Hamil Di Luar Nikah

Seperti sebelum sebelumnya, segala berita yang menyangkut Joana selalu saja ramai. Apa lagi kali ini adalah berita tentang Joana yang melahirkan.

Saking ramainya bahkan hampir semua rekan selebritis di tanya tentang Joana yang melahirkan oleh awak media. Itu karena Thomas yang tidak mengizinkan siapapun menemui Joana selain orang yang di kenal. Bahkan rekan sesama artis yang tidak Thomas begitu kenal saja tidak di izinkan, apa lagi awak media.

Waktu terus berjalan. Banyak yang berubah setelah kelahiran putri pertama Joana dari hasil hubungan nya dengan Dante.

Seperti Daniel yang akhirnya memutuskan menyerahkan perusahaan pada mamahnya dan memilih untuk membangun bisnis kecil kecilan sendiri. Dante yang tidak bisa berkutik meski ingin sekali menemui Joana dan bayinya. Dan Lea yang semakin merasa hebat karena berhasil menguasai Dante.

“Katakan, berapa yang kamu inginkan?”

Joana mengernyit menatap Amara yang tiba tiba saja datang ke rumah nya. Amara bahkan datang saat Joana hanya bersama dengan si mbok di rumah.

“Maksud Tante apa?” Tanya balik Joana.

“Jangan pura pura bodoh. Sebutkan saja nominal yang kamu inginkan. Tapi tolong, jangan ganggu anak saya lagi. Biarkan dia menjalani kehidupan normalnya seperti sebelum berhubungan sama kamu.”

Ucapan Amara membuat Joana terdiam beberapa saat. Ini adalah kali pertama Joana bertemu dengan Amara. Dan Joana tidak pernah berpikir Amara akan mengatakan hal demikian padanya. Joana juga tidak pernah tau bahwa Amara menentang hubungan nya dengan Daniel.

“Saya tidak menginginkan apapun Tante. Untuk yang saya bisa mengusahakan nya sendiri. Karena selama ini saya juga tidak pernah kekurangan.” Jawab Joana tenang.

Amara tersenyum sinis. Wanita itu yakin putranya bukanlah ayah biologis dari bayi cantik yang sedang di gendong Joana.

“Kalau begitu tolong kamu sadar diri. Kamu itu nggak pantes untuk Daniel.”

Joana tersenyum. Sebelumnya Joana juga pernah berpikir seperti itu. Namun setelah apa yang Daniel lakukan, Joana menjadi berpikir dirinya akan sangat kejam jika tidak berusaha membalas perasaan Daniel. Lagi pula Joana merasa semua kebaikan itu ada pada Daniel. Daniel adalah sosok yang sangat sempurna untuk nya. Tidak hanya bisa menjadi pembela saja, Daniel juga bisa melindungi nya.

“Tante itu beruntung mempunyai anak seperti Daniel. Daniel nggak cuma genius, Daniel itu baik dan tulus. Saya yakin Daniel mempunyai itu semua karena gen dari Tante juga om.” Kata Joana pelan.

Amara memutar jengah kedua bola matanya. Amara tidak mengenal baik Joana. Hanya saja berita yang terus menerus dia dengar dari media tentang Joana membuat nya tidak suka. Di tambah lagi Joana yang hamil di luar nikah kemudian Daniel mengakui janin yang Joana kandung adalah darah dagingnya. Parahnya lagi tersebar juga video Joana dengan Dante yang notabenenya sebagai mantan pacar Joana. Semua itu membuat Amara menilai buruk Joana dan enggan menyetujui hubungan kedekatan putranya dengan Joana.

“Daniel sudah sangat baik pada saya Tante. Rasanya akan sangat kejam kalau saya menjauh begitu saja.” Tambah Joana.

“Apa maksud kamu?” Tanya Amara menatap penuh rasa benci pada Joana.

Joana kembali menyunggingkan senyumannya di bibirnya.

“Saya akan terus bersama Daniel. Dan saya akan berusaha semaksimal saya sampai Tante setuju dengan hubungan saya dan Daniel.”

Amara tersenyum sinis. Wanita itu menatap Joana dengan pandangan yang sangat meremehkan.

“Jangan mimpi kamu. Sampai kapanpun saya tidak akan menyetujui hubungan kamu dengan anak saya.” Tegas Amara.

