NovelToon NovelToon
Istri Matre Sewaan Noah

Istri Matre Sewaan Noah

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Noah Wisesa, pewaris konglomerat properti, terjebak dalam perjodohan demi bisnis keluarga. Saat dari rumah usai bertengkar dengan sang ibu, dia justru menabrak Ivy Liora—mantan rekan kerja yang kini berubah menjadi perempuan penuh tuntutan dan ancaman. Untuk menyelamatkan reputasi, Noah menawarkan pernikahan kontrak selama satu tahun.


Ivy menerima, asal bayarannya sepadan. Rumah tangga pura-pura mereka pun dimulai: penuh sandiwara, pertengkaran, dan batasan. Namun perlahan, di balik segala kepalsuan, tumbuh perasaan yang tak bisa dibendung. Ketika cinta mulai mengetuk, masa lalu datang membawa badai yang menguji: apakah mereka masih bertahan saat kontrak berubah jadi rasa yang tak bisa dituliskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Mentari yang Gigih

Langit pagi itu terlihat begitu cerah. Noah sudah siap dalam kemeja formal serta rambut yang disisir rapi. Sementara itu, tak seperti biasa, Ivy hanya memakai pakaian kasual dan santai.

Ivy masih ada di atas ranjang sambil memainkan ponsel. Sejak kejadian terakhir kali Noah memutuskan untuk membiarkan Ivy tetap berada di rumah. Dia tidak ingin istrinya terlali stres karena mulai menjalani program kehamilan.

"Aku berangkat ke kantor dulu." Noah mendekati Ivy, lalu mengecup puncak kepalanya.

"Aku nanti izin buat menemui Jimmy." Sontak Noah terpaku.

"Untuk apa?" Suara Noah kali ini dingin, tak sehangat biasanya.

"Aku masih ada yang harus diselesaikan dengannya. Aku memiliki sejumlah hutang untuk pengobatan ibu." Ivy tersenyum simpul, beranjak dari ranjang, lalu melingkarkan lengannya pada pinggang Noah.

Noah masih diam, tetapi otaknya kini berpikir keras. Dia percaya kepada Ivy, tetapi tidak dengan Jimmy. Namun jika dia mencegah Ivy pergi, pasti istrinya itu akan kecewa karena merasa tidak diberi kepercayaan.

Noah menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Akhirnya dia mengambil satu keputusan. Dia mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Aku tidak akan lama. Aku hanya bicara seperlunya dan langsung pulang. Jadi, kamu tenang saja. Ya?"

"Iya, kamu hati-hati di jalan." Noah mendaratkan sebuah kecupan ringan pada permukaan bibir Ivy.

Ivy memberikan kembali memeluk Noah sebelum sang suami pergi. Dia menatap punggung Noah yang semakin menjauh dan menghilang di balik pintu. Setelah terdengar mobil Noah pergi, Ivy langsung bersiap untuk menemui Jimmy.

Beberapa hari sebelumnya, mereka memang sudah membuat janji untuk bertemu. Mobil Ivy melaju perlahan membelah jalanan kota Surabaya yang sedang aktif-aktifnya.

Roda mobil Ivy berhenti di depan sebuah kafe. Dia turun sambil menjinjing tas kecil. Ketika melangkah masuk ke kafe, Jimmy yang menyadari kehadiran Ivy melambaikan tangan. Ivy tersenyum tipis dan mulai melangkah cepat mendekati meja Jimmy.

"Apa kamu sudah menunggu lama?" tanya Ivy sambil menarik kursi dan duduk di atasnya.

"Nggak, aku juga baru sampai." Jimmy tersenyum lembut.

Obrolan keduanya pun berlanjut. Ivy mengeluarkan selembar kertas cek dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Jimmy. Jimmy pun menerima pengembalian uang dari Ivy untuk menghargainya.

Sementara itu, Noah sedang fokus mempelajari kontrak kerja sama yang ditawarkan oleh salah satu vendor proyek. Ruangannya benar-benar sunyi, tak ada suara lain selain kertas yang dibalik dan sesekali terdengar ketukan jemari pada permukaan meja. Ketenangan Noah siang itu diusik oleh interkom yang berbunyi.

"Bu Mentari datang, Pak." Sekretaris Noah mengabarkan hal tersebut dengan nada bicara yang sedikit ragu.

"Biarkan masuk. Kebetulan aku ingin membicarakan sesuatu dengannya."

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Mentari masuk dengan raut wajah penuh kemarahan yang berusaha disembunyikan. Dia melangkah pelan dan anggun, lalu duduk di atas sofa tanpa dipersilakan.

Noah menutup map kontrak, lalu menghampiri sang ibu. Tatapannya dingin rahang lelaki tersebut juga mengeras. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir lelaki tersebut.

"Gendis menghilang tak lama setelah resepsi pernikahan kalian." Suara Mentari terdengar menusuk, seakan tengah menjadikan Noah kambing hitam atas kepergian Gendis.

"Lalu?"

"Lalu? Kamu nggak merasa bersalah sama sekali sama Gendis? Dia itu tulus mencintai kamu! Dia benar-benar menunggumu bertahun-tahun, No! Tapi kamu sama sekali tidak pernah meliriknya! Kamu justru memilih Ivy yang jelas-jelas hanya mengincar hartamu! Kamu kejam!" ujar Mentari sambil menatap tajam lelaki di hadapannya tersebut.

"Aku kejam? Apa nggak kebalik?" tanya Noah sambil tersenyum miring, tubuhnya bersandar pada tepi meja kerja. Tatapannya menusuk tajam ke arah Mentari.

"Apa maksudmu?" Mentari memicingkan mata, ekspresinya berubah kaku.

"Mama sudah menyalahkanku atas kepergian Gendis, padahal seharusnya kamu melihat ke cermin lebih dulu sebelum bicara." Suara Noah terdengar dingin dan tenang.

"Bukankah Mama yang menelantarkannya sejak lahir? Sejak kecil Gendis kamu jadikan pion dalam permainan ambisimu. Kamu paksa dia mencintaiku hanya karena ingin merebut perusahaan papa dari tanganku!"

Mentari terdiam. Napasnya tersengal, tak menyangka Noah bisa mengungkapkan hal itu tanpa ragu.

"A-apa maksudmu? Jangan memutarbalikkan keadaan, Noah! Aku hanya ingin masa depan yang layak untuk Gendis! Dia ... dia pantas mendapatkan yang terbaik!"

"Dan menurutmu menjadikannya alat untuk mencapai ambisimu itu layak?" Noah melangkah pelan mendekat, lalu duduk di hadapan Mentari.

"Gendis pergi karena dia lelah. Lelah menjadi boneka ibu kandungnya sendiri, yang bahkan tak pernah mengakui dan memeluk mengangga dia sebagai putri kandung."

Mentari mencengkeram jemarinya. "Kamu nggak tahu apa-apa! Aku ... aku hanya ingin dia bahagia!"

"Bahagia? Gendis bahkan tak punya pilihan. Setiap langkah hidupnya ditentukan olehmu. Bahkan perasaannya padaku ... aku tak yakin apakah itu murni atau hasil cuci otakmu."

"Kamu!" Suara Mentari tertahan.

Suara notifikasi ponsel Mentari memecah ketegangan. Dia membuka pesan itu tanpa banyak pikir, lalu wajahnya berubah tegang, tetapi penuh kemenangan.

"Menarik," gumam Mentari sambil menoleh ke arah Noah. "Kamu bicara seolah-olah kamu paling benar. Tapi apa kamu tahu, istrimu yang sempurna itu ternyata punya rahasia?"

Noah menoleh dengan alis mengernyit. Mentari berdiri dan menghampiri Noah, lalu menyodorkan ponsel.

"Lihat ini! Video Ivy bersama Jimmy, diambil hari ini,bahkan belum lewat satu jam yang lalu! Perempuan seperti ini yang kamu pilih menjadi istri? Sadarlah Noah!"

Noah menatap layar. Sebuah rekaman menunjukkan Ivy dan Jimmy duduk bersama di sebuah kafe. Ivy menyerahkan selembar kertas dan Jimmy terlihat tersenyum. Tak ada pelukan atau sentuhan intim, hanya obrolan dan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku sudah bilang sejak awal, perempuan itu tidak pantas untukmu," desis Mentari tajam.

"Lihat kenyataannya, Noah! Dia masih punya hubungan dengan Jimmy. Mungkin bukan cuma soal uang, siapa tahu lebih?"

Noah tetap diam. Wajahnya tenang, nyaris tak berekspresi. Akan tetapi, matanya menyimpan bara yang belum menyala.

"Apa kamu nggak sadar, dia sedang mempermainkanmu? Menyembunyikan pertemuan itu darimu?" Mentari terus mendesak.

"Ivy tidak setulus yang kamu pikir. Cinta? Omong kosong. Dia masih dekat dengan pria yang bahkan sudah kamu kenal lama!"

Noah berdiri pelan. Tatapannya menusuk ke mata Mentari.

"Kamu ingin aku marah, ya? Kamu ingin melihat aku hancur, menghancurkan Ivy, dan akhirnya berbalik padamu dan Gendis?" tanya Noah lirih.

Mentari tersentak, tak menjawab.

"Sayangnya, kamu terlambat, Ma. Sangat terlambat."

Pintu ruangan terbuka perlahan. Sosok Ivy muncul, wajahnya pucat, tetapi sorot matanya tegas. Dia berdiri di ambang pintu dengan dagu terangkat.

"Aku nggak berniat menguping, tapi kalau yang kalian bicarakan adalah soal aku, lebih baik aku ikut duduk," kata Ivy lirih.

Noah langsung menghampiri Ivy dan menggenggam tangannya erat. Ivy sempat menoleh heran, tetapi Noah hanya mengangguk pelan seolah berkata: tenang, aku ada di sini.

"Jadi, kamu nggak menyangkal kalau bertemu Jimmy di belakang suamimu?" Mentari melipat tangan di dada, tatapannya penuh kemenangan.

1
Tutuk Isnawati
berarti ivy dah ga bisa punya anak lagi ya thor?
Bisa Pesan Cover di Saya: Iyaaa Kakkkk /Sob//Sob//Sob/

Nggak tega sebenarnya. Tapi gimana /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author kecelakaan ivy nie kayaknya di sengaja ya apa memang mentari yang merencanakan semuanya. Saat ivy lagi sibuk berkendara kan hpnya bunyi beberapa kali sampai hpnya jatuh dan saat ivy mengambil hp langsung dia di tabrak dari belakang sama sebuah truck? Hanya menerka saja bunda bila salah maafkan saya bunda... 🥰🥰🥰🥰🥰🙏🙏
Dini Anggraini: ya terima kasih infonya bunda
Bisa Pesan Cover di Saya: Pure kecelakaan bund 🤗🤗🤗

Panggilan itu dari Noah kok. Ingat bab sebelumnya yang Noah hubungi Ivy beberapa kali nggak bisa? Terus nggak lama Mentari datang, cuma kali ini pure kecelakaan.
total 2 replies
Lilik24
ini pasti Ivy lagi hamil makanya moodnya berubah2
Bisa Pesan Cover di Saya: Gasss lihat bab selanjutnya kakkkk
total 1 replies
Tutuk Isnawati
mentari ga da kapok2ny dah d tggalin gendhis jg
Bisa Pesan Cover di Saya: Buta harta, otaknya gak dipake lagi/Sob/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
kasihan sih sebenarnya si gendhis ini
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia juga korban /Sob/
total 1 replies
Lovita BM
aiihh noah disini luwelet banget deh 👎🏼😜
Tutuk Isnawati
ayo noah gercep singkirin kuman2
Bisa Pesan Cover di Saya: Pelan2 kakkkk. /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hadeh pake nemuin surat perjanjian segala si gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: Biar makin seru kak 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
moga ivy kuat bisa ngadepin kelicikan mentari
Bisa Pesan Cover di Saya: Kuatt kok. Ivy kuat banget
total 1 replies
Dini Anggraini
Gendis2 ngapain kamu maju terus pantang mundur untuk dapatkan Noah padahal ada Hiro yang juga kaya raya pengusaha yang tertarik sama kamu. Suatu saat nanti kamu juga merasakan apa yang di rasakan ivy pelakor mencoba merebut suamimu. 🥰🥰🥰🥰
Dini Anggraini: Ya bunda dari caranya pandang Gendis dan tiba2 mau gendong Gendis di depan umum kan sudah kelihatan sekali Hiro sekali pandang Gendis sudah suka bunda author. 👍🥰🥰🥰🥰
Bisa Pesan Cover di Saya: Jadi ada ide buat bikin kisah Gendis X Hero 😭
total 2 replies
Tutuk Isnawati
kasian kamu vy ngadepin siluman gendhis yg licik hrus hati2
Bisa Pesan Cover di Saya: Siluman gak tuh 😭
total 1 replies
Yeni Wahyu Widiasih
cuma ibu tiri kan?
Bisa Pesan Cover di Saya: Hiyakkk Kakk, ibu tiri itu si mentari
total 1 replies
Tutuk Isnawati
dasar ibu mentari ga da akhlak
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhlaknya dah tergadai kakkk 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
semangat ivy harus kuat masih ada noah yg tulus ma kamu
Yeni Wahyu Widiasih
bagus
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhamdulillah, makasih rate nya Kakkk. Jangan lupa baca sampai akhir yaaa
total 1 replies
Dini Anggraini
Alhamdulillah sekarang Noah tahu bahwa ivy itu melakukan semuanya hanya untuk ibunya. 🥰🥰🥰🥰
Tutuk Isnawati
noah sudah main hati rupanya
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy memang mempesona dibalik sikapnya yang keras
total 1 replies
Esther Lestari
Noah sudah terpesona dengan Ivy....cemburu melihat interaksi Jimmy dan Ivy
Esther Lestari
Seger gak Gendis mandi lagi....makanya jangan mencoba jadi pelakor, Ivy koq dilawan🙃
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
total 4 replies
Tutuk Isnawati
bgus ivy jgn kasih celah buat pelakor gendis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!