Lethisa Izzatunnisa adalah seorang gadis berusia 24 tahun bekerja di devisi keuangan pada salah satu perusahaan konveksi. Ia memiliki kekasih sejak kelas XI SMA bernama Irsyad. Keduanya menjalin kasih tanpa ada halangan yang berarti meskipun keduanya memilih jalur karier yang berbeda. Irsyad memilih menjadi dokter, sedangkan Sha, panggilan Lethisa, memilih menjadi karyawan kantor.
Kesibukan mereka sebenarnya tidak membuat komunikasi memburuk, tapi ada suatu peristiwa yang membuat Irsyad harus memutuskan Sha. Bahkan Irsyad mau menikahi seorang perempuan bernama Farah.
Bukan prank ataupun hoax. Pernikahan Irsyad pun terjadi. Bagaimana perasaan Sha? Ikuti kisah kasih Sha dengan berbagai trauma percintaannya, terlebih setelah bertemu Arsyad bos dan juga teman SMA nya. Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SLOT BEBAS
"Lepas, Pak!" pinta Sha dengan berontak.
Arsyad pun dengan segera melepas rangkulannya, Sha hendak berdiri namun Arsyad langsung menahan lengannya. "Tolong jelaskan!"
Sha hanya memutar bola matanya malas, sungguh pagi ini kalau boleh ia ingin menampar atau bahkan menonjok wajah ganteng Arsyad. "Sekali saja Pak Arsyad berlaku gak sopan sama saya, jangan pernah diulangi lagi!" sentaknya tak suka. Ia bahkan menatap bos dengan pandangan menusuk tajam. Selama berpacaran dengan Irsyad saja tak pernah bersentuhan berlebihan, eh dia hanya bos main rangkul aja.
"Iya, iya. Maaf!" ujar Arsyad santai, ia mengangkat kedua tangannya agar tidak merangkul Sha lagi. "Tapi tolong jelaskan hubungan kalian. Jangan menganggap gak penting, karena apapun tentang kamu, sangat penting bagiku."
Sha diam, tak mau tahu maksud terselubung bos itu, yang ia pikirkan bagaimana agar keluar dari ruangan ini, itu saja. "Jawab Sha!" mohon Arsyad penuh harap.
Sha menghela nafas berat, "Saya dan Irsyad putus. Dia menikah dengan perempuan lain, namanya Farah. Sampai saat ini saya belum move on gara-gara bapak terus mengungkitnya. So ...kalau memang bapak menganggap saya penting, bantu saya untuk segera move on oke!" jelas Sha yang punya maksud jangan mengungkit Irsyad lagi. Tapi pemikiran orang siapa tahu.
"Akan aku buat kamu move on dari Irsyad, dengan menjadi nyonya Arsyad, deal?"
Sha melongo, apa kata dia? ulangi dong, mendadak otak oon nih. "Maksudnya?"
"Yuk nikah!"
Sha menggelengkan kepala, semakin oleng saja nih bos. Mengajak nikah dengan santai? Yakin hatinya sudah mantap, atau hanya euforia sesaat mendengar kabar putusnya pujaan hati. Untuk menikah jangan pernah gegabah memutuskan. Moment yang berlaku seumur hidup, jangan karena hal sesaat main ajak nikah aja. Tidak bisa bro.
"Pak Arsyad sudah waktunya kita menemui Bu Indah," Sha mengalihkan pembicaraan dengan mengingatkan agenda meeting dengan klien. Mereka harus menuju tempat yang sudah direservasi Bu Indah, gak enak kalau sampai telat.
"Oke kita bahas di jalan, yuk!" Arsyad semangat sekali, ia langsung menyambar kunci mobil, ponsel dan jas begitu saja. Dokumen yang hendak dibahas malah dicuekin, Sha pun turun tangan, mengambil dokumen kerja sama dan memasukkan ke dalam map.
"Jadi?" tanya Arsyad membuka obrolan di saat mobil sudah keluar parkiran.
"Saya jomblo," lanjut Sha santai. Ia sudah bertekad membuat Arsyad ilfeel dan gak mengharap jawaban akan perasaannya.
"Tetap aja jomblo sampai kamu menjawab lamaranku," ucap Arsyad yang fokus menyetir.
Sha menoleh, agak tak suka dengan kalimat terakhir Arsyad. Melamar? Kapan?
"Lah...bapak kapan melamar saya?"
"Tadi Sha, di ruangan saya. Yuk nikah, itu kan melamar. Meski belum resmi, tapi itu ungkapan dari hati. Dan satu lagi, kalau lagi berdua jangan panggil bapak."
"Gak bisa, lidah saya muter kalau tidak memanggil Bapak."
"Oke kalau gak mau aku juga akan memanggil kamu dengan panggilan khusus," Arsyad tak mau kalah.
"Panggil apaan sih, gak usah aneh-aneh deh Pak!"
"Gak aneh kok, Sayang!" ucap Arsyad sembari menoleh sekilas pada Sha yang kaget setengah mati. Apaan sayang sayang.
"Ck....kita tidak punya hubungan khusus yang mengharuskan Bapak manggil seperti itu!"
"Punya Sha, aku sudah melamar. Itu artinya kamu sudah punya aku."
"Dih...maksa!"
"Ayolah Sha, SMA udah gak bisa dapetin kamu masa' udah dewasa gini juga gak dapat."
Sha terdiam. Ia tidak percaya kalau Arsyad sudah menaruh hati padanya sejak lama. "Dari SMA udah naksir aku? Masa'?"
Arsyad mengangguk, "Makanya ngotot sebangku, eh aku pikir kamu bukan tipe cewek yang mau pacaran tapi ternyata....7 tahun jagain jodoh orang."
"Gak usah bahas itu," Sha memberi warning sekali lagi, dan Arsyad pun paham.
"Kamu gak tanya kenapa gitu?"
"Kenapa gitu?" Sha mencairkan suasana dengan mengulang pertanyaan Arsyad.
"Ck...gak inisiatif, kita bahas nanti. Kita profesional kerja dulu ya Sayang," ucap Arsyad. Kini keduanya sudah sampai dan siap bersikap profesional.
byk pelajaran hdp lho dimana wanita hrs kuat dlm kondisi apapun