Setelah berkata begitu tegas, Amara pun bangkit dari duduknya kemudian melangkah lebar keluar dari kediaman Joana dengan perasaan sangat kesal. Amara tidak menyangka Joana akan begitu berani padanya.

“Lihat saja nanti. Cepat atau lambat juga Daniel akan bosan dan kamu akan menyesal karena menolak tawaran saya.” Gumam Amara sebelum masuk ke dalam mobil mewahnya.

Sementara di ruang tamu, Joana menghela napas kasar. Joana yakin apa yang dia lakukan tidak salah kali ini. Joana tidak asal bicara. Joana sudah memikirkan semuanya. Dan keputusan Joana sudah benar benar bulat. Joana akan berusaha membuka hati untuk Daniel.

*****

Di tempat lain tepatnya di sebuah rumah makan yang begitu sangat ramai pengunjung. Rumah makan itu memang tidak mewah. Bahkan hanya mengusung tema sederhana dengan menu sederhana pula. Namun itu tidak membuat para pengunjung bosan. Bahkan saking ramainya banyak orang yang mengantri menunggu giliran untuk menyantap makan siang di tempat tersebut.

Dari dapur yang memang terbuka dan bisa di lihat langsung oleh pengunjung, Daniel tersenyum. Cowok itu tidak menyangka usaha kecil Kecilan nya bisa begitu pesat berkembang. Bahkan dalam waktu singkat rumah makan sederhananya sudah mempunyai banyak pelanggan. Tidak sedikit juga para selebriti bahkan food floger yang memberikan rating memuaskan untuk semua menu menu sederhananya. Tidak hanya itu saja, bahkan rekan rekan bisnisnya yang dulu sering memesan makanan ke rumah makannya jika mengadakan acara atau sekedar untuk kumpul keluarga.

Daniel lega, senang, juga bahagia karena masih bisa mencari uang sendiri meski perusahaan nya sudah di ambil alih oleh sang mamah.

“Permisi pak.”

Daniel menoleh mendengar suara pegawainya. Dia tersenyum ramah menatap pegawainya tersebut.

“Ya, ada apa?” Tanya Daniel pelan.

Pegawai bernama Sisi itu terpaku saat pandangan nya bertemu dengan Daniel. Mempunyai bos muda nan tampan seperti Daniel membuat Sisi merasa beruntung. Bahkan Sisi kadang menyayangkan dirinya yang sudah berkeluarga.

“Mbak.. Mbak Sisi...” Daniel mengibaskan tangannya di depan wajah Sisi karena Sisi yang tiba tiba diam. Memang sudah biasa beberapa pegawainya seperti itu jika berhadapan langsung dengan Daniel. Itu membuat Daniel bertanya tanya sendiri. Apakah dirinya se menakutkan itu?

“Ah ya.. Ya pak. Maaf.. Disana ada yang mencari pak Daniel.” Ujar Sisi setelah sadar dari ke ter pesonaannya.

“Oh ya? Dimana?” Tanya Daniel penasaran.

“Di meja nomor 9 pak.” Jawab Sisi lagi.

“Oke, kalau begitu saya kesana dulu.”

“Ya pak.”

Sisi menghela napas kasar setelah Daniel berlalu. Dia menggelengkan kepalanya merasa heran kenapa ada remaja setampan dan sepintar Daniel.

“Semoga saja anakku bisa seperti pak Daniel.” Gumam Sisi menatap punggung Daniel yang sedang menuju meja nomor 9 tempat dimana ada seseorang yang menanyakan keberadaan Daniel.

“Kamu...” Daniel menatap heran pada Lea yang ternyata adalah orang yang di maksud Sisi.

“Hay Daniel...” Sapa Lea tersenyum lebar. Lea bahkan berdiri dari duduknya menyambut Daniel.

Daniel menatap penampilan Lea. Yang Daniel dengar Lea mulai terjun ke dunia entertain baru baru ini.

“Ada apa?” Tanya Daniel kemudian.

“Ya ampun kamu sekali. Duduk dulu yuk, kita ngobrol ngobrol sebentar. Udah lama banget kan kita nggak ngobrol?” Jawab Lea berusaha bersikap asik dan ramah.

Daniel terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Dia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Lea. Daniel yakin Lea pasti punya maksud dan tujuan tertentu sekarang.

TBC