Pengantin Pengganti Untuk Tuan Muda
Seorang pria bersandar di sisi jendela, menatap keramaian dari ruangan tertinggi di Jotuns Corps, sebuah perusahaan multinasional yang telah mengembangkan sayapnya hingga mancanegara. Ia menggulung lengan bajunya dan berjalan menuju meja, meraih segelas kopi tanpa gula yang disediakan oleh Anne, sekretarisnya. Pria berambut lurus itu menyesap cairan hangat itu perlahan, lalu menumpu tubuhnya dengan kedua lengan yang kekar di atas meja. Wajahnya terlihat sedikit kusut.
Alex Smith, CEO sekaligus pemilik Jotuns Corps yang baru berusia 27 tahun itu melepaskan dasinya dan melempar benda itu ke lantai. Maniknya yang hitam kelam berkilat penuh amarah. Jonathan Smith, ayahnya, baru saja menetapkan tanggal pertunangannya dengan Amanda, putri dari pemilik The Mag's Industry.
Ponsel di atas meja terus berdering sejak tadi, tetapi Alex bergeming. Siapa lagi yang bisa sangat mengganggu dan tidak tahu diri seperti itu selain Amanda? Gadis manja itu beberapa bulan belakangan ini selalu berusaha menempel padanya sepertinya lintah yang menjengkelkan. Pria itu mendengkus kesal, kemudian mengatur ponselnya ke mode diam.
Tak lama kemudian, telepon kantornya ikut berbunyi. Suara Anne langsung terdengar ketika gagang telepon diangkat.
"Tuan, ada Nona Amanda di ruang tunggu."
"Bilang padanya, aku sedang rapat," jawab Alex sembari menggertakkan gigi.
"Emm ..., saya sudah bilang seperti itu, tapi--"
"Apa pun yang terjadi, jangan biarkan dia masuk ke dalam ruanganku," ujar Alex sebelum membanting gagang telepon dengan kesal.
"Benar-benar merepotkan," gumam pria itu ketika melihat layar ponselnya kembali menyala.
"Ada apa, Ayah?"
"Di mana kamu? Amanda bilang ada di kantormu, tapi kamu tidak mau menemuinya. Jangan buat masalah, Alex!" Suara Jonathan Smith terdengar jelas meski Alex telah menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Aku sedang sibuk, ada rapat sebentar lagi."
"Omong kosong! Temui dia sebentar, itu tidak--"
"Ayah saja yang datang dan temani dia, bagaimana?"
"Anak kurang aj--"
Alex memutus sambungan telepon, kemudian menekan tombol power hingga layar ponselnya berubah gelap.
"Anne," panggilnya melalui interkom, "batalkan semua agenda hari ini. Suruh Billy menemuiku di Blue Eyes."
"Baik, Tuan."
Alex menyambar jas yang tersampir di lengan kursi dan keluar dari kantornya.
***
Alex memarkir Bugatti Veyron miliknya di VIP parking spot, lalu berjalan menuju lift. Seorang pria berwajah oriental menyambut Alex dengan senyum lebar di lantai 12. Pria itu adalah Billy, asisten sekaligus tangan kanan yang telah menemani Alex selama lebih dari tujuh tahun, satu-satunya orang yang dapat diandalkan.
"Alex," sapa Billy lalu buru-buru membuka pintu VIP room.
"Ambilkan aku segelas whiskey," pinta Alex sebelum menghempaskan tubuhnya di sofa.
Tanpa banyak cakap, Billy mengeluarkan
The Dalmore 62 dari kabinet. Ia menuangkan cairan cokelat kemerahan itu pada gelas kristal, lalu meletakkannya di atas meja.
"Apa yang membuatmu gusar?" tanya Billy.
Setelah bekerja dengan Alex sekian lama, Billy lebih tahu karakter majikan sekaligus sahabatnya itu dibandingkan siapa pun. Alex hanya akan menyentuh minuman beralkohol jika kalah tender, saham perusahaan anjlok, atau sedang kesal setengah mati.
"Aku dipaksa untuk segera menikah, hari pertunangan bahkan sudah ditetapkan tanpa persetujuanku," ujar Alex lalu menenggak habis isi gelas di tangannya.
Billy menyentuh ujung hidungnya sekilas sebelumnya mengalihkan pandangan ke arah lemari kaca. Sebenarnya ia sudah tahu hal ini, tuan Jonathan yang memintanya untuk mem-booking hotel Shangrila untuk acara pertunangan Alex, juga mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan acara itu. Hanya saja, bagaimana caranya menyampaikan hal itu pada Alex? Pria itu sudah pasti akan mengamuk, lalu semua acara akan batal. Jika hal itu terjadi, sudah pasti tuan Jonathan akan membantainya. Jadi, ia hanya bisa menutupi hal ini dari Alex.
"Jangan katakan kalau kau sudah tahu hal ini." Alex memicingkan matanya, menatap dengan sorot mengintimidasi pada Billy.
"A-apa? Aku? Aku tidak tahu apa-apa," jawab Billy tergagap-gagap.
