Khadijah Nasytiti, seorang sekretaris yang sangat tergila-gila kepada bosnya, Arya Khalifano Bumi. Apapun akan dilakukan oleh Nana untuk mendapatkan cinta Arya. Sedangkan Arya masih terpaku dengan cinta masa kecilnya.
Hingga suatu keadaan memaksa Arya meminta Nana untuk menjadi pacarnya. Dan hubungan mereka berlanjut hampir ke jenjang pernikahan. Saat Arya sudah mulai membuka hati, suatu kesalahan dilakukan oleh Nana.
Mampukah Khadijah Nasytiti mempertahankan cintanya? Akankah Khadijah Nasytiti memaksakan cintanya untuk selalu terbalas? Atau menyerah dan pergi dari kehidupan Arya?
Yuk saksikan kisahnya
IG : @nonamarwa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
🌹HAPPY READING🌹
Pagi ini Nana berangkat ke kantor dengan malas-malasan. Dia tidak ingin jika harus bertemu dengan Arya. Tapi nasib sial sepertinya saat ini sedang ingin bersama Nana. Baru dia akan duduk di kursi kerjanya, suara bariton itu sudah memenuhi gendang telinganya.
"Keruangan saya sekarang!" ucap Arya tegas yang langsung berjalan melewati meja kerja Nana.
Nana menghembuskan nafas berat. "Keruangan saya sekarang, nyenyenyenye," ucap Nana menye-menye mengejek Arya yang sudah masuk keruangannya.
Dengan langkah malasnya Nana menggerakkan kakinya melangkah ke ruangan Arya.
Dengan senyum yang dipaksakan, Nana menyapa Arya yang kini duduk di meja kerjanya. "Selamat pagi, Pak," ucap Nana.
"Mendekat!" titah Arya tak terbantah.
Dengan pelan Nana melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Arya. Dengan sekali tarikan, kini Nana sudah duduk dengan sempurna di pangkuan Arya.
"Eh, Pak. Jangan macam-macam sama karyawan ya Pak," ucap Nana berusaha melepaskan lilitan tangan Arya dari pinggangnya.
Bukanya lepas, Arya semakin erat memeluk pinggang Nana. "Sebentar saja seperti ini, Sayang," ucap Arya serak.
Nana menegang mendengar perkataan Arya. "Ba-Bapak manggil saya apa?" tanya Nana.
Arya mengangkat kepalanya. "Kenapa? Kamu pacar aku dan aku pacar kamu, nggak ada yang salah kalau aku memanggil kamu Sayang," ucap Arya.
Tangan Nana terulur menyentuh dahi Arya. "Tidak panas," gumam Nana.
"Aku lagi nggak sakit, Sayang," ucap Arya.
"Na," panggil Arya serius menatap Arya.
Nana dengan wajah bingungnya membalas tatapan Arya.
"Apapun yang terjadi, jangan tinggalkan saya, Na," ucap Arya tiba-tiba sendu.
"Ma-maksud Bapak?" tanya Nana tidak mengerti.
"Kembali menjadi Nana yang manja dengan saya, Na. Kembali seperti Nana yang selalu mencari perhatian saya. Kamu harus bertanggung jawab karena telah mengambil hati saya, Na," ucap Arya memandang Nana lekat.
Nana tertegun, sedetik kemudian Nana tersenyum kecut. "Jika Bapak bersikap seperti ini hanya karena kasihan dengan hidup saya, sebaiknya jangan dipaksakan perasannya, Pak," ucap Nana dan terus berusaha melepaskan lilitan tangan Arya diperutnya.
"Bapak pasti hanya kasihan sama saya, karena Bapak sudah tahu bagaimana kehidupan saya. Makanya Bapak bicara seperti itu," lanjut Nana.
"Harus bagaimana saya meyakinkan kamu, Na?" tanya Arya.
Nana menggeleng. "Jangan paksakan hati Bapak. Nanti akhirnya tidak akan baik," ucap Nana.
Tanpa banyak berkata, Arya langsung menyambar bibir mungil nan merona milik Nana. Mata Nana membulat merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Arya melahap bibir itu dengan lembut penuh cinta. Tapi Nana hanya diam tidak membalas.
Melihat Nana yang hanya diam, Arya menggigit bibir bawah Nana. Spontan membuat Nana membuka sedikit mulutnya. Dengan cepat Arya menguasai bibir mungil Nana. Nana yang diperlakukan lembut seperti itu akhirnya menerima dan membalasnya.
Dirasa oksigen mereka mulai berkurang, Arya melepaskan pautan bibir mereka. Arya memandang lekat wajah Nana yang merona karena malu. "Aku mencintai kamu, Na. Aku bodoh karena baru menyadari perasaanku. Demi apapun, perasaanku terhadap Acha hanya sebatas Abang pada Adiknya, tidak lebih, Na. Kamu telah berhasil mencuri hatiku," ucap Arya tulus.
Nana memandang lekat mata Arya. Tidak ada kebohongan di sana, Nana melihat ketulusan dalam pandangan Arya.
Dengan mata berkaca-kaca Nana mengangguk mengiyakan perkataan Arya. Arya tersenyum dan memeluk Nana erat yang masih ada dipangkuan nya. "I Love You, Nasyititi Khadijah," ucap Arya.
"I Love You To, Arya," balas Nana.
......................
Tunjukan sayang kalian dengan like, vote dan komentarnya yaa. Agar author lebih semangat lagi.
Jangan lupa follow akun Instagram author juga yaa @yus_kiz
Jangan lupa baca karya ku yang lain, ya "Derajat Rumah Tanggaku" Author sayang kalian 🌹🌹😘