NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:39.9k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Robbins dan Jaden sudah bersiap untuk menyerang, terlepas Larson memberi perintah atau tidak. Di saat yang sama, pasukan Larson terkejut dan mundur beberapa langkah. Ketakutan terlihat jelas di wajah mereka. Untuk sekali lagi mereka tidak memiliki kesempatan untuk menang meski menang jumlah dan senjata.

Larson berdecak, mengawasi sekeliling. Suasana yang hening berbanding terbalik dengan perasaannya yang kalut. Ia tidak ingin pasukannya harus berakhir malam ini. Mereka adalah orang-orang yang sudah mengikutinya sejak lama. Kesetiaan dalam dunianya adalah sesuatu yang sangat mahal, dan ia tidak ingin kesetiaan pasukannya hilang begitu saja.

Robbins dan Jaden maju melewati Larson, bersiaga penuh dengan pistol yang sudah siap memuntahkan seluruh peluru. Mereka harus membawa Larson dan mengenyahkan pasukan pria itu jika mereka menghambat dan mengganggu.

Larson tiba-tiba menjatuhkan diri, berlutut di depan pasukannya. "Tolong percayalah padaku. Aku akan menjamin keselamatan kalian."

Pasukan Larson saling berpandangan. Mereka terkejut karena baru pertama kali melihat Larson seperti ini. Pria itu terkenal ketus dan suka seenaknya sendiri selama ini. Pemandangan ini adalah hal langka yang tidak pernah mereka lihat dan nyaris mustahil dilihat.

"Ini terakhir kalinya aku memohon pada kalian. Tolong percayalah padaku." Larson menunduk dalam. Ia hanya bisa melakukan hal ini untuk meyakinkan pasukannya sekarang. Pasukannya sudah sangat setia padanya dalam kondisi apapun, dan ia tidak ingin mengkhianati kesetiaan mereka selama ini.

Pasukan Larson mulai saling bertatapan, memberi anggukan.

"Aku percaya padamu, Larson. Aku marah karena kau tiba-tiba berubah haluan. Aku berpikir jika kau bisa mengkhianati Rebel dan Cortez, maka kau juga bisa mengkhianati aku dan yang lain. Terlepas di mana kau sekarang berpijak, aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi." Salah satu anggota pasukan Larson berbicara.

"Aku juga percaya padamu, Larson."

"Ya, aku pun."

"Kau melakukan semua ini demi kami."

"Aku bisa melihat kejujuran dari matamu."

"Jangan membuat kecewa kami, Larson."

Satu per satu anggota pasukan Larson mengatakan persetujuannya.

Larson mengembus napas panjang, berdiri dengan perasaan yang mulai lega. Ia bersyukur karena cara ini berhasil. Pasukannya mungkin kumpulan para berandalan yang tidak berguna, tetapi mereka tetaplah orang-orang yang ada untuknya selama ini.

Larson merasa terharu dan ingin menangis, tetapi ia tidak bisa melakukannya, terlebih di depan pasukannya. "Dasar brengsek! Kalian membuatku sangat kerepotan!"

Robbins dan Jaden memasukkan kembali pistol ke saku celana.

Larson berdiri, mengembus napas panjang, tersenyum. "Kita harus secepatnya pergi dari tempat ini secepatnya. Kita akan kembali ke Solvenith untuk–"

"Dengarkan aku," sela Robbins seraya menatap satu per satu pasukan Larson. "Selama kalian tidak menunjukkan sikap mencurigakan, kami tidak akan menyerang kalian. Meski seumpamanya kalian bisa mengalahkan kami. Kalian tidak akan bisa lolos begitu saja."

Pasukan Larson terkejut, begitupun dengan Larson.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan?" Larson berdecak. Ia sontak terdiam ketika Jaden menekan punggungnya dengan pistol.

Larson memberi anggukan pada pasukannya. Ia sangat yakin jika Robbins dan Jaden tidak akan menghabisinya karena perintah Xander. Akan tetapi, kedua pria itu memiliki kemungkinan besar bisa menghajar anggota pasukannya.

"Kami mengerti," ujar salah satu pasukan Larson.

Larson, Robbins, Jaden, dan pasukan Larson bergerak menjauh dari hutan. Mereka bergerak ke pusat kota terdekat. Tidak lama setelahnya, mereka menaiki beberapa mobil besar yang dikirimkan oleh Xander.

Pasukan Larson tampak bingung dan memilih untuk tidak banyak bertanya.

"Pasukan Rebel tiba-tiba menyerang pasukan Cortez tidak lama setelah mereka menyerangmu dan pasukanmu. Terjadi perkelahian di antara mereka sampai akhirnya Cortez dan pasukannya digiring ke sebuah tempat atas perintah Rebel," ujar Robbins.

"Apa?" Larson berdecak. "Lalu, kemana mereka membawa Cortez dan pasukannya?"

"Pasukan Tuan Xander sedang mengikuti mereka. Mereka dikirim ke salah satu pinggiran kota. Kami belum mendapatkan informasi detail mengenai apa yang akan Rebel lakukan. Tapi, Rebel tampaknya menggiring Cortez dan pasukannya menuju tempat salah satu sekutunya."

Larson mengepalkan tangan erat-erat. "Aku tahu kenapa Rebel memburu Cortez. Cortez bercerita bahwa dia lolos dari pengejaran pasukan Alexander. Rebel turut mencurigainya bekerja sama dengan Alexander setelah dia tahu bahwa aku berbohong dan kemungkinan bekerja sama dengan Alexander. Hanya ada satu kemungkinan yang akan terjadi pada Cortez dan pasukannya, Rebel akan menghabisi mereka."

Larson menatap jengkel Robbins. "Aku sangat yakin jika Alexander sengaja membiarkan Cortez melarikan diri dari agar bisa tahu ke mana dia pergi."

Robbins tidak menanggapi apa pun

"Cortez, Tyson." Larson bergumam, mengusap wajah berkali-kali. "Bisakah aku berbicara dengan Alexander sekarang?"

"Apa kau ingin meminta Tuan Alexander untuk menyelamatkan Cortez dan Tyson?"

"Kau seperti penyihir yang bisa membaca pikiranku. Segera hubungi Alexander sekarang!" Larson setengah membentak, terdiam ketika Jaden menekan samping kepalanya dnegan pistol.

"Apa yang akan kau lakukan untuk Tuan Alexander jika dia menolong kedua temanmu?"

"Brengsek!" Larson berdecak ketika Jaden semakin menekan kuat pistol ke kepalanya.

"Tuan Alexander tidak akan mendapatkan keuntungan berarti jika dia menolong Tyson dan Cortez. Walaupun dia mau menolong, kau mungkin hanya bisa mengajukan hanya satu orang untuk kau tolong."

"Mereka tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Cortez dan Tyson adalah salah satu sekutu Rebel, dan Rebel adalah salah satu sekutu yang ingin menghancurkan Tuan Xander."

"Posisi mereka sama seperti saat aku bekerja sama dengan Leandro dan Leonel yang ingin menghancurkan Alexander tempo hari."

"Alasan kenapa Tuan Alexander tidak memberikan hukuman padamu karena kau adalah sepupu dari Nyonya Lizzy. Saat kau bekerja sama dengan Leandro dan Leonel, Nyonya Lizzy sedang berusaha mencari keluarga ayahnya. Tuan Alexis adalah orang yang pertama kali menyadari kehadiran ayahmu di rumah sakit. Jika kau tidak memiliki hubungan dengan Nyonya Lizzy, Tuan Alexander pasti akan mengambil tindakan tegas."

"Tapi, Alexander sama sekali tidak menghabisi musuh-musuhnya seperti Edward, Caesar, Franklin, Theron, Troy, dan Tyler. Aku yakin Alexander bisa melakukan hal yang sama." Larson terbawa emosi sehingga tidak memedulikan moncong peluru di kepalanya.

Robbins mendapatkan panggilan dari Alexander. "Tuan Alexander menghubungiku."

"Aku ingin bicara dengannya. Berikan ponsel itu padaku."

Robbins mengangguk beberapa kali, menghubungkan perangkat dengan layar yang ada di depan. Sosok Xander mendadak muncul.

"Kau tampak sangat bahagia sekarang, Larson." Xander tertawa.

"Brengsek!" Larson mengembus napas panjang, berusaha menenangkan diri. Ia tidak seharusnya menghina dan bertindak kurang ajar pada Alexander jika ingin memohon pertolongannya.

"Kau memiliki waktu dua menit dan dua pertanyaan, Larson. Gunakan waktumu dengan sebaik mungkin," ujar Xander. Ia sudah menduga jika hari Larson memohon untuk menyelamatkan Cortez dan Tyson akan tiba.

"Apa kau memiliki hubungan dengan orang-orang di hutan itu, Alexander?"

"Ya, dan mengganggu mereka adalah sebuah kesalahan fatal. Cortez dan Tyson terlibat langsung dengan penyerangan itu dan hal itu membuat mereka menjadi musuhku."

