Gajendra Nareswara seorang Presdir perusahaan ternama di kotanya, akan pindah ke apartemen baru. Dia membutuhkan asisten rumah tangga, untuk membersihkan dan menyiapkan segala kebutuhannya di apartemen.
Zhafira Maheswari seorang mahasiswi semester akhir, yang di minta ibunya untuk menjadi asisten rumah tangga di apartemen Gajendra. Ibunya yang berkerja di rumah keluarga Nareswara, tidak punya pilihan selain meminta putrinya, karena dia belum mendapatkan asisten rumah tangga yang berkerja di apartemen anak majikannya.
Kesalahan yang di perbuat Zhafira atau yang biasa di panggil Fira, membuat dirinya di hukum menjadi pacar pura-pura Gajendra atau biasa di panggil Jeje. Tapi siapa sangka benih cinta memulai muncul, saat mereka mengakhiri sandiwara mereka.
Jeje yang mengatakan kepada mamanya, bahwa dia mencintai Fira meminta untuk melamar Fira untuknya. Tapi ternyata rencana licik, telah di siapkan sang mama, untuk memisahkan mereka berdua.
Bagaimana perjuangan beda status sosial antara mereka berdua.
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Presdir
"Jeje.. " Satu kata yang keluar dari mulut Fira saat melihat Jeje lah yang di depannya.
Mata Fira membulat tak percaya dengan apa yang di lihatnya di hadapannya. Dia tidak menyangka kalau Jeje lah presdir perusahaan tempat dia magang.
"Ya sayang ini aku, kamu menunduk terus sampai tidak tahu aku ada disini." Jeje mendekat pada Fira, di tempat di mana dia berdiri sejak awal.
"Kamu Presdir perusahaan ini?" tanya Fira yang masih tak percaya, dia benar-benar ingin memastikan dengan apa yang dia lihat sekarang.
Jeje tersenyum saat mendapat pertanyaan dari Fira. "Ya, apa kamu tidak tahu Nareswara Grup ini perusahaanku?" tanya Jeje, dan Fira pun mengeleng.
"Harusnya dari namanya saja kamu bisa menyimpulkan bukan?"
"Jadi NG itu Nareswara Grup?" tanya Fira polos, di benar-benar tak tahu kalau singkatan dari NG adalah Nareswara Grup.
"Semua wanita berlomba-lomba mendekatiku, karena aku pemilik perusahaan besar, tapi kekasihku sendiri tidak tahu aku pemilik perusahaan besar. " Jeje hanya bisa menyungingkan senyumnya mendengar ke tidak tahuan Fira. Ada terselip kebahagiaan di hati Jeje, bahwa Fira mencintainya tulus, bukan karena dia seorang presdir.
"Jangan bilang kalau kamu tidak tahu bahwa NG itu singkatan dari Nareswara Grup?" tanya Jeje memastikan, dan mendapat anggukan Fira.
Jeje benar-benar tak percaya kepolosan Fira yang tidak mencari tahu detail perusahaan sebelum melamar perkerjaan.
"Ya sudah tidak apa bila kamu tidak tahu, tapi sekarang kamu sudah tahu kan."
"Kenapa kamu tidak bilang kalau melamar magang kesini?" lanjut Jeje bertanya.
"Aku berniat ingin memberi tahu mu saat aku sudah di terima." Saat tadi pagi tadi, sebenarnya Fira ingin memberi tahu, tapi dia urung lakukan, dan berniat memberi tahu setelah dia mendapat perkerjaan ini.
"Lagi pula Zara yang mengirimkan CV ku, jadi aku tidak tahu sama sekali ini perusahaanmu," jelas Fira lagi.
"Andai aku tahu kamu melamar kesini aku tidak akan melarangmu dari awal, dan kita tidak perlu bertengkar."
"Maaf, aku pikir aku akan memberitahumu saat aku sudah di terima," ucap Fira menyesal, karena masalah magang ini, membuat mereka berdua bertengkar.
"Oke, lupakan itu, yang terpenting kamu sudah berkerja disini."
Fira membulatkan matanya, sedikit kaget dengan ucapan Jeje. "Apa aku diterima?"
"Apa kamu pikir kamu tidak akan di terima?"
"Tadi kamu tidak menyebut namaku," ucap Fira mengingat bahwa namanya tidak di sebut sebagai karyawan yang di terima. Fira yang mendengar namanya tidak di sebut pun mengira dirinya tidak di terima berkerja disini.
"Apa karena tidak aku sebut nama mu, kamu berfikir tidak di terima berkerja disini?" tanya Jeje, dan dapat anggukan Fira sebagai jawaban.
Jeje hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya, hanya karena dia tidak menyebut nama Fira, wanita ini menganggap dirinya tidak di terima berkerja di perusahaannya.
