Hai Jodohku

       Satu Minggu berlalu

    pertandingan terakhir dengan sekolah yang selalu bermain curang membuat pelatih sekolah nusa bangsa sedikit cemas.

     Pelatih kini memberikan tips tips menghindari cara curang para pemain sekolah lawan.

      pelatihan kini di gabung dengan futsal. Membuat puri tidak pulang, karena teman temanya ikut tim futsal dan tim basket.

      Puri duduk sendiri di pinggir lapangan dengan beberapa tas milik para pemain.

      Puri mengarahkan ponselnya ke arah para pemain basket dan setelah mendapatkan gambar yang indah puri mengambil gambar ke arah pemain futsal.

      Hari mulai senja langit pun sudah mulai berubah warna. Nampak indah di pandang. puri mengambil gambarnya dan membuat story di akun sosial media miliknya.

       Karena sudah hampir malam, pelatih membubarkan semua para pemain. Untuk kembali lagi besok berlatih.

      Puri dengan teman temanya mengayuh sepedanya menyusuri pesawahan yang indah.

      puri tiba di rumah dengan wajah lusuh dan perut yang keroncongan. Puri ke dapur langsung mengambil makan dan duduk di depan televisi dimana ibu dan Dani tengah menonton.

       " bukanya ganti dulu." ucap ibu

       " iya ih bukanya ganti dulu, jorok banget sih Lo jadi cewe. Harusnya Lo mandi dulu baru makan." ucap Dani

       " iya Bu." ucap puri

        saat itu Dani akan berkomentar lagi tapi tangan puri menutup mulut Dani.

       " suuutttt.... Mulut Lo nga usah banyak omong perut gw udah laper banget. Sebelum piring ini melayang ke kepala Lo." ucap puri

       " buset... Itu cewe apa cowo yang ngomong. Lihat Bu anak cewe ibu." ucap Dani

       " udah kasihan Kaka kamu, dia kelaparan jam segini belum makan." ucap ibu

       puri yang merasa di bela pun menjulurkan lidahnya meledek Dani

      Dani membuang mukanya tidak menatap puri dia kini menonton telivisi bersama ibu. Walau film yang di tonton ibu tidak seru Dani tetap menontonnya walau dengan wajah malas.

       " ngapain Lo nonton kalau Lo nga suka acaranya." ucap puri

       " ponsel gw lagi di cas, dari pada gw begong nga jelas mending bengong depan tv." ucap Dani

       puri tertawa. " syukuriiiinnnnn..."

Dani melirik kakanya dengan wajah malas. Malam tiba bapak dan kak Dewi sudah pulang kini mereka tengah berkumpul di depan televisi

ibu dan bapak duduk di atas sopa, sedangkan anak anaknya tengah berbincang sambil tiduran di bawah.

Mereka tampak asik dengan ponsel mereka namun mulut mereka saling bersahutan bercerita.

Karena sudah malam ibu menyuruh semua anaknya untuk beristirahat.

Di lain tempat Al kini tengah duduk di balkon kamar miliknya. Menatap ponselnya yang dimana terdapat Poto Puri di dalamnya.

" Al..." mama memanggil anaknya berjalan mencari kemana anaknya.

Al menutup ponselnya dan menoleh ke belakang. " iya..."

" sedang apa kamu di sini. Rindu Leni ya." tanya sang mama

Al mengangkat sebelah alisnya. ' tidak, kenapa Al harus rindu Leni."

" udah jangan bohong sama mama, kalau nga rindu Leni. Kenapa kamu di balkon biasanya juga nga pernah duduk duduk di sini." ucap sang mama menggoda anaknya

" ini kamar Al, masa Al duduk di sini aja nga boleh. Lagian kenapa harus Leni sih." ucap Al

" lah terus siapa lagi kalau bukan Leni, selama ini kamu hanya dekat sama Leni. Kamu nga belokan sayang, soalnya kamu sering kumpul sama temen temen kamu." ucap sang ibu duduk samping Al menatap curiga.

" mama apa sih..? Al normal, Al hanya mencari angin di sini, besok pertandingan basket terakhir. Sebulan lagi Al ujian." ucap Al

" terus kamu mau lanjut dimana." tanya sang mama

" Al pilih di sana, ikut Oma." ucap Al

" kenapa nga di sini sayang, di sini juga banyak kok kampus bagus. Leni juga di sini loh. Mama udah tahu kampus mana Leni." ucap sang mama

" stoppp mama, Al tetap milih kampus di sana. Al nga suka sama Leni mama. Al punya tipe sendiri." ucap Al

" terus yang bagaimana tipe kamu." tanya sang mama

Al tersenyum membayangkan wajah puri." nanti juga mama tahu, suatu saat Al akan bawa ke hadapan mama."

" kalau mama tidak setuju sama pilihan kamu bagaimana." tanya sang mama

" Al akan tetap pilih dia. Walau mama tidak setuju. Karena hidup, Al yang akan jalani bukan mama apalagi Daddy." ucap al

" kamu anak durhaka dong, tidak meminta restu orang tua kamu." ucap sang mama dengan kesal

" Al akan tetap minta restu mama dan Daddy kalau mama menentang hubungan Al dengan dia, Al akan pilih dia. Karena mama sudah punya Daddy." ucap Al

" mama kok curiga sama kamu, apa yang di katakan oleh Leni kemarin sebelum dia berangkat kalau kamu sudah di cuci otak kamu oleh wanita licik itu buat tidak menurut sama mama." ucap sang mama

" terserah apa kata mama, yang jelas wanita mana yang udah bisa cuci otak Al." ucap Al

" wanita yang udah fitnah Leni sampai keluar dari sekolah itu kan." ucap sang mama dengan kesal

" mama hanya bisa menyalahkan orang lain tanpa tahu permasalahan mereka apa? Udah jelas Leni yang salah tidak mungkin kepala sekolah mengeluarkan Leni tanpa sebab. Apa lagi hanya fitnah." ucap Al

" terus apa salah Leni, dia itu anak yang baik penurut dari kecil aja kamu tahu dia orangnya selalu nga tegaan sama orang. Kamu jangan sampai terbawa pergaulan tidak baik apa lagi dekat dengan cewe itu. Mama nga suka anak mama dekat dekat anak cewe nga bener." ucap sang mama

Al tersenyum lucu mendengar ucapan sang mama." Leni penurut, sejak kecil nga tegaan. Nga salah mama ngomong gitu. Sejak kecil Al yang selalu nurut apa kata mama suruh temenin Leni lah jagain Leni lah, sampai Samapi dia ngelunjak, Berani menghina orang." ucap Al dengan wajah kesal

" mama hanya ingin kamu dekat dengan jodoh kamu dari kecil, mama ingin menjodohkan kamu sama Leni, keluarga Leni saja setuju dengan usulan mama." ucap mama

" Al tidak akan pulang lagi ke sini kalau mama mau menjodohkan Al dengan Leni." ucap Al pergi dari sana.

" Al dengerin dulu mama." ucap sang mama mengikuti Al

" cukup mama, Al selama ini diam mengikuti semua kemauan mama, pantas Abang memilih tinggal dengan Oma dari sekolah SMP ternyata mama seperti ini." ucap Al

" mama hanya ingin kamu mendapatkan jodoh anak baik baik, bukan yang nga jelas asal usulnya. Yang hanya bisanya morotin harta suaminya." ucap sang mama

" berarti selama ini mama hanya ingin harta Daddy." ucap Al

" jaga ucapan kamu Al. Berani kamu ngomong seperti itu sama mama." teriak sang mama.

Daddy datang ke kamar Al dimana Al dan mama sedang bertengkar. " cukup ada apa ini, malam malam bukannya istirahat ini ribut."

" Al kamu tidak pantas berbicara kasar pada ibu mu sendiri." ucap sang ayah

" beritahu mama, jangan pernah jodoh jodohkan Al dengan siapa pun apa lagi dengan Leni." ucap Al pergi keluar dari kamarnya.

" Al mau kemana kamu..." teriak sang mama