Gadis Kecil Milik Mr. Mafia

Keenan menatap Farah kesal, dia beringsut menjauh dan menyambar ponselnya. Farah terkekeh, dia kembali memperbaiki tampilan dan pakaiannya yang sudah hampir terbuka sepenuhnya.

"Jika kamu tidak memberikan kabar berguna enyahlah ke Afrika sekarang juga!" Keenan merutuk dengan sepenuh jiwa, kesenangannya terhenti atas panggilan asisten khususnya.

Sam sendiri mengernyitkan keningnya, bukankah tuannya sedang memberikan ia tugas penting. Mengapa seolah apapun yang dia lakukan selalu salah. Padahal dia dan tuannya sama-sama pria. Bukannya bagi mereka wanita yang selalunya banyak salah?

"Maafkan saya lancang mengganggu waktu anda. Tapi, saya hanya membawa pesan bahwa mansion Nona Muda sudah siap untuk di tempati!"

Sam dan Farah memang satu spesies, mereka paling tahu membuat mood Keenan naik dan turun. Bisa jadi Keenan bisa dekat dengan Farah saat ini karena sifat gadisnya tak ubahnya sikap Sam yang kadang begini kadang begitu. Namun, Keenan tidak bisa menghilangkan keduanya walau dia sangat bisa!

"Selamat juga nyawamu!"

Tuutt!!

Keenan memutus sepihak sambungan telepon anak buahnya. Di seberang sana Sam mendengus sebal. "Dih, habis manis sepah di buang! Huh..."

"Siapa yang menyuruhmu merapihkan tampilanmu?!" maki Keenan berang, dia sungguh sakit kepala. Mengapa semua orang tidak mengerti akan kesenangannya.

Farah tersenyum tidak percaya prianya tengah bersikap kekanak-kanakan. "Kak, bukankah Sam mengabarkan rumah baruku?!"

Gadis itu mulai mengerti perannya, dia menggelayut manja merangkul tubuh Keenan dan berinisiatif mencium pria besarnya.

"Mmm... Sshh!" Keenan mendorong tubuh Farah. "Aku sudah tidak tahan Sayang, bisakah kamu memberikanku sebentar saja disini?!"

"No!" Farah menghardik cepat namun dengan elegan. Dia menekan jari telunjuk di bibir prianya. "Apa enaknya yang sebentar?" ujarnya kemudian.

"Da-mn Farah! You're freaking bi-tch!" Diperlakukan seperti itu saja gejolak hasrat Keenan sungguh tambah menggebu.

Farah tidak percaya, dia benar-benar sudah merendahkan dirinya. 'Sabar Farah, untuk menjadi Nyonya Keenan kamu harus semakin tahu untuk tidak tahu diri!'

"Tidak masalah Kakak memanggilku ja-lang, bagian terpentingnya adalah aku hanya akan menjadi ja-lang Kakak seorang!"

Keenan tak kuasa dengan serangan brutal dari adik sepupunya. "Oh, Baby!"

Keenan menggendong Farah dan kembali merebahkan gadisnya. Dia mulai mencumbu Farah. Dia berjanji tidak akan melakukan lebih dari sekedar berciuman. Pria itu menepati janjinya, lima menit kemudian keduanya bersiap keluar dari hotel.

Sepanjang perjalanan Keenan menggenggam tangan Farah erat, dengan bantuan anak buahnya seluruh kawasan hotel sudah dipastikan aman dari warga sipil ataupun paparazi yang selalu mengincar berita tentangnya.

***

Universitas S, 01.00 PM.

"Axcel!" Ceillyn memekik memanggil pria yang jadi anggota gengnya. Tapi, pria itu tidak menggubrisnya.

"Dih, mentang-mentang Ayangnya gak ada, dia berubah ke settingan pabrik!" rutuk Ceillyn geram.

"Kamu lupa? Kita semua tahu... Dia pura-pura bengkok demi Ayang Farah!" sungut Meishya bersedekap tangan mencibir sinis.

"Ck, padahal kan gue mau ajakin dia buat jenguk Farah ke kediaman Kaviandra!" cicit Ceillyn sebal.

"His, lu kadang otaknya berfungsi sewaktu-waktu doang!" Meishya menoyor kepala Ceillyn perlahan. "Protokol kediaman Kaviandra mana bisa dimasuki sembarangan orang!"

"Lah itu dia maksud gue! Kalau ada Axcel everything will be okay!"

"Okay palamu!"

Meishya kembali menjitak kepala Ceillyn. "Lu bego sumpah! Apa bedanya setan!! Lagian ya, gue heran bocah satu itu sakit apa? Cacar? Semalam gue mergokin dia ada di hotel Emperor bareng Dosen Victor!" Meishya mencecar panjang kali lebar dalam satu kali tarikan nafas.

"Sumpah demi apa? Kalau mau gosip jangan tanggung!" sahut Ceillyn tidak percaya.

"Buat apa gue mengada-ngada? Gak guna dan gak menghasilkan!" Terpancar kebencian di raut wajah Meishya, tapi gadis itu tidak bisa membenci begitu saja.

"Hm, patutnya kita tanya ybs!" Ceillyn menggerakkan kedua jemari tangan di dagu ala seorang detektif.

