Season 1.
Kisah cinta antara bangsawan buta dengan seorang pelayan.
Alex Smith, seorang bangsawan raya yang mengalami kebutaan karena kecelakaan. Sialnya lagi, ia ditinggalkan oleh calon istrinya yang tidak mau menerima keadaan Alex.
Pada akhirnya, Alex menikah dengan Kinara Lee, seorang pelayan biasa yang menjadi pengantin pengganti. Kinara rela menikah dengan laki-laki yang tak mencintainya hanya karena tawaran yang menggiurkan.
Namun, benarkah hanya itu alasan mereka untuk menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru Samudera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Kita Batalkan Saja
“Katakan, berapa banyak uang yang kau inginkan agar mau melepaskan Alex?”
Suara teriakan nyonya Brenda bergema dalam kamar. Kinara memejamkan mata saat puluhan, atau mungkin ratusan helai uang melayang di depan wajahnya, beberapa terjatuh di atas permadani dan kasur. Kinara bergeming, menatap lurus ke wajah nyonya Brenda yang terlihat mengerikan. Tadinya ia pikir wanita tua itu sudah menyerah saat pergi dari ruang tamu tadi. Rupanya ia salah, granny hanya keluar untuk mengambil tumpukan dollar miliknya lalu menghamburkannya tepat di depan mukanya. Seakan Kinara hanyalah seorang gadis murahan yang mengincar harta tuan mudanya. Padahal ... sama sekali bukan seperti itu.
“Nyonya, saya rasa Anda telah salah paham.” Kinara berdiri tegak, tidak menoleh pada lembaran kertas yang kini memenuhi ruangan. Ia sama sekali tidak menyangka akan berada pada posisi seperti ini suatu hari nanti. Ia pikir, adegan seperti ini hanya ada di telenovela.
“Tutup mulutmu!” bentak Brenda Smith, “Aku tahu, semua yang kau lakukan itu demi uang. Seorang gadis miskin tanpa orangtua, tanpa tempat tinggal, pasti kau hanya ingin memanfaatkan cucuku!’
“Saya tidak–“
“Diam!” Mata Brenda Smith menatap nyalang ke arah Kinara. “Katakan, berapa hargamu. Jangan terlalu tidak tahu malu. Kau ingin menikahi cucuku dan menguasai semua harta keluarga Smith? Jangan terlalu banyak bermimpi!”
“Nyonya, sepertinya Anda telah salah paham.” Kinara tetap memaksakan mengulas senyum di wajahnya dan mempertahankan nada suaranya agar tetap sopan. “Anda bisa memeriksa surat perjanjian pra-nikah saya dengan tuan muda, dan lihat apa yang saya minta atau dapatkan dari tuan muda.”
Gadis itu melihat sekilas ke arah para pelayan yang menatapnya dengan sorot mengasihani, beberapa dari mereka bahkan terang-terangan mencibir dari balik pintu. Situasi saat ini membuatnya terlihat seperti seorang pencuri yang kedapatan sedang menjarah isi rumah orang kaya. Kinara mendesah pelan. Seharusnya ia menyingkir dari rumah ini tadi, bukannya bersembunyi dalam salah satu kamar tamu seperti ini. Gadis itu sesekali melempar pandangan ke belakang tubuh Brenda Smith, berharap tuan muda Smith segera datang dan menyelamatkannya.
Mata Brenda memicing. Wanita tua itu mendengkus lalu berkata, “Aku sudah hidup cukup lama untuk melihat perempuan sepertimu memainkan trik murahan.Kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan? Menggoda cucuku–”
“Granny, apa yang sedang terjadi di sini?”
Suara Alex membuat Brenda Smith menoleh cepat. Ia memelototi kepala pelayan yang buru-buru bersembunyi di belakang tubuh Billy.
“Jangan ikut campur,” ujar Brenda dengan nada mengancam sambil memberi isyarat pada Billy agar membawa Alex menyingkir, tapi pria itu pura-pura menunduk dan membersihkan sepatunya, membuat Brenda semakin melotot karena kesal.
“Dia adalah calon istriku, tentu saja aku harus ikut campur, Granny.” Alex tersenyum, berharap dapat mengubah pendapat granny-nya tetang Kinara. Seseorang pasti telah mempengaruhi wanita tua itu hingga menjadi seperti ini.
“Dia tidak pantas untukmu,” ujar Brenda Smith dengan wajah dingin.
“Pantas atau tidak, akulah yang berhak menentukannya,” jawab Alex dengan tenang.
“Apa yang sudah gadis miskin ini berikan padamu hingga berani menentangku seperti ini?” Brenda Smith meradang, ia kembali menantap Kinara dengan sengit. “Kalian akan berpisah. Segera. Dengan cara apa pun. Kau tidak pantas melahirkan keturunan bagi keluarga Smith.”
