RUSUK SANG BILLIONAIRE

Chelsea menarik napas panjang seraya tersenyum menatap gedung mewah perusahaan Jewellery Desain, untuk pertama kalinya ia mengunjungi perusahaan tersebut. Ia melupakan suaminya yang tadi beriringan dengannya

"Semoga semuanya lancar. " gumam Chelsea seraya melangkahkan kakinya memasuki lobby perusahaan.

"Selamat pagi mbak, aku mahasiswa magang,,,"

"Silahkan langsung ke lantai 5 mbak, disana teman-temannya sedang berkumpul. " ucap wanita cantik itu memotong ucapan Chelsea sambil tersenyum ramah.

"Thanks, mbak Vania. " balas Chelsea sopan.

Saat Chelsea menuju lift para kaum adam menatapnya kagum bagaimana tidak, Chelsea tersenyum ramah pada semua karyawan yang berpapasan dengannya memberikan nilai plus pada wajahnya yang cantik. Sementara kaum hawa ada yang membalas senyumannya namun ada pula yang mencibirnya.

Chelsea segera memasuki lift dan menekan angka lima, ia tak ingin terlambat pada hari pertamanya magang. Setelah lift berhenti pada lantai yang menjadi tujuannya Chelsea segera keluar dan ikut bergabung dengan teman-temannya yang lain.

"Untung kamu gak telat. " ucap Diana menyambutnya

"Anak baik memang selalu diberkahi oleh Yang Maha Kuasa. Eh, ngomong-ngomong Arnold magangnya di perusahaan mana ?"

"Mega Raksa "

"Haaaa ?? kok tuh anak gak bilang-bilang. " balas Chelsea segera mengirim pesan pada papanya.

"Jangan di manja, biarkan aja dia merasakan derita anak magang. " ucap Diana sewot

"Kasihan dia sendirian disana, kalau disini kan kita berdua bisa saling membantu. " balas Chelsea apa adanya.

Diana tak lagi melanjutkan mendebat sahabatnya, seorang wanita cantik telah memasuki ruangan dan meminta perhatian para mahasiswa yang akan magang. Wanita cantik itu kemudian memberikan pengarahan dan membagi mereka ke beberapa divisi.

"Reni, Tamara dan Rangga divisi penasaran."

"Diana , Chelsea dan Gilang divisi keuangan. "

Baik Diana maupun Chelsea tak memperdulikan lagi pembagian divisi teman-temannya yang lain bagi mereka yang penting divisinya sudah jelas maka itu sudah cukup. Hingga wanita cantik itu menyelesaikan tugasnya dan menyuruh beberapa karyawan agar memandu mereka menuju divisi masing-masing.

"Mbak, wanita cantik tadi namanya siapa ?" tanya Chelsea pada karyawan yang bertugas mengantar mereka.

"Namanya bu Bella, beliau adalah manajer divisi keuangan dan salah satu mantan kandidat calon menantu bos besar. "

"Mantan kandidat calon menantu ???" Chelsea mengulang ucapan Risha

"Iya, sebelum bos besar menikahkan pak Kiano, bu Bella selalu mengatakan jika dirinya yang akan menikahi putra bungsu bos besar di karenakan papanya bu Bella sering berkunjung kesini dan dia kerja disinipun karena rekomendasi dari bos besar. "

"Mbak tahu gimana wajah istri pak Kiano ??" Diana memancing Risha yang ternyata suka gosip.

"Maaf mbak, kami karyawan rendahan tidak tahu tapi pastinya cantik."

"Bu Bella juga gak tahu ??"

"Kayaknya enggak deh mbak, soalnya waktu hari pernikahan pak Kiano, beliau ditugaskan untuk mengaudit perusahaan cabang. "

"Apa bis besar sengaja memberinya tugas itu saat akan menikahkan putranya ??" tanya Chelsea ikut penasaran.

'Syukurlah aku magang disini jadi bisa mengetahui sedikit tentang pria datar itu. Untung aku belum ditiduri. ' batin Chelsea kesal dengan sikap Kiano yang seenaknya menikahinya.

"Aku rasa enggak deh mbak, karena hanya bu Bella yang kege-eran sedangkan pak Kiano setiap berkunjung ke sini tidak pernah melihatnya. "

"Kita sudah sampai mbak, semoga kalian betah bekerja di bawah perintah bu Bella, tolong cerita tadi cukup kita bertiga yang tahu ya, aku masih sayang dengan pekerjaanku. " ucap Risha memohon.

"Tenang aja mbak, lain kali kita cerita-cerita lagi. " Chelsea menggenggam tangan Risha meyakinkan gadis manis itu.

"Ngapain kalian belum masuk !! kantor ini bukan kampus dimana kalian bisa bebas bergosip !!" teriakan Bella menggelegar mengisi ruangan yang lumayan besar itu.

"Maaf bu. " ucap Chelsea mendahului Diana yang ingin membalasnya.

"Cepat kemari, meja kalian disudut sana dan Silahkan kerjakan yang ada di meja kalian, ingat selesaikan sebelum jam istirahat jika tidak selesai maka tidak ada kata istirahat. " perintah Bella sebelum masuk ke dalam ruangannya.

"Kalian berdua sabar ya, kami akan membantu kalian mengerjakannya. " ucap karyawan yang kebetulan berada di dekat meja keduanya.

"Cantik-cantik sangar. " celetuk Diana

"Maklum mbak, cintanya bertepuk sebelah tangan. "

"Patah hati dia ,,," timpal yang lainnya terkikik geli

"Berhenti ghibahin dia, kalau ketahuan bisa habis kita dicari maki. "

"Untung pak Kiano gak pernah melirik dia, kalau tidak bisa habis kita dipecat semua. " ucap yang lain bergidik ngeri.

"Oh ya kenalkan aku Laras."

"Fahmi."

"Ryan."

"Sarah. "

Mereka memperkenalkan diri dan Chelsea, Diana serta Gilang pun memperkenalkan diri mereka. Beruntung mereka ditempatkan pada divisi yang sangat ramah pada mahasiswa magang seperti mereka walaupun manajernya ketus namun mereka tak memperdulikannya yang penting teman satu divisi mereka baik dan ramah.

Diana, Gilang dan Chelsea serta karyawan yang lain kemudian tenggelam dengan pekerjaan masing-masing, pekerjaan mereka memang memerlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi karena salah memasukkan angka satu poin saja akan sangat berpengaruh pada laporan mereka, begitu pula dengan menghitung sederet angka. Diantara sekian banyaknya divisi mungkin ruangan divisi merekalah yang paling sunyi saat jam kerja. Hingga ponsel Chelsea berdering menampilkan notifikasi pesan dari dosen daki menyadarkan semuanya dan melirik jam tangan mereka.

"Wah, jam makan siang nih. Ke kantin yuk. " ucap Laraz meregangkan otot-ototnya.

"Tapi pekerjaan kami belum selesai. " balas Chelsea ak ingin beranjak dari tempat duduknya.

"Gak apa-apa, save aja dulu. " timpal Fahmi.

Chelsea kemudian melakukan saran Fahmi kemudian mencabut flash disknya, ia berjaga-jaga jangan sampai ada seseorang yang ingin mengerjainya sehingga menghapus atau mengacaukan laporan yang sudah susah payah ia buat. Chelsea terlalu hati-hati, ia tidak ingin mempermalukan papa mertuanya maupun pria datar itu.

Dosen daki

Makan siang di ruangan saya

^^^Me^^^

^^^Maaf pak, aku sedang makan dikantin bareng teman-teman ^^^

Dosen daki

Tinggalkan mereka, lebih baik makan dengan suami

^^^Me^^^

^^^Lain kali, lagian aku gak tahu ruangan bapak ^^^

Dosen daki

Tanyakan pada temanmu (read)

Chelsea tidak lagi membalas pesan Kiano, ia hanya mendengus kasar dan meletakkan ponselnya pada posisi terbalik dan mensilentkan ponselnya kemudian melanjutkan makan siangnya sementara Kiano menunggu di ruangannya dan belum menyentuh makanan yang di pesannya.

🎶🎶🎶🎶

selamat pagi , terima kasih dukungannya selama ini

love youa sekelompok cabe 🤗🤗