NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta : Hasrat Terlarang Suamiku

Berbagi Cinta : Hasrat Terlarang Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Cinta Dramatis Yang Sedih / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:36.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: JBlack

Pernikahan yang begitu sempurna dan seharusnya berakhir bahagia, seketika hancur, karena kehadiran sosok wanita lain di kehidupan mereka.

Perasaan Gibran Bara Alkhafi awalnya hanya untuk Almeera, kini terbagi dua, dengan wanita dari masa lalunya. Pesona Narumi, mampu membuat hasrat terlarang di dalam diri Gibran Bara Alkahfi, keluar tanpa terkendali.

Bagaimana nasib rumah tangga Gibran dan Almeera? Apakah pernikahan mereka akan bertahan atau berpisah?

Jadwal Update : Pukul 09.00 dan 14.00
Follow instagram Author : @myname_jblack

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JBlack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fadly Almeera

...Ketika kamu tak bahagia. Lihatlah ke belakang, disana ada aku yang setia menunggumu. ...

...~Fadly Aradhana...

...🌴🌴🌴...

Seorang perempuan mulai menggeliat dari tidurnya. Dia menarik tangannya keatas untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku. Matanya mulai mengerjap menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam kamarnya. 

Semalam dirinya tidur di kamar. Tanpa peduli Bara yang masih di luar, Almeera mulai mengunci kamarnya dari dalam. Dirinya masih merasa kesal dan marah pada pria itu. Bisa-bisanya Bara yang pintar dalam urusan pekerjaan, bisa mendadak bodoh hanya karena cinta.

"Kenapa waktu cepet banget. Sih!" keluhnya dengan bibir mengerucut. 

Almeera menyingkirkan selimut dari tubuhnya. Lalu dia menurunkan kedua kakinya ke lantai dan mulai beranjak menuju kamar mandi. Dia ingin menggosok gigi dan mencuci mukanya, sebelum dirinya turun ke lantai bawah.

Jadwalnya hari ini sungguh padat. Dia harus menyiapkan sarapan dan mengantar putranya. Setelah itu dia memiliki jadwal meeting dengan kliennya pagi ini, lalu jam istirahat, Almeera akan menemui Fadly di restoran dekat kantor. 

Mengingat nama Fadly, Almeera menjadi bimbang. Apakah pria itu tahu tentang kejadian yang terjadi di hunian kemarin atau lebih tepatnya dia tahu bahwa mereka memergoki suaminya bersama wanita lain yang ternyata istri mudanya. 

"Memikirkan ini membuat kepalaku sakit," keluhnya sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Akhirnya hanya memakai celana pendek dan kaos. Almeera mulai menuruni tangga. Saat kakinya baru saja menapak di lantai bawah, suara seseorang membuatnya mendongak.

"Baru bangun?" 

Almeera mengangguk.

Tumben sekali dia bangun sepagi ini, gumam Almeera saat melihat suaminya sudah muncul sepagi ini.

"Tidur disini?" tanya Almeera saat melihat penampilan suaminya. 

"Bukankah ini rumahku juga?" balas Bara dengan menatap istrinya itu dengan lekat.

"Yayaya. Aku tau ini rumah pemberianmu," cetus Almeera lalu melangkah. 

Bukannya dia tak tahu. Namun, Almeera pura-pura tak sadar bahwa suaminya itu sejak tadi memperhatikan penampilannya. Dirinya memang tak berpikir jika Bara akan menginap disini. Maka dari itu dia memakai pakaian pendek sepagi ini. 

"Jangan lama-lama melihatku. Nanti kamu sendiri yang bingung melampiaskannya pada istri mudamu," sindir Almeera sambil berjalan menuju dapur. 

Bara terdiam. Apa yang dikatakan istrinya memang benar. Dia dan Almeera sudah lama tak tidur bersama. Bahkan keduanya sudah pisah ranjang semenjak poligami itu terjadi. 

Almeera benar-benar tak mau disentuhnya sampai saat ini dan membuat Bara harus ke rumah Narumi untuk melampiaskan keinginannya. Sungguh ini benar-benar menyiksa dirinya. Bara merindukan Almeera dan manjanya wanita itu. 

"Almeera!" 

"Pergilah olahraga!" seru Almeera dari dapur.

"Ra, tunggu!" Bara menyusul. Pria itu memasuki dapur dan hendak mendekati Almeera.

Namun, sebelum dia sampai. Istrinya itu sudah berbalik dengan tangan memegang pisau mengarah kepada dirinya. 

"Jangan mendekat!" seru Almeera dengan tatapan tajamnya.

"Lepaskan pisau itu, Sayang. Aku minta maaf!" kata Bara memohon.

"Kalau kamu ingin melampiaskan nafsumu. Pergilah ke rumah Narumi dan lakukan sampai subuh!" 

...🌴🌴🌴...

Setelah kejadian tadi pagi, Almeera tak menemukan keberadaan suaminya. Dirinya hanya mengedikkan bahunya tanda tak peduli. Setelah itu dia segera keluar menyusul sang putra yang sedang memakai sepatunya di ruang tamu. Hingga tanpa sengaja, Almeera melihat ponselnya tergeletak di atas meja.

"Astaga, aku baru ingat! Semalam setelah adu mulut dengan Mas Bara. Aku meninggalkan ponselku disini." 

"Mama ayo!" ajak Abraham yang ternyata sudah selesai memakai sepatunya.

Almeera akhirnya tak memikirkan ponselnya lagi. Dia segera meraih benda pipih itu dan segera mengantarkan putranya ke sekolah. Kebiasaan ini sudah menjadi hal biasa. Bahkan putranya sudah tak mau diantar oleh supir. Almeera benar-benar sudah berusaha mandiri dan melakukan semua pekerjaannya tanpa bantuan siapapun. 

Almeera benar-benar melupakan segala kejadian yang terjadi di rumahnya. Dia melakukan meeting dengan baik sampai tanpa sadar jam makan siang telah tiba. Mengingat janjinya dengan Fadly, dia segera meraih tasnya dan keluar dari ruangan.

"Adeeva, aku akan keluar sebentar," pamit Almeera di hadapan dua sekretarisnya.

"Iya, Bu," sahut Adeeva dengan sopan. 

"Jika ada yang mencariku, bilang aku sedang menemui seseorang di luar." 

"Baik." 

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Almeera bergegas menuju restoran yang menjadi tempat keduanya bertemu. Saat dirinya baru saja masuk, dia bisa melihat punggung Fadly yang duduk membelakangi. 

Entah kenapa semakin dekat, Almeera merasa gugup luar biasa. Mungkin ini pertemuan pertama mereka hanya berdua saja dan itu tentu membuat keadaan jantungnya tidak normal. 

Sadar, Ra. Kamu istri orang. Dosa hukumnya memikirkan pria lain! Gumamnya dalam hati. 

"Hai, Kak. Maaf aku terlambat," sapa Almeera saat sudah ada di dekat meja mereka.

Kepala pria itu bergerak. Fadly spontan beranjak berdiri dan menarikkan kursi untuk Almeera. Pria itu tersenyum dan mempersilahkan wanita itu duduk.

"Santai, Num. Aku juga baru datang," kata Fadly dengan ramah. 

Lihatlah lesung pipi itu. Ternyata melihat lebih dekat semakin manis, bisik hati Meera tak tahan. 

Keduanya sudah duduk berhadapan. Mereka juga memesan makanan dan minuman saat pelayan mendekati keduanya. 

"Kemana Bia? Kenapa tidak membawanya?" tanya Fadly tak sabaran.

"Bia bersama Kak Jonathan karena jadwalku tadi pagi sangat sibuk, Kak."

Fadly ber oh ria dan menganggukkan kepalanya. 