Senyum di wajah Kinara terlihat kaku dan sedikit menyedihkan. Meski demikian, ia tetap membalas perkataan Brenda Smith dengan suara pelan. “Aku tidak akan pergi ke mana-mana, Nyonya. Aku sudah berjanji untuk membantu tuan muda, maka akan kulakukan sampai akhir.”
“Omong kosong,” cibir Brenda, ia kembali menoleh pada Alex, “Kau, Anak Muda, akan menyesali keputusanmu ini.”
“Keluarga Smith tidak pernah mengingkari janji, bukan begitu, Granny?”
Brenda Smith kehabisan kata-kata. Ia hanya bisa menatap cucunya itu dengan kesal. “Kita lihat saja, apa kau masih bisa bersikap seperti ini kalau Jessica kembali.”
Ucapan itu sontak membuat raut wajah Alex Smith berubah kelam. “Jangan ungkit nama itu di depanku lagi, Granny. Dia tidak akan pulang.”
“Benarkah?” tantang Brenda Smith, “Kita lihat saja, siapa yang akan dilempar ke jalanan begitu calon menantuku yang terbaik itu pulang nanti.”
Perkataan Brenda Smith itu membuat senyum di wajah Kinara perlahan menghilang. Sesungguhnya, ia pun takut Alex akan berubah pikiran jika Jessica kembali muncul dalam hidupnya. Jika melihat dari reaksi pria itu setiap kali ada yang menyebut nama Jessica, sepertinya peran gadis itu dalam hidup tuan muda cukup dalam. Kinara mere*mas jemarinya sambil menunduk, keyakinannya mulai goyah. Haruskah ia meneruskan semuanya?
Brenda Smith terlihat tidak ingin berdebat lagi. Sepertinya ia cukup puas melihat perubahan raut wajah Kinara. Wanita tua itu berbalik dan pergi tanpa mengucapkan satu patah kata lagi, diikuti oleh para pelayan dan bodyguard-nya.
Kaki Kinara terasa lemas. Ia jatuh terduduk di atas kasur. Billy yang mencemaskan keadaan gadis itu segera menghampiri dan memegang lengannya.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Billy sambil menatap Kinara dengan iba.
Kinara menggeleng pelan, bibirnya melengkung hingga sudut-sudut bibirnya tertarik ke atas. “Aku baik-baik saja. Jangan khawatir.”
“Tolong maafkan sikap granny,” pinta Alex, sikapnya sedikit melunak, “Dia hanya mengkhawatirkanku, meski sikapnya itu memang keterlaluan.”
“Saya mengerti, Tuan,” balas Kinara.
Kinara berdeham sebelum melanjutkan, “Hanya saja ... ada beberapa ucapannya yang benar. Saya memang tidak pantas menjadi menantu keluarga Smith. Bagaimana kalau ... kita batalkan pernikahan ini?” tanya gadis itu dengan suara sangat pelan, hampir-hampir tak terdengar, tapi sanggup membuat Alex dan Billy membeku sesaat.
“Apa maksudmu?” tanya Alex setelah pulih dari keterkejutannya.
Billy yang sama terkejutnya dengan Alex, hanya bisa menatap Kinara dan sahabatnya bergantian dengan sorot yang rumit. Ia tidak bisa menyalahkan Kinara. Tidak ada satu orang pun yang sanggup menahan ketika harga diri mereka dihina. Apalagi, dalam hal ini, Kinara tak bersalah sama sekali. Gadis itu tidak pernah menggoda Alex, bahkan yang terjadi justru ia dua kali menyelamatkan Alex. Billy sangat menyayangkan sikap Brenda Smith yang dinilainya terlalu berlebihan. Jika Jessica ada pada saat ini, belum tentu ia dapat melakukan apa yang telah dilakukan oleh Kinara.
“Maksud saya, kita batalkan saja pernikahan besok. Anda dapat mencari gadis yang lebih sesuai untuk Anda, Tuan. Atau bahkan mencari nona Jessica. Tidak perlu terburu-buru, menikah bukanlah sebuah pencapaian besar atau sebuah keharusan. Anda masih memiliki cukup waktu untuk mencari pasangan yang sepadan dengan Anda.”
Kinara tersenyum lega setelah menyampaikan semua isi hatinya. Jika memang mereka harus berpisah, lebih baik hal itu dilakukan dari sekarang.
Alex- Nara cuma di kasi bareng ga sampe 2 th.. Kasian Alex..
ya ampuuun skrg baca lagi, ttp mewek jugaaa😭😭