Larson sudah menduga hal ini, menggertakkan gigi.

"Kau masih memiliki pertanyaan kedua, Larson."

Larson memejamkan mata erat-erat, mengembus napas panjang. Ia harus berpikir untuk mengajukan pertanyaan berikutnya.

"Waktumu tersisa sembilan puluh detik lagi."

"Apa yang harus aku lakukan jika aku ingin menolong Cortez dan Tyson?"

Xander tersenyum. "Aku mungkin saja bisa menyelamatkan Cortez dengan mudah, tapi aku tidak yakin dengan Tyson. Dia berada dalam kendali sekutuku sekarang dan mereka memiliki aturan khusus mengenai penyusup yang memasuki wilayah mereka. Tyson hanya memiliki pilihan antara mati dan cacat seumur hidup."

"Apa?" Larson menekan amarah sedalam mungkin. Ia semakin membenci Xander karena hal ini. "Itu berarti Tyson kemungkinan masih hidup sekarang."

"Aku akan melakukan apapun selama kau bisa menyelamatkan mereka.” Larson menunduk.

"Kau sudah berubah, Larson. Kau menunjukkan sikap kepemimpinan yang sangat luar biasa. Kau melampaui ekspektasi ku. Kau lolos dari ujianku. Aku akan berbicara pada ayahmu atas pencapaianmu. Aku harap dia bisa membantu."

"Apa maksudmu? Jangan libatkan ayahku dalam masalah ini."

Xander menoleh pada jam di mana waktu hanya tersisa empat puluh detik lagi. "Apa yang membuatmu ingin menyelamatkan Cortez dan Tyson selain karena mereka adalah rekan-rekanmu, Larson? Bukankah Cortez dan pasukannya menyerangmu dan pasukanmu?"

"Aku berhutang nyawa pada mereka, dan aku tidak hidup dalam penyesalan karena tidak melakukan apapun ketika mereka dalam bahaya. Aku yakin mereka akan berguna untukmu, Alexander. Aku memberikan jaminan dengan nyawaku. Aku akan berjanji untuk bersumpah setia padamu."

"Aku akan memberikan jawaban esok hari." Xander tersenyum, menutup panggilan.

"Brengsek!" Larson berteriak kencang, tak mempedulikan pistol yang bersarang di kepalanya. Ia mengutuk Xander di dalam hati meski di saat yang sama dirinya berharap Xander mau mengabulkan permintaannya.

Xander tersenyum sembari menatap rombongan mobil terus melaju. "Larson berhasil lolos dari ujianku. Dia tetap memihakku dan di saat yang sama berusaha untuk menyelamatkan kedua temannya. Aku mungkin bisa menolong Cortez,

tapi akan cukup sulit jika aku harus meminta Tyson dari keluarga Hillborn. Sebagai bagian dari mereka, aku tahu mereka akan langsung menghabisi orang-orang seperti Tyson."

"Govin, segera perintahkan pasukan untuk menyelamatkan Cortez, dan hubungkan aku dengan Morgan sekarang. Aku ingin berbicara dengannya."

"Aku mengerti, Tuan."

Sementara itu, beberapa orang tengah bergerak di kegelapan hutan Daintree. Mereka tiba di dekat pemukiman suku pedalaman setelah melewati beberapa rute yang terjal.

"Kita akan mulai operasi kita," ujar pemimpin mereka.

1
Siti Norina
semakin lama updatenya makin kesini makin bosan.
#tinggalkan
MELBOURNE: udah crazy upload yaa
kurang apa lagi cobaa?
total 1 replies
Abi Rahma
Hodtoon...😂😂😂
MELBOURNE: capekk nulis kata katanya🤣🤣
total 1 replies
Abi Rahma
👍
Risma Agung
up lah thor
Abi Rahma
Entah kenapa kok aku ngerti ya...apakah aku jg bagian suku pedalaman ? 😂😂😂
Bandar cincau
Sabi eba yeui thorau 👍🤭
A 170 RI
alexander kapan ikut perang,thor..gunakan topeng kalau gak mau ketauan
Bima Sakti
paten kali bah.. 🌈🌈🌈👍👍✅✅✅🔥🔥🔥🌟🌟🌟
Bima Sakti
bagus nya bahasa orang pedalaman nya.
ini kan pakai bahasa Sunda yg di balik. 😁.. meni lieur atuh thoor 🤭😂
Rocky
Woww..
Apakah grup Hugo mengirim orang untuk membantu Franklin, Caesar dll ?
Rocky
Semoga mendekat ke arah penemuan harta karun..
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!