"Num, maafkan aku…" jeda Fadly dengan wajah penuh sesal. "Aku tak tahu jika rumah itu…" 

"Tidak perlu minta maaf, Kak. Aku mengerti," sela Almeera dengan yakin.

"Aku benar-benar tak sengaja."

"Aku tahu, Kak Fadly. Aku memaklumi," sahut Almeera dengan tersenyum.

Obrolan keduanya terjeda saat pelayan mengantarkan minuman mereka.

"Terima kasih," kata Meera dengan ramah pada pelayan tersebut.

Fadly tak bersuara dan membuat Almeera menatap pria itu. Jantungnya berdegup kencang saat melihat mata tajam itu memandangnya dengan lekat dan semakin membuat Meera salah tingkah. 

"Ada apa, Kak?" tanya Meera dengan gugup.

"Apakah rumah tanggamu baik-baik saja?" 

Jantung Almeera mencelos. Dia menunduk tak berani menanggapi pertanyaan kakak seniornya.

"Maaf jika aku ikut campur, Num. Tapi asistenku mengatakan jika kamu bertemu dengan suamimu yang sedang bersama wanita lain saat itu," ujar Fadly menjelaskan. "Apa itu benar? Apa itu selingkuhan suamimu?" 

Ya tuhan. Akhirnya ada orang lain yang mulai mengetahui ini semua, gumam Almeera tak berani mendongak. 

Almeera tak mau menjawab. Dia tak tahu harus menjawab apa. Disisi lain, ini adalah aib suaminya. Namun, Fadly bukan orang baru untuknya. 

"Jika kamu tak bahagia. Lihatlah aku, Num! Ada aku yang menunggumu disini."

Spontan ucapan Fadly membuat Almeera mendongak. Wanita itu menatap lekat mata Fadly dengan tak percaya. Telinganya tak mungkin salah dengar barusan. Pria itu benar-benar mengatakan itu. 

Belum hilang keterkejutan itu. Sebuah tangan menggenggam tangannya dengan cepat sebelum dia menghindar.

"Aku serius, Num. Hatiku masih sama untukmu sejak dulu." 

Belum sempat Almeera melepas tangan Fadly. Sebuah suara keras di dekatnya mengejutkan dirinya.

"Brengsek! Lepaskan tangan istriku!" 

~Bersambung

Lah ya toh! Jebule Pawange muncul ngamuk-ngamuk, hahaha.

Jangan lupa klik like, komen dan vote.

1
Zafir Nadin
Kesekian kali baca novel ini dan selalu kesal dan jijay sama bara,iyuhhh bara lu ga cukup satu istri aja ape gimane😐
L A
jangan² pria inisial F ini target nya Jimmy 🤔
L A
🤣🤣🤣🤣🤣
Cha Cha
kalo dulu benihmu di buang buang ya bara
Cha Cha
karna dirimu cuma memikirkan kebahagian kamu sendiri egois👊
Cha Cha
kamu emang gampang di bodohi istri ularmu
Cha Cha
kamu aja yg kurang bersukur uda punya yg cantik masi aja serakah
Retno Isusiloningtyas
baru tau tulisan kakak J
bagus .. bagus .. karyanya

pertama baca novel anaknya
fany threeboy
aku baru baca aaaaaaaaa. rasanya pen banting hape taauuuu.. /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
fany threeboy
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Yeni susilawati
khilaf apa doyan
Yeni susilawati
Basi...
Queen Sha
kalau kamu kerupuk atau rempeyek, bisa dipastikan kamu bakal tak kunyah2 tanpa jeda Bar... gemesh
Hr sasuwe
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Vitriani
Luar biasa
Komariyah
Kecewa
Komariyah
Buruk
Evi
zaman sekarang perasaan harus dibarengin logika
Evi
itu lah kenapa dibilang tdk ada persahaban yg murni antara laki-laki dan perempuan Krn diantara salah satu a pasti memakai perasaan
Fifi Omar
ya allah sesak di dada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!