"uuhhh... Ini... Ini, dimana? Bukankah aku telah meninggal karna gugur dalam medan perang, lalu dimana ini? " Ujar seorang wanita bergumam sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Kenapa kamu malah meminta maaf, " ujar Albian.
"Karna saya telah merepotkan anda, " ujar Siska sambil terus menunduk dan memainkan selimut yang di pakai nya.
"Kenapa gue jadi kaya gini, dan kenapa gua jadi malu, dan ini.. harusnya kan gue marah karna dia bawa gue ke hotel, " ujar Siska yang hanya bisa di ucapkan dama hati.
"Kamu ini.. udahlah gak papa, mending sekarang kamu mandi, kan kamu harus sekolah, " ujar Albian.
"Astaga.. saya lupa, sudah jam berapa ini, bisa-bisa nanti telat, " ujar Siska sambil beranjak dari kasur.
"Tenang lah, ini baru jam 6," ujar Albian.
"Lebih baik saya pulang karna disini tidak ada pakaian ganti buat sekolah, " ujar Siska sambil memakai jaket kulit nya.
"Semuanya sudah siap, tadi saya minta bawahan saya buat ngambil ke mansion kamu, jadi cepatlah mandi, nanti kita sarapan dan aku akan mengantarkan mu ke sekolah, " ujar Albian.
Tanpa membantah, tanpa melawan Siska pun berlalu pergi ke kamar mandi, karna setelah di pikir-pikir.. kalau dia kembali dulu ke mansion pasti akan telat datang ke sekolah, dan tanpa sadar Siska masuk ke kamar mandi tanpa membawa baju ganti.
"Permisi, apa anda masih ada, " ujar Siska di balik pintu kamar mandi, kini Siska tersadar dirinya tidak membawa baju ganti.
"Ya aku masih menunggumu, " ujar Albian.
"Maaf, boleh kah saya minta tolong, " ujar Siska
"Minta tolong apa, ?" tanya Albian.
"Saya lupa bawa baju ganti, bisa kah anda membawa nya kesini, " jawab Siska.
"Baik tunggulah sebentar, " ujar Albian menyanggupi.
"Siska, ini baju nya, " ujar Albian sambil mengetuk pintu kamar mandi, Siska mengulurkan tangan nya untuk mengambil baju itu.
"Terimakasih, " ujar Siska tulus.
"Sama-sama, " ujar Albian sambil berlalu pergi menuju kursi yang dia duduki tadi.
Setelah beberapa saat Siska selesai menyiapkan dirinya, Siska pun ke luar dari kamar mandi, dan saat dia keluar, Siska di suguhkan dengan pemandangan yang membuatnya terkagum-kagum.
Di pandangan nya, Albian duduk santai dengan setelan kerja nya, satu tangan memegang tab, satu tangan lagi memegang cangkir kopi, Siska di buat terpana dengan pemandangan itu, seumur hidup nya, baru kali ini Siska memperhatikan sesuatu, dan Siska menyukai pemandangan itu.
Jika Siska boleh meminta, Siska i gini melihat pemandangan itu setiap pagi.
"Kenapa dengan otak gue, " gumam Siska yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.
"Kamu udah selesai, ?" tanya Albian.
"Sudah, " jawab Siska.
"kalo gitu, ayuk kita sarapan, nanti kamu telat ke sekolah nya, " ujar Albian mengajak Siska makan, Siska pun tak menolak dan dia menghampiri Albian, lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan Albian.
"Aku gak tau kamu suka apa, jadi aku pesan semua menu sarapan pagi di hotel ini, " ujar Albian, sontak saja ucapan nya membuat Siska sadar, bahwa di depan nya, di atas meja di hadapan nya, kini telah penuh dengan beraneka macam sarapan pagi.
"Ini... siapa yang akan memakan nya, ?" tanya Siska karna makanan itu benar-benar banyak.
"Kamu cukup makan yang kamu sukai saja, sisanya gampang, " jawab Albian.
Dengan senang hati Siska mengambil makanan kesukaan nya, dan itu roti yang di lapisi keju juga telur ceplok, lalu Siska menyirami dengan saus cabe tak lupa mayones Siska tambahkan di roti itu selada tomat pun di tambahkan sebagai pelengkapnya.
"Hanya itu, apakah itu enak, ?" tanya Albian yang tak melepaskan pandangan dari semua gerak gerik yang Siska lakukan.
"Enak, apakah anda mau, " ujar Siska.
"Boleh kah, ?" tanya Albian.
"Kenapa bertanya seperti itu, makanan ini kan anda yang bayar, dan rotinya juga masih banyak, jadi anda tinggal memakan nya saja, " jawab Siska.
"Bukan itu maksud ku, aku ingin roti yang ada di tangan mu, " ujar Albian.
"Ini, ?" tanya Siska menunjuk roti yang akan dia makan.
"Hum, " jawab Albian.
Bukan nya menolak, Siska malah memberikan roti itu pada Albian dengan senang hati, dan setelah roti berpindah tangan, Siska baru menyadari ada yang aneh dengan perilakunya.
"Ternyata benar-benar enak, " ujar Albian setelah memakan roti itu, Siska tak menyahuti kata-kata Albian, Siska hanya fokus pada makanan nya sendiri, Siska tak ingin dia berprilaku aneh-aneh lagi.
"Sis bagaimana dengan jawaban pertanyaan ku semalam, " ujar Albian menanyakan tentang jawaban semalam, setelah mereka selesai makan dan sekarang ada di dalam mobil, karna akan berangkat ke sekolah Siska.
Dan untuk motor Siska, Albian sudah menyuruh anak buah nya untuk membawa lebih dulu mobil itu ke mansion Siska, pagi ini agak mendung, jadi Albian mengajak Siska naik mobil saja, karna tak ingin Siska ke hujanan.
"Yang mana, ?" tanya Siska.
"Tentang jawaban perasaan ku pada mu, bisa kah kamu buka hati kamu buat aku sedikit saja, " jawab Albian.
"Tapi..
"Siska, gak ada tapi tapi lagi, kamu itu sudah jelas asal usul nya, dan kalaupun asal usul kamu gak jelas, aku gak peduli, " ujar Albian memotong kata-kata Siska dan Siska hanya menunduk mendengarkan semua ucapan Albian.
"Sis, aku mohon, " ujar Albian dengan menggenggam tangan Siska dengan satu tangan nya.
"Eemmm.. baiklah, " ujar Siska pelan.
"Apa nya Sis, ?" tanya Albian memastikan ucapan Siska.
"Ya saya mau menerima anda, " jawab Siