Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesenduan Arsha
Sedangkan Sari.. Sari langsung melangkah masuk keruangan Alex.
Sari melihat lihat laci Alex dan ingin mengetahui apa yang Alex sembunyikan dari dirinya.
Ceklekkk...
Sari langsung mendongak kaget.
"Apa yang kau lakukan di ruang bos saya? kau akan mencuri? " tanya Dion.
"Tidak.. saya saya di minta untuk mengantar ponsel mas Al." jawab Sari
"Lalu kenapa anda membuka laci bos saya. apa yang Anda cari." tanya Dion emosi.
"Saya.. saya hanya ingin menaruh ponselnya di laci saja. saya takut ponsel mas akan hilang jika cuma di taruh di sini " ucap Sari masih menyangkal.
"Kalo begitu cepat. pergi dari sini." titah Dion. Dion tidak suka jika ada orang asing yang lancang masuk dan mengobrak abrik ruangan bosnya.
Sari segera pergi meninggalkan ruangan Alex. tubuhnya masih di landa rasa hawatir.
dalam hatinya berharap pria itu tidak memberi tau kan pada Alex tentang kejadian hari ini. kalo Alex sampai tau. bisa bisa Alex makin membencinya.
...****...
Di tempat yang beda.
Arsha tengah duduk di tangga apartemen. Arsha menunggu kedatangan sang mama. Saat bangun tidur tadi Arsha tidak melihat siapapun. Neni yang biasa menunggu kini tengah belanja kebutuhan rumah dan meninggalkan Arsha.
Arsha duduk melamun dan melihat aktifitas Anak seusianya sedang bermain dengan pria. yang Arsha dengar Anak itu berkali kali menggil kakek.
Arsha hanya menatap sendu pemandangan itu. "Alsa main sini cama kakek ku. " panggil anak itu. teman Arsha
Arsha menggeleng. tidak ingin meningalkan apartemennya. hawatir sang mama atau tantenya akan mencarinya.
Tak banyak bicara hanya berangan jika dia punya kakek yang sangat menyayanginya. atau nenek. Namun Arsha tidak memilikinya
Dinda baru datang setelah berjalan kaki dari fakultasnya dan segera memasuki area apartemennya. Dinda berhenti saat menangkap wajah putrinya yang tidak seceria biasanya. Dinda mengambil lolipop kesukaan sang putri.
"Arsha.. " panggilnya
"Mama.. " sahut Arsha lalu berdiri segera menyambut sang mama. Arsha langsung berlari dan meluat ke dada sang mama.
"Kok sendiri. tante kemana? " tanya Dinda
"Alsa tidak tau." jawabnya.
"kok sedih. ada apa sayang? " tanya Dinda
Arsha tidak menjawab dan matanya mengarah ke gadis kecil seusianya yang sedang bersama kakeknya
Dinda pun mengikuti pandangan sang putri. "Arsha juga punya kakek. tapi kakek Arsha masih kerja." jawabnya
"Kapan Alsa bisa main sama kakek? " tanyanya.
Suatu saat nanti nak. kamu akan menjadi anak yang paling bahagia. batin Dinda
ponsel Dinda berdering dan Dinda segera mengangkat ponselnya
"Ayunda.. bisa kah kau datang kerumah sakit malam ini? " tanya mr Arnold.
"Ada apa ya mister? " tanya Dinda
"Malam ini ada pasien dari negara I. dan dokter Steven sedang praktek ke luar Negeri." ucap Mr Arnold
"Baik Mister. saya akan bersiap." jawabnya
"Sayang.. ayo kita masuk. kita tunggu tante Neni datang." ajak Dinda
Dan tidak lama Neni datang dengan membawa belanjaan
"itu aunti sudah datang. " tunjuk Dinda
"Hlohh Arsha sudah bangun yaa? " tanya Neni
merekapun masuk ke dalam. dan Arsha segera membongkar belanjaannya. Sedangkan Dinda langsung masuk kedapur untuk mengambil air mineral.
"Kak.. sore ini Ayu ada pekerjaan di rumah sakit mungkin Ayu akan pulang malam. " ucap Dinda pada Neni.
Neni menatap Dinda. "Setiap hari kau pulang malam dan berangkat lagi pagi. apa kau tidak capek Ay? " tanya Neni
"Asal Arsha dan kak Neni bahagia Ayu tidak capek." jawabnya
"Ayu. kakak kasian sama kamu. apa tidak sebaiknya kau pulang saja kerumah orang tuamu?" tanya Neni
"Kak.. Ayu akan pulang jika Ayu sudah menjadi dokter yang bisa membuat papa bangga. jika tidak Ayu akan pulang dengan membawa kabar jika Ayu sudah mampu melewati ujian dari papa." jawabnya
Neni menatap wajah sendu sang adik angkatnya. lalu melangkah ke Ayu yang sedang berdiri
"Kakak bangga punya adek seperti kamu. kau adalah wanita yang kuat." puji Neni
"Terimakasih kak.. kakak selalu ada buat Ayu." jawabnya
Setelah itu Neni segera kedapur untuk memasak makan malam. Dinda sedang berganti baju stelah ritual mandinya selesei.
"Kak.. kakak masak apa? " tanya Dinda
"Kakak masak makanan kesukaan kita. " jawab Neni.
Entah kebetulan dari mana. Neni selalu suka makanan apa yang menjadi kesukaan Dinda juga.
Dinda menatap leher sang kakak yang ada tompelnya. Sejak kapan kak Neni punya tompel di leher. aku yang tidak pernah peduli atau memang itu bukan tompel. Batin Ayu
"Kak.. kakak punya tompel di leher? kok Ayu baru lihat yaa." ucap Dinda
"Iyaa.. ini tanda lahir." jawabnya.
"Ohh." jawab Dinda
Arsha tengah menonton TV. Arsha tertawa sendiri saat tayangan TV nya begitu lucu
"Ay.. ini bekalmu. jangan lupa di makan yaa. " pesan Neni.
"Terimakasih kak. Kakak itu seperti mama saja. selalu bawain aku bekal. " ucap Dinda
"Kak.. Ayu berangkat dulu yaa.." pamitnya
"Iya hati hati. " jawabnya
Dinda segera melangkah ke tempat sang putri tengah duduk sambil nonton TV. "mama berangkat dulu ya nak. jangan nakal ok? " ucap Dinda
"Siap mama. " jawabnya lalu segera membalas kecupan sang mama
Dinda segera keluar dari apartemennya. dan melangkah menuju jalan ke rumah sakit. setiap hari dinda berjalan di sini emang kebanyakan orang pada berjalan. yang memakai kendaraan hanya orang orang tertentu saja
Hanya di tempuh sekitar 45 menit. Dinda sudah sampai rumah sakit. si sana Dinda segera memasuki ruangan Dinda sendiri. Malam ini sebenarya jadwal Dinda istirahat dirumah. namun karena dokter Steven sedang ke luar negeri. jadi Dinda harus menggantikannya
"Dokter ini daftar riwayat pasien yang masuk hari ini. " ucap Gracia menyerahkan beberapa laporan yang sudah di bawa.
Dinda segera mempelajarinta. setelah itu Dinda segera berdiri dan melangkah ke ruang ICU. di mana ada pasien yang baru masuk.
"Pak Boby.. bisa keruangan saya sebentar? " tanyanya.
"Baik dok. " jawab Boby.
"mama tunggu di sini yaa. biar Boby yang masuk. " pamit Boby pada sang mama
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah