Mengejar Cinta Kakak Kelas

Tia dan teman-temannya sedang duduk-duduk di pub tak jauh dari kampus.

Mereka Baru saja tampil atas undangan pemilik pub.

Sudah beberapa kali mereka tampil disini.

Dihadapan Tia ada secangkir berisi coklat panas dan segelas air putih.

Pemilik pub yang sudah beberapa kali mengundang mereka tau bahwa Tia tidak minum alkohol. Jadi beliau secara khusus menyediakan air putih, juice, atau seperti sekarang secangkir coklat panas khusus untuk Tia.

Michael, Robert, dan Sandy juga ada di sana.

Mereka baru tiba semalam dan menginap di tempat Nathan dan Randy.

Aster, Davina dan Tika juga muncul.

Sudah lama mereka tidak kumpul-kumpul seperti ini.

Mumpung ada Michael dan kawan-kawannya.

Di luar hujan deras. Udara bulan Juni dingin.

Di dalam pub hawanya cukup hangat.

Michael duduk di samping Tia.

Teman-teman mereka yang lama memberi kesempatan mereka duduk bersama.

Tapi teman band Tia kecuali Nathan belum tau kalau Michael pacar Tia.

Cuma tau bahwa mereka sedang liburan dari Indonesia.

"Udah pada jalan-jalan kemana hari ini?" tanya Aster

"Belum....hari ini tidur. Capek banget ternyata. jetlag parah. apalagi si Sandy...makan aja kudu dipaksa bangun." Robert nyengir.

"Fitnah ! gue tadi makan kok!"

"iya loe makan, tapi kudu diguyur air dulu sama kak Randy !" kata Robert lagi.

"Abisnya kalo gak gitu gak bangun dia !" kata Randy nyengir.

"yang melek mah cuman Michael tuh.

kangen ya Kel ?" canda Nathan.

"ahh..enggak kak. Jauh-jauh disamperin ...gini doank....kagak nambah tinggi bocah nya.!" kata Michael asal.

Tia menonjok pelan bahu Michael.

Michael meraih tangan Tia yang tadi menonjoknya lalu menggenggamnya di atas meja. Dan tidak melepasnya.

Sally yang melihatnya nyeletuk,

"Kalian pegangan tangan.

Kalian pacaran ya?" tanyanya.

Tia dan Michael berpandangan. Michael mengangguk.

"ooh...bakal banyak yang patah hati nih..!" seru Jeff.

"kamu tau...Sally, Lisa dan Tia punya banyak fans." kata Prakash.

Ketiga gadis itu nyengir.

"Halaah..kayak kamu gak punya fans aja Prakash!. kamu, kamu, kamu.

kamu..siapa yang waktu itu selalu nungguin di tiap tempat kita tampil!!" kata Sally menunjuk Jeff, Mike, Nathan dan Prakash.

Tia mengangguk.

"Setidaknya 1 cewek nungguin 1 orang."

"ooh..iya...pernah juga si Mike diikutin kemana-mana sama cewek. Bikin takut aja.!"

gerutu Sally.

"Tu cewek nyeremin banget !!" kata Mike mengingat hal itu.

"itu resiko kita." kata Lisa tenang.

Lisa pernah jadi bintang cilik di negaranya. Jadi perlakuan fans sudah tidak aneh lagi baginya.

"Kamu benar Lis..." kata Nathan yang mendapat serbuan pesan di semua lini medsosnya.

"Tapi dulu kita gak gini ya Ti?

ini gara-gara penampilan di arsitek dulu. Dan banyak yang unggah ke you tube."

"Iya. Dalam semalam kita langsung populer.

Band kampus paling dicari." Tia menjawab sambil menggelengkan kepala.

"Terus gimana rasanya Ti? Loe sekarang tenar. Masih cinta sama Michael gak ?

Mengingat bule-bule ganteng banyak yang ngejar-ngejar." tanya Davina.

"Kamu banyak yang ngejar-ngejar?" tanya Michael.

Tia merah.

Michael gemas sekali melihatnya.

Mereka semua melihat tatapan sayang Michael pada Tia.

"taruhan...pasti kamu duluan yang jatuh cinta kan ?" tunjuk Jeff pada Michael.

Semua teman SMA tertawa.

"Emang keliatan banget ya?" tanya Robert.

"Banget!!" kaya Prakash.

"Kamu tau gak kalo kita bertiga ini masih SMA ?" sambung Robert.

"Whaat?!! Highschool ??" kata Jeff.

