NovelToon NovelToon
One Night Recipe

One Night Recipe

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Chicklit
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Giant Rosemary

Kehidupan Amori tidak akan pernah sama lagi setelah bertemu dengan Lucas, si pemain basket yang datang ke Indonesia hanya untuk memulihkan namanya. Kejadian satu malam membuat keduanya terikat, dan salah satunya enggan melepas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giant Rosemary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah Lucas di Sumba

Sumba, 4 bulan yang lalu.

Lucas tiba di Indonesia dengan suasana hati yang berantakan. Alih-alih menghadapi masalahnya, ia malah dipaksa kabur bak pengecut. Menolak untuk langsung pergi ke Jakarta dan menjalani hari lain penuh tekanan, Lucas kabur ke tempat bernama Sumba. Tempat asing yang belum pernah ia datangi sebelumnya, dan menyerahkan urusannya disana pada agen travel yang ia temukan di internet.

Setiap hari selama kakinya menginjak di pulau bernama Sumba, agendanya hanya bersenang-senang. Bermain di laut, makan dengan meja yang penuh dengan seafood segar, dan sekumpulan kenalan baru. Yah, walaupun Lucas tidak benar-benar bersosialisai.

Agenda liburannya cukup padat, tapi yang mengejutkan Lucas tidak banyak protes tentang itu. Suasana hatinya yang kurang baik, anehnya jadi agak ringan walaupun ia harus kesana kemari selama tiga hari paket turnya.

Mulai dari mengunjungi desa adat, menjelajah pantai-pantai eksotis, treking ke banyak air terjun sampai puncaknya adalah malam ini.

“Pak Tanaka, nanti malam jangan lupa ada farewell dinner di tepi laut. Dijamin nggak akan nyesal.” kata Andri, salah satu tur guide yang mendampingi rombongannya.

“Ada minuman nggak?” Andri terkekeh mendengar celetukan Lucas.

“Dari bir bintang sampai alkohol terbaik, kami sediakan. Bapak tinggal duduk dan minta apa yang mau bapak minum dan makan.” Lucas terkekeh. Baru tiga hari dua malam bergaul bersama Andri, entah sudah berapa belas kaleng bir bintang yang ia teguk. Ia memberikan ibu jarinya, sebagai tanda kalau ia menyetujui untuk datang ke acara makan malam apalah itu nanti malam.

Jumlah total rombongan turnya ada 14 orang. Kebanyakan bule, yang agendanya dibagi menjadi dua kelompok agar tidak terlalu ramai. Dua kelompok itu baru satu kali bertemu, saat makan malam hari kedua karena agenda tur mereka yang agak berbeda. Dan di acara makan malam perpisahan di hari ketiga, mereka akan kembali berkumpul untuk bersenang-senang.

Lucas sempat ketiduran, dan datang ke acara makan malam itu satu jam lebih telat dari jadwal seharusnya. Ketika sampai, suasana sudah lumayan ramai. Ternyata mereka menyediakan bar terbuka di tepi pantai, lengkap dengan seorang DJ yang meramaikan suasana.

Langkahnya langsung menuju lurus ke meja bar. Ia memesan minuman ringan, dan meminumnya dengan tenang. Ia tidak bergabung dengan sekumpulan turis lain yang sepertinya sudah selesai makan dan sedang menikmati malam. Lucas hanya duduk, sambil memperhatikan sekelilingnya.

Mata Lucas lalu terpaku pada sosok yang terlihat lesu di tengah para turis yang bersenang-senang. Wajah itu terlihat lokal, terlihat menjadi yang paling manis dan enak dilihat menurut Lucas. Berbeda dari tujuh gadis lain yang berambut pirang dan berkulit merah karena terbakar matahari.

Sosok yang berhasil menarik perhatian Lucas itu memegang sekaleng bir di tangan kanannya. Matanya terlihat tidak fokus, dengan raut wajah yang terlihat bosan. Lalu mata mereka bertemu, dan wajah gadis itu malah semakin masam.

Tak lama gadis itu berjalan ke arah Lucas. Duduk di salah satu stool yang berada tepat di sebelah Lucas, lalu meluruhkan kepalanya berbaring di atas meja. Kepalanya miring ke arah Lucas, membuat pria itu memicingkan mata dan mengerutkan kening.

“Saya bisa masak. Saya juga nggak boros, tabungan saya cukup buat gaya hidup saya yang biasa-biasa aja. Menurut kamu, saya menarik ngga?” Lucas menengok ke kanan dan kirinya, melihat kemana gadis itu bicara.

“Saya ngomong sama kamu. Nggak bisa bahasa Indonesia ya?” gadis itu terlihat kesal. “What do you think about me?! Do you think I’m pretty?” Lucas menarik satu sudut bibirnya. Kepalanya disanggah dengan satu tangan yang menyiku di atas meja.

“You’re cute.” kata Lucas terhibur. Apalagi ketika melihat gadis itu merengut, mengerutkan hidungnya terlihat tidak puas.

“Not pretty? Just cute?” rengeknya. Kepalanya lalu berpaling, berbaring ke arah sebaliknya seolah sedang merajuk pada Lucas. “Cuma anak kecil yang suka dipuji cute.” katanya lanjut menggerutu.

“Kamu mabuk?” mendengar pertanyaan Lucas gadis itu kembali berbaring menghadap Lucas, dengan kening yang semakin merengut.

“Kamu bisa bahasa Indonesia?” Lucas mengangguk, sambil memberikan senyum jenakanya. “Terus tadi kenapa nggak langsung jawab?” Lucas mengedikkan bahunya.

“Saya nggak yakin kamu ngomong sama saya.” gadis itu berdecak. “Kamu mabuk?” gadis itu bangkit dari posisinya dan memutar bangkunya agar menghadap Lucas lurus-lurus.