"Aku tidak memanggil nama mu, karena kamu tidak di tempatkan di bagian yang sama dengan mereka," jelas Jeje pada Fira.
Fira membulatkan matanya, bingung kenapa dirinya tidak di tempatkan di bagian yang sama dengan teman-temannya.
"Lalu aku di tempatkan dimana?"
"Sebaiknya kita bicara sambil duduk saja." Jeje menuntun Fira, untuk bicara sambil duduk di sofa.
"Aku akan menempatkan mu sebagai asisten ku," jelas Jeje saat mereka sudah duduk.
"Kenapa asistennya, bukannya sudah ada pak Reza."
"Bukanya sudah ada pak Reza yang menjadi asistenmu?" tanya Fira bingung saat di minta menjadi asisten Jeje.
"Reza akan sering ikut aku keluar untuk urusan bisnis, jadi dia sibuk bersamaku, jadi kamu akan menjadi asistenku tapi tetap tinggal di kantor mengurus perkerjaan di kantor," jelas Jeje pada Fira.
"Apa ini posisi ini mirip sekertaris?" tanya Fira pada Jeje.
"Ya."
"Kenapa kamu memilihku, bagian ini bisa juga di dapat yang lain bukan? kenapa tidak memilih antara mereka bertiga ,apa karena aku kekasihmu?" Fira mencecar beberpa pertanyaan pada Jeje, dan menaruh sedikit curiga pada Jeje yang memilihnya.
"Ya, selain aku butuh asisten yang berada di kantor, mungkin itu juga alasanku, aku ingin kamu lebih dekat dengan ku, jadi aku menjadikanmu asistenku," jawab Jeje enteng.
Fira memandang jeje tajam, dia tidak menyangka alasan kenapa di terimanya dia, adalah karena dia kekasih Jeje.
"Itu tidak adil, berarti aku di terima karena aku kekasihmu," ucap Fira kesal.
"Ayolah sayang jangan kesal begitu." Jeje tidak menyangka, bahwa idenya menempatkan Fira Menjadi asistennya, akan membuat wanita itu kesal.
"Tempatkan aku di bagian yang sama dengan teman temanku saja" pinta Fira pada Jeje.
"Siapa di sini atasannya?" tanya Jeje sedikit egois.
"Menyebalkan sekali dia."
"Aku tahu kamu atasanku, tapi aku memintamu sebagai kekasihmu, untuk menempatkanku bersama dengan teman-temanku," ucap Fira mencoba memohon pada Jeje.
"Kamu saja mengunakan alasan aku kekasihmu, untuk meminta aku menempatkan mu di tempat yang sama dengan teman-temanmu." Jeje membalikan kata-kata yang tadi di lontarkan oleh Fira.
Fira langsung malu, saat Jeje membalikan kata-katanya. "Tapi aku lain," ucapnya masih mencoba menjelaskan.
"Apa yang beda?"
"Lagian aku ini anak magang, pasti karyawan mu yang lain akan bergosip tentangku, kalau seorang anak magang bisa menempati posisi asisten Presdir," jelas Fira pada Jeje.
"Tidak ada yang akan bergosip tentang mu, ini perusahaanku. Aku akan memecat mereka jika bergosip tentang mu," ucap Jeje tegas.
"Kenapa dia keras kepala sekali sih, aku tidak bisa jadi asistennya. Aku sudah bisa membayangkan akan jadi bahan gosip karena anak magang menjadi asisten presdir, ditambah lagi, apa jadinya kalau mereka tahu aku kekasihnya. Hah...tidak boleh di biarkan."
Otak Fira terus berpikir bagaimana menjelaskan pada Jeje, dan membuat dia mengerti.
"Sayang, aku mohon tempatkan aku di bagian yang sama dengan teman - temanku," ucap Fira memohon dengan memanggil sayang, Fira berharap panggilan ampuh ini bisa meluluhkan hati Jeje.
"Sayang...," regek Fira lagi.
"Aku selalu tidak bisa menolak, kalau dia sudah memanggilku sayang seperti ini."
Jeje menghela nafasnya, rasanya masih berat menerima permintaan Fira, tapi melihat Fira memohon dia tidak bisa menolak.
"Baiklah, tapi ingat kamu jangan macam macam, saat jauh dari aku," ancam Jeje.
"Memangnya aku mau apa, jauh?, dia tidak sadar aku akan berada satu gedung dengannya." Dalam hati Fira di buat heran dengan kata-kata Jeje.
"Ini kan perusahaanmu, bagaimana aku bisa macam macam," ucap Fira dengan senyum yang di paksakan.
Dia masih berusaha untuk merayu Jeje, agar bisa di tempatkan, di tempat yang sama dengan teman-temannya.
nayla egois