Michael merah.

"Kamu bisa bayangin perjuangan dia ngejar-ngejar cewek semanis kak Tia dulu? Kakak kelas lagi. yang nganggep dia adik kelas." Robert bercerita.

"eeh..jangan lupa...kita juga bantuin lhoo..!" sela Aster.

Tia menutup muka.

Michael senyum-senyum.

Teman-teman baru mereka menatap keduanya tercengang.

"Gue salut sama kalian berdua." kata Sally.

Lisa mengangguk.

"Cewek udah biasa dikejar cowok.

tapi diperjuangkan sama cowok yang lebih muda itu luar biasa lho."

"emang kalian beda berapa tingkat?" tanya Mike.

"2" jawab Tia.

"Whaat..?!" seru Jeff.

"Cinta memang buta!"

Michael memiringkan kepalanya menatap Tia. Memandangnya dalam.

"Aku gak tau apa itu cinta. Tapi sejak pertama kali melihat dia, aku seperti memakai kaca mata kuda.

cuma bisa liat dia. Dan cuma dia."

Satu meja memperhatikan Michael yang berbicara sambil menatap Tia.

Tia memerah.

"Kel..jangan gitu ah.." katanya mendorong dada Michael sedikit.

"aku merasakan hawa romantis di sini!" kata Sally.

"Kel...kamu dapat janji dariku untuk jagain Tia untuk kamu." kata Mike

"Aku berharap suatu hari ketemu sama cowok seperti itu." kata Lisa.

"terus nanti kamu mau ikutan kuliah disini?" tanya Prakash.

Michael berpandangan dengan Robert dan Sandy.

"Kami bertiga punya rencana ambil kuliah di Taiwan. Sekarang lagi persiapan."

Tia kaget.

"Ke Taiwan?" tanyanya.

Michael mengangguk.

Pegangan Tia mengendur.

Michael mengeratkan genggamannya.

Tia menatapnya.

"Gak usah khawatir.

Aku kan juga melepas kamu ke sini.

Kita akan baik-baik aja." katanya dengan senyum menenangkan sambil mengelus rambut Tia lembut. Menyelipkan rambut ke balik telinga Tia.

Satu meja kembali memperhatikan mereka berdua.

"Aku meleleh.." kata Aster.

Jeff dan Mike menggelengkan kepala.

Prakash melepaskan kacamata lalu menggosok matanya.

"oke ! Aku iri" kata Sally tertawa.

Mereka semua tertawa.

"Ayo besok pagi kita basket." ajak Nathan.

"Ayo...! angguk Jeff.

"Dimana?"

"Deket rumahku."

"Oke. jam 7 yaa."

-------????----------

Paginya.

Ting tong

Ting ton.

"hold on please" terdengar suara seorang pria menjawab.

Pintu terbuka.

Indra memandang laki-laki dihadapannya yang mengenakan celana training, kaus oblong mengempit bola basket di lengannya.

"Aku mencari Tia." kata Michael.

ooh...ini yang namanya Indra...- batinnya.

"Tiaaa..." panggil Indra.

Tia muncul sudah rapi dengan celana training dan jaket.

"Kel..." sapanya.

Michael tersenyum.

"ayuk.." katanya

"Mas, mau basket dulu ya..deket rumah Nathan.

eh...oiya..mas kenalin dulu ini Michael. Dia lagi liburan disini dan tinggal di tempatnya Nathan." kata Tia.

Indra mengulurkan tangannya

"Indra." katanya.

Michael menerima jabatannya.

"Michael."

"Mau ikut basket bareng Mas?" tanya Tia.

"Nanti deh liat. Aku tanya Dave sama Steve dulu." jawab Indra.

"Oke...aku juga bareng sama Aster, Davina dan Tika."

"ya udah aku jalan yaa.." pamit Tia.

Mereka berjalan beriringan.

Michael mendorong bola ke lengan Tia.

Tia mendorong balik.

Indra menyaksikannya sebelum menutup pintu.

"Dia baik sama kmu Ti ?" tanya Michael.

Tia mengangguk.

"Iya...aku gak ada masalah sama dia. Kami siy cocok aja.

yaah...kecuali waktu aku dulu nyanyi di kampus. Dia marah." cerita Tia.

Michael tersenyum.

kamu emang patut dimarahin." katanya.

"Aku juga sebetulnya marah. Tapi kamu udah dimarahin, ya udah. kesian kamunya kalo dimarahin banyak orang."!

Mereka terus melangkah.