"Dasar pembohong!" Alex melemparkan setumpuk kertas ke arah Billy ketika melihat sahabatnya itu kembali mengusap ujung hidungnya, pertanda ia sedang gugup dan mencoba menyembunyikan sesuatu.
"Pengkhianat!" desis Alex lagi, nada suaranya sarat akan emosi.
"Maafkan aku." Billy mengangkat kedua tangannya ke udara. "Tuan Besar mengancam akan menyebarkan aibku ke publik, aku tidak bisa," ujarnya dengan nada tidak berdaya.
"Jadi kau menumbalkan aku?" Alex memelototi pria bersetelan biru dongker di hadapannya. "Aku akan menyuruh Anne membuka lowongan untuk asisten baru. Kau dipecat!" Benar-benar asisten yang tidak dapat dipercaya. Alex mendengkus kesal.
"Jangan repotkan Anne, aku yang akan membantumu mencarikan asisten baru." Billy menyeringai licik. Ia tahu, Alex tidak mungkin akan benar-benar mendepaknya 'kan?
"Tutup mulut busukmu!" Alex menggeram marah, membuat Billy menutup mulutnya dan berdiri dengan patuh.
Kepala Alex terasa berdenyut. Saat ini ia belum berpikir atau memiliki keinginan untuk menikah sama sekali, tapi ayah dan ibunya begitu bersemangat menjodohkannya dengan Amanda. Untuk apa lagi? Tentu saja bukan demi kebahagiaannya, tetapi agar proyek di Macau bisa jatuh ke tangan Jotuns Corps.
"Sialan!" Alex melemparkan gelas kristal ke tembok hingga hancur berkeping-keping.
"Alex," tegur Billy dengan nada serius, "Kamu tahu, ayahmu melakukan ini demi kebaikanmu juga."
Alex mencibir, "Maksudmu kebaikan perusahaan?"
"Tidak, dengarkan aku. Kau tahu Jericho sedang mengincar Jotuns Corps. Jika kau berhasil memenangkan tender di Macau dengan bantuan keluarga Amanda, sisa saham Jericho bisa kau dapatkan. Ia tidak akan bisa macam-macam lagi."
Alex terdiam, mencoba mencerna rentetan kalimat yang baru saja diucapkan oleh Billy. Jericho adalah sepupunya, putra dari Paman Marco, saudara tiri ayahnya. Jericho memang sangat ambisius. Pria itu selalu bersikap baik di depan keluarga Smith, tapi siapa yang tidak tahu isi hatinya. Secara pribadi, ia menganggap kematian ayahnya dua tahun lalu adalah perbuatan Jonathan Smith. Padahal polisi sudah menetapkan kasus itu murni kecelakaan.
Sejak saat itu, sepertinya Jericho bertekad untuk menghancurkan keluarga Smith, dimulai dari Jotuns Corps. Saham Paman Marco sebesar 12% telah diambil alih oleh Jericho, kini saham itu telah bertambah menjadi 20%.
"Ia sendiri yang telah mengatakan, jika kamu berhasil memenangkan tender itu darinya, ia akan menyerahkan sahamnya secara sukarela," kata Billy lagi.
Alex masih tidak merespon semua perkataan Billy. Ia hanya memutar-mutar pulpen di tangan kanannya sambil memperhatikan pria di depannya yang terus mengoceh itu.
"Tenang saja, dia tidak memiliki kualifikasi untuk mengalahkanmu, tapi kau tahu sendiri ia selalu berusaha menyingkirkanmu menggunakan cara yang licik. Jadi kuharap kamu harus tetap waspada."
"Billy, apa kau tahu sesuatu?" tanya Alex tiba-tiba.
"Apa?"
"Selain sangat hebat dalam menjadi seorang pengkhianat, kamu juga sangat mahir sebagai penjilat, sangat pandai merangkai kata-kata yang penuh dengan omong kosong," ujar Alex sambil mempertahankan ekpresi datar di wajahnya, "Pergi, urus pekerjaanmu!"
Billy menyeringai lalu menjawab cepat, "Baik, aku pergi sekarang."
Sosok jangkung itu berbalik dan melangkah dengan cepat menjauh. Kulit kepalanya seakan mati rasa oleh tatapan tajam Alex yang menggiringnya hingga menghilang di balik pintu.
Alex menghela napasnya, lalu memejamkan mata. Tampaknya kali ini ia tidak bisa meloloskan diri lagi.
***
Halooo, silakan mampir juga ke sini yaaa
thank you💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Erlinda Noviyani
Aku ngulang baca lagi setelah emmm brapa tahun yg lalu ya, apa ada yg berubah ya 🤔
2024-11-20
0
Kur
Mama Orin,saya tau ending cerita ini sangat sad walaupun ada happy endingnya nanti di season 2 nya,tapi aku tetap ngulang bacanya,saking tak pernah ku temui cerita sekeren tulisan Mama Orin.🫰🫰🫰🫰🫰😍😍😍
2023-11-29
1
Khalid Setiawan
mama Orion aku baca lagi ini pakai hp suamiku aku kangen banget sama mbak maaf sempat ngilang lama karena hpku full memori gimana kabarnya
2023-11-22
2