NovelToon NovelToon
Suamiku Actor

Suamiku Actor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: xxkntng

Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.

Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.

Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kerja sama?

Alea menatap sekelilingnya dengan panik. Dengan gugup, ia bangkit dari duduk dan menekan gagang pintu kamar. Namun, matanya membelalak saat menyadari pintu itu terkunci rapat.

"Bi..." serunya, mulai menggedor-gedor permukaan kayu.

"Bianca!!" teriaknya lagi, lebih keras. Tak ada balasan apapun dari luar sana.

Tiba-tiba, suara pria terdengar dari belakang. Alea reflek menoleh dan mendapati Dhipa berdiri di sana.

"P–Pak Dhipa?" gumamnya dengan gugup. Ia mundur perlahan hingga punggungnya menabrak pintu.

"Mundur..." ucapnya, suaranya bergetar.

"Saya bilang mundur, Pak!!"

"Kalau saya nggak mau?" balas Dhipa dengan nada dingin, laki laki itu semakin melangkah maju.

Alea menatapnya dengan mata membulat, penuh ketakutan. "Saya bakal teriak!" ancamnya.

Namun, Dhipa hanya menyeringai. Ia menyandarkan tangannya di pintu, mengunci tubuh Alea agar tidak bisa melarikan diri.

Dengan cepat Alea mencoba meloloskan diri. Ia melangkah tergesa ke arah ranjang, mengambil tas, lalu menatap layar ponsel yang berdering, nama Nando tertera di sana. Tanpa pikir panjang, ia mengangkat panggilan itu. Namun sebelum sempat berbicara, Dhipa merampas ponselnya dan memutus sambungan telepon itu.

"Balikin!!" teriak Alea, mencoba meraih ponselnya yang kini diangkat tinggi-tinggi oleh pria itu.

Dengan cepat, Dhipa mencengkeram pergelangan tangan Alea dan mendorong tubuh wanita itu duduk di tepi ranjang. Ia duduk di sebelah Alea, menatap wajah wanita itu dalam.

"Pak... tolong, jangan lakuin ini..." bisiknya dengan suara nyaris tak terdengar, matanya berkaca-kaca.

"Pak Gio pecat saya cuma karena dia belain kamu," desisnya.

Alea menggeleng, air matanya mulai jatuh membasahi pipinya.

"Bianca yang rencanain semua ini," lanjut Dhipa. "Dia bilang kamu nggak bahagia setelah nikah sama Nando. Jadi, dia nyerahin kamu ke saya begitu aja."

"Kamu pikir Bianca berubah sebaik itu karena tulus? Kita berdua kerja sama, Al." ucap dhipa."Kamu jangan terlalu bodoh jadi perempuan, jangan gampang kepancing sama sifat orang yang tiba tiba baik sama kamu,"

"Saya... nggak ngerti. Kenapa Bapak jadi sebrengsek ini? Kita bahkan nggak pernah dekat sebelumnya, pak. "

"Saya tertarik sama kamu. I want to have you."

"Tidak semua hal harus Bapak miliki! Saya sudah menikah! Tolong, jauhi saya pak."

"Tapi pernikahan kamu juga nggak bahagia, kan? Sebentar lagi juga cerai. Nando pasti jauh lebih pilih Arin daripada kamu."

"Kamu gak usah berharap banyak sama Nando. Suami kamu itu pasti gak bakalan tolongin kamu, dia pasti sekarang sama Arin, gak mungkin Nando mikirin kamu, apalagi sampai ada inisiatif buat nolongin kamu,"

"Dengerin, laki laki kayak Nando gak pantes diperjuangin, laki laki kayak Nando harus dikasih paham, laki laki kayak dia gak pantes dapetin perempuan baik kayak Lo," jelas dhipa. "Dia itu masih ragu, meskipun dia udah nikah, tapi hatinya masih buat Arin kan? "

"Apa yang Bapak mau, hah?" desis Alea, berusaha mendorong dada Dhipa saat pria itu mendekatkan wajahnya dan hendak menciumnya.

"Gue cuma mau lo sadar, Al. Dunia ini kejam. Jangan terlalu percaya sama siapa pun, bahkan sama Bianca, apalagi sama Nando."

"Anggap aja ini pelajaran buat lo, biar lo gak terlalu polos. Biar lo gak terlalu gampang dibodohi."

"Tenang aja, gue gak akan nyentuh lo. Gue bukan pemerkosa. Gue cuma pengen ngingetin lo. Gue mau lo buka mata. Manusia yang ada di Deket Lo gak sebaik yang lo kira."

BRAK!!

Pintu kamar mendadak terbuka keras. Nando berdiri di sana, matanya membara, rahangnya mengeras.

Nando menendang tubuh Dhipa hingga tubuh pria itu terhempas ke lantai. Sementara Alea buru-buru menarik selimut menutupi tubuhnya yang gemetar hebat. Nando menatap tajam ke arah Dhipa yang terbatuk di lantai.

"Sentuh dia lagi, dan gue pastiin lo nggak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."

Flashback on.

Nando menatap Arin dan Bianca dengan sorot mata tajam.

"Alea di mana?!" Nada suara Nando terdengar penuh tekanan.

"Mana aku tahu. Kan dari tadi dia sama kamu. Ngapain tanya ke kita?" sahut Bianca, mencoba terlihat santai, tapi sorot matanya tak bisa berbohong.

"Kakak udah tinggal sama kamu dari kecil. Wajah kamu bisa kakak tebak!"

"Jangan sampai kakak jadi kasar cuma karena keras kepala kamu itu bi!"

"Beneran nggak tahu kak..."

Nando mengangkat tangannya, hendak menampar, tapi Arin segera menahan gerakannya.

"Ngapain sih, Nan? Bianca udah bilang nggak tahu juga!" ucap Arin menahan Nando.

"Kalau beneran nggak tahu, sekarang jawab... Dhipa ada di mana?" tanya Nando, menaikkan alisnya.

"Alea sempat teriak waktu kakak telepon. Dan di sana ada suara Dhipa. Kakak ingat jelas suara dia kayak gimana."

"Kenapa diam? Jawab! Atau kakak cek CCTV sekarang!"

"D-dia... ada di..."

"Di mana?" Nando menekan suaranya.

"Bi..." Arin menatap Bianca, mencoba mencegah agar wanita itu tidak membuka mulut.

"Jangan bawa pengaruh buruk buat adik aku, rin."

Suara Nando terdengar lebih tajam dari sebelumnya, Arin sampai terdiam. Seumur hidup, ia belum pernah melihat Nando semarah itu dengannya.

"Di mana Alea?!!"

Dengan tangan bergetar, Bianca menunjuk ke arah kamarnya sendiri. "D-disana..."

Arin mendesah keras, kecewa dengan perempuan itu karena terlalu jujur.

Flashback off

1
Jumiya Lestari
Luar biasa
Mainnah Mut
seru
Alexa
kak aku kesini cmn gara gara pengen dean jadi idup lagi knp jadi kek gini malah mata aku yg ngalir😭😭
Raisah Safitri: di wp ka
Jumiya Lestari: memangx ada ceritanya y kak di mana bacanya kak?
total 2 replies
siti zaimatur
lanjut kakk, semangat
lilis siti saadah
kasian
lilis siti saadah
kesel sama si Nando, kadian alea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!