"Geram gue!! Awas aja kalau dia beneran nikung gue sama Pak Victor!"

"Lu juga, kok suka ama daun tua!"

"Heh, biarpun dia tua tapi cukup menggetarkan jiwa!!"

"Iiiwh!"

Ceillyn meninggalkan Meishya lebih dulu. Dia tidak ingin percaya begitu saja sebelum ada bukti nyata. Apalagi persahabatan mereka bukan seumur jagung. Farah tidak mungkin mengecewakan mereka, walau sesungguhnya dia mampu.

Meishya melangkah menyusul Ceillyn, dia masih merutuk sebal. Langkah kaki keduanya tertahan saat seorang wanita yang tidak mereka kenali berada dihadapannya.

"Ehmm, permisi... Apa kalian tahu Axcel ada di kelas mana ya?"

Keduanya saling menatap keheranan, selama ini tidak ada yang berani mendekati mereka. Apalagi Axcel!

"Oh, mm... Sorry, aku tunangan Axcel! Kenalin namaku Arnetha Lanchaster..."

DEG!!

***

Penthouse Beverly kota S, 03.00 PM.

Farah dan Keenan sudah berada di pelataran basement mansion. Dengan akses luar biasa Keenan, dia bisa memarkirkan kendaraannya khusus dengan logo VVIPnya.

"Selamat sore Tuan!" Seperti biasa, asistennya sudah kembali stand by di tempat.

Keenan mengabaikan Sam dan kembali menggenggam tangan gadis kecilnya. Farah tersipu malu dibuatnya. Dia tidak pernah berpikir akan ada hari dimana Keenan benar-benar memperlakukannya selayaknya seorang pasangan.

"Wah!" Farah kembali memekik takjub, sama seperti saat dia di bawa pertama kali ke Condo Royal.

"Kamu sungguh norak!" ejek Keenan menyeringai memindai tempat yang mereka pijak sekarang.

"Ck!" Farah berdecak kesal atas respon kakak sepupunya.

Farah menyingkir dan memeriksa sendiri mansion yang akan digunakan seminggu kedepan. 'Heh, belum apa-apa aku sudah merasa seperti simpanannya!'

Farah menatap nanar kearah punggung Keenan. Pria itu tengah berbincang dengan Sam. Farah kembali beringsut memeriksa tiap sudut. Dirinya dikejutkan dengan pelukan erat seseorang.

"Apa kamu menyukainya, Baby?"

'Oh my God!' Sam terbelalak, tidak pernah seumur hidupnya melihat kelakuan tuannya yang bagai terkena guna-guna asmara. 'Apa mungkin Tuan benar-benar terjerat dengan adik angkatnya sendiri? Ini di luar Nurul!'

Sam begitu gelisah, hal yang dia khawatirkan tentu bukan perkara pasal percintaan tuannya. Lebih dari masalah hati semata, semuanya berkenaan dengan nyawa sebagai taruhannya.

"Terima kasih Sayangnya aku! Aku begitu menyukainya!" Farah berbalik mencium pipi Keenan sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.

"Apa aku sudah bisa menerima kompensasiku?" Keenan semakin erat memeluk gadisnya, dia berbisik lirih agar Sam tidak mendengarnya.

"Kaaak! Asisten Kakak saja masih disini!"

"Ck!" Keenan baru menyadarinya, Sam merasa namanya dicatut diam-diam. Mendadak perasaannya tidak enak.

"M-maaf Tuan, tapi saya ingin mengabarkan hal penting lainnya!" Sam terlihat pucat dan menelan saliva berat.

"Katakan! Jika aku pikir itu tidak penting maka potong bonus tahun ini!"

Sam membuka mulut lebar, Farah sudah cekikikan. Farah sendiri sudah terbiasa melihat Sam sedari dia kecil, Sam selalu berada di samping kakak sepupunya sedari dia dibawa ke kediaman Kaviandra.

"Bagian laboratorium sudah mengeluarkan identifikasi barang kita!" Sam langsung berubah dalam mode serius.

Terlihat Keenan merespon dengan raut wajah serupa. Tidak ada hal yang lebih penting dari aktivitas jaringan hitam mereka.

"Hm!" Keenan berbalik kembali menatap gadisnya. "Aku pergi sebentar, buat dirimu bertenaga malam ini!" Keenan mencium pipi Farah.

Gadis itu tersipu dengan yang dilakukan kakak sepupunya seolah tengah meminta izin dan berpamitan. "I love you," ucap Farah menggelayut manja di bahu Keenan. Farah juga berjinjit dan mencium sekilas bibir Keenan.

'What the he-ll!' Sam semakin tidak menduga, kedua pasangan ilegal itu sudah mulai kerasukan sepertinya.

'Farah sialan, lama-lama aku bisa gila!' jerit batin Keenan tidak bisa menahan apa yang dilakukan Farah. Dengan cepat Keenan menarik tengkuk leher gadisnya dan memagut bibir mungil itu mesra.

'Ya Tuhan, cobaan apa lagi yang belum aku cobain! Ini sungguh menghina kaum jomblo sepertiku!!' jerit batin asisten ngenes bernama Samuel Park.

--- To be continue ---