“Saya baru minum satu kaleng.” gadis itu menempatkan jari telunjuknya di depan wajah, lalu menggerakkannya hingga menyentuh puncak hidung Lucas. “Tuh, saya belum mabuk.”

“Cute.” kata Lucas terhibur. “Jadi, kenapa kamu kelihatan kesal?”

“Saya, ngga tau. Saya tiba-tiba kesel aja.”

“Karena?” gadis itu berdecih.

“Karena— semua orang disini kayaknya punya alasan buat bahagia. Saya ngga. Apalagi setelah kamu bilang saya cute.” jaabnya kesal. Lucas terkekeh pelan dan menyelipkan rambut gadis itu yang terbang karena angin pantai. Padahal yang punya rambut terlihat tidak terganggu ketika wajahnya berulangkali ditampar rambutnya sendiri.

“Jadi kamu lagi punya masalah? Jangan-jangan kamu disini karena lagi kabur dari masalah?”

“Mungkin. Kamu juga, kan?”

“Itu nebak atau kelihatan di wajah saya?”

“Nebak. Tapi kayaknya benar.” gadis itu terkekeh untuk pertama kalinya. Membuat Lucas bergeming untuk sesaat karena wajah gadis itu jadi semakin manis ketika tertawa.

“Mau minum yang lain? Biar saya yang traktir.” gadis itu dengan mudah menyetujui tawaran Lucas. Mereka kemudian meminum alkohol yang lebih mahal dan memabukkan daripada cuma bir kaleng.

Ditengah meriahnya suasana dan musik DJ yang semakin keras, Lucas dan gadis itu banyak tertawa. Semain banyak alkohol yang mereka teguk, suasan di antara mereka terasa semakin ringan dan banyak obrolan juga permainan konyol yang mereka lakukan.

“Soal pendapat saya tadi, bisa saya rubah?”

“Apa? Pendapat yang mana?”

“Soal kamu yang cute. Ternyata setelah bicara banyak kamu bukan cuma cute, tapi kamu juga cantik. Menarik.” gadis itu terkekeh bangga. Ia menempuk dadanya beberapa kali dan membuat Lucas terkekeh.

“Akhirnya.” pekik gadis itu girang. Ia menepuk pipi Lucas dua kali dan memberikan kecupan disana. “Kamu, mau saya kasih hadiah ngga?”

“Hadiah apa?”

“Tidur sama saya.” Lucas terihat kaget dengan penawaran gadis asing di hadapannya. Gadis itu terlihat sudah mabuk, dan Lucas sama sekali tidak menganggap serius tawaran itu.

“No, thank you.” bibir Amori mencebik karena ditolak. Apalagi setelah menolaknya, Lucas langsung terkekeh.

“Katanya saya menarik. Kamu bohong ya?” rengeknya. “Saya serius, saya mau kasih hadiah ke kamu.”

“Saya nggak tidur sama wanita mabuk.”

“Saya nggak mabuk!” gadis itu tiba-tiba turun dari kursinya dan berdiri di hadapan Lucas dengan tangan terbentang. “Lihat kan, saya ngga oleng.”

“Hei, saya ngga akan ambil keuntungan dari gadis yang lagi nggak sadar.”

“Sadar!” gadis itu mulai kesal. Tangannya bertengger di bahu Lucas dan menariknya mendekat. Ia berbisik tepat di depan bibir Lucas hingga napas hangatnya membentur wajah Lucas. “Saya sadar, dan serius.” tak memberikan Lucas waktu untuk menarik diri, gadis itu membenturkan bibir mereka.

Bibir kecil gadis itu bergerak liar, rasanya tidak lihai dan gerakannya berantakan. Lucas terkekeh dan membuat gadis itu semakin tersinggung karenanya. Dengan gerakan yang semakin impulsif, gadis itu menempelkan tubuh mereka dan mencium Lucas lebih liar lagi. Digoda seperti itu membuat Lucas terpengaruh.

Ia menggeram di tengah ciuman mereka dan membalas ciuman itu dengan lebih lihai. Mengambil alih hingga gadis itu yang semakin kelimpungan. “Berhenti, atau kamu akan nyesel setelah ini.” kata Lucas berusaha berpikir waras. Namun gadis itu menggeleng tegas. Membuat Lucas tak habis pikir dan akhirnya membawa gadis itu ke kamarnya.

Suasana di antara mereka berubah panas. Tidak lagi sekedar obrolan ringan, tapi sentuhan dan derap napas mereka berubah lebih intens dan berat. Sesampainya di dalam kamar Lucas, tubuh kecil gadis itu langsung dipojokkan ke tembok. Lucas kembali mencecap bibir sang gadis, dengan tangan yang semakin lihai menjelajah.

Ketika tangannya sampai di ujung pakaian gadis asing itu, Lucas menarik diri. Ia menyatukan dahi mereka dan mengatur napas. “Nama kamu siapa?” si gadis terkekeh dan menatap Lucas dengan sensual.

“Apa pentingnya? Kamu harus sebut nama perempuan yang mau tidurin sebelum buka baju mereka?” Lucas tersenyum sensual. Ia memberikan kecupan ringan di ujung hidung sang gadis dan mengulangi pertanyaannya.

“Nggak ada mereka. Cuma ada kamu disini. Jadi, nama kamu siapa?”

“Amori.” bisik gadis itu terengah. “Nama saya Amori, dan saya akan kasih kamu hadiah paling hebat malam ini.”

***

Bersambung....

1
Lory_kk
Semangat thor, jangan males update ya.
Hazel Nolasco
Ngangenin deh ceritanya.
Luna_UwU
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!