur Nasya karena merasa tidak enak hati dibukakan pintu oleh Jimmy.
"Silahkan masuk, Sya!" kata Jimmy tegas membuat Nasya cemberut.
Nasya sudah masuk ke dalam mobil, Jimmy menutup pintu lalu memutari mobil dan masuk ke dalam duduk di kursi kemudi.
Jimmy merasa Nasya menjadi canggung terhadapnya karena ajakan nya menikah saat sarapan.
"Jangan pikirkan ucapan saya tadi," katanya.
Nasya menoleh sesaat lalu mengangguk. "Bapak gak perlu khawatir. Saya ini wanita bebas. Siapapun boleh mendekati asal tidak di luar batas."
Jimmy menoleh menatap Nasya sesaat lalu kembali fokus ke depan membelah jalanan. "Kenapa kamu bicara formal kembali?" tanya Jimmy menyadari ucapan Nasya.
Nasya mencebik. "Padahal aku ikutin mas. Aku belajar ngomong biasa malah mas ngomong formal," omel Nasya.
Nah kan! calon istri tukang ngomel.
"Iya, maaf. Maafin mas," kata Jimmy mengalah.
"Halah. Maaf- maaf. Tapi nanti di ulangi lagi. Oh iya. Jangan lagi bangun siang, Tiara harus dibiasakan bangun pagi dan sholat subuh, mas."
Jimmy tersenyum dan hatinya merasa senang mendengar omelan Nasya. Sungguh, hatinya menghangat atas perhatian yang diberikan gadis itu.
"Makanya kamu nikah sama mas. Jadi kita bangunin Tiara bareng-bareng," ujar Jimmy membuat Nasya melotot.
"Apaan sih, mas. Aku baru saja di talak malam tadi."
Lama mereka saling berdebat sepanjang perjalanan. Hingga perdebatan mereka terhenti saat mobil Jimmy berhenti tepat di depan rumah Gadhing.
Nasya mematung melihat Gadhing berdiri di ambang pintu. Ia menggelengkan kepala ketika menyadari bahwa Gadhing bukan lagi siapa-siapanya. Hanyalah seorang kakak sepupu tiri saja.
"Perlu mas temani?" tawar Jimmy. Sebenarnya menawarkan diri karena cemburu dan takut bila Nasya rujuk kembali dengan Gadhing.
Nasya menoleh ke arah Jimmy dan mengangguk lemah. Dalam pikiran Nasya sekarang adalah, takut jika Gadhing meminta rujuk dan melakukan yang tidak diinginkan. Sementara dirinya tidak memiliki masa Iddah.
Keduanya turun dari mobil bersamaan dan berjalan ke arah pintu dimana Gadhing tengah berdiri.
Tak dipungkiri jika hati Nasya masih bergetar dan jantungnya masih dengan detak yang sama.
Jimmy melihat tatapan Nasya kepada Gadhing membuatnya mengepalkan tangan di dalam saku.
Ia cemburu, ia tidak suka sesuatu yang sudah di cap sebagai miliknya menatap pria lain dengan tatapan cinta.
"Assalamualaikum, mas."
Ingin rasanya Gadhing memeluk Nasya saat ini. "Waalaikumsalam. Kamu kemana saja, Nasyama? mas khawatir."
Nasya tersenyum miris. Ingin rasanya bertanya, benarkah mengkhawatirkan dirinya?
"Boleh aku masuk, mas?" Nasya balik tanya tanpa menjawab pertanyaan dari Gadhing sebelumnya.
Gadhing mengangguk lalu menggeser tubuhnya agar Nasya masuk. Tatapannya tajam ketika menatap Jimmy.
Begitu juga Jimmy menatap Gadhing tak kalah tajam.
"Kenapa anda juga ikut masuk?" tanya Gadhing dingin.
Jimmy tersenyum miring. "Saya ikut karena permintaan Nasya," sahutnya santai kemudian masuk ke dalam rumah Gadhing.
Gadhing langsung menoleh ke arah Nasya.
"Biarkan pak Jimmy masuk, mas. Aku gak mau menimbulkan fitnah karena kita bukan lagi suami istri."
Nasya langsung masuk ke dalam kamar nya dan menutup pintu. Tubuhnya luruh ke lantai bersandar pada daun pintu.
Kedua tangan nya membekap mulut agar tangisnya tidak terdengar oleh dua pria di luar.
Bohong jika ia tidak hancur. Karena keberadaan Tiara lah dapat mengalihkan kesedihan nya sedari kemarin.
Di usap dengan kasar pipinya yang basah karena air mata. Nasya kembali berdiri dan bergegas membereskan barang-barang nya.
Setelah selesai memasukkan pakaian dan barang-barang yang lain, Nasya beralih membuka laci yang ada di di lemari.
Astaghfirullah. Kemana amplop itu?
Nasya terkejut karena tak mendapati amplop berisi bukti perselingkuhan Noni dengan Dimas.
Nasya mencari di laci nakas dan tidak ada ditemukan. Ia menelan saliva ketika dugaan nya tertuju pada Gadhing.
Dengan cepat Nasya keluar membawa sebuah koper besar. Dilihat kedua pria itu hanya diam tetapi tatapan mereka begitu tajam satu sama lain.
Mata Nasya tertuju pada sebuah amplop cokelat di atas meja dihadapan Gadhing. Ia yakin bahwa Gadhing telah mengetahui semuanya.
Nasya duduk di sofa tunggal. "Nasya pamit, mas."
Gadhing menatap Nasya. "Jangan pergi, Sya. Mas ingin kita menikah lagi. Mas sudah tahu semuanya, mas akan menceraikan Noni dan melaporkannya ke polisi," terang Gadhing mengiba.
Nasya menghela nafas panjang. Ditatap dua pria di hadapan nya bergantian. "Maaf, mas. Jangan tinggalkan Noni. Dia sedang sakit dan aku sudah memaafkannya."
"Awalnya aku memang berniat membalas dendam dengan merebut mas dari Noni. Tapi, aku kalah, mas. Cinta ku enggak sekuat itu untuk bertahan di sisimu terlalu lama. Mungkin dengan sakit yang di derita Noni bisa menjadikan nya istri yang lebih baik lagi buat, mas. Aku pamit," kata Nasya kemudian bangkit menarik koper keluar rumah.
Jimmy tersenyum mengejek pada Gadhing. "Anda membuang berlian hanya untuk sebuah gumpalan kotoran yang tak berharga, bung!" Jimmy menepuk bahu Gadhing sedikit keras.
"Kini, biarkan aku berjuang mendapatkan berlian yang anda buang!"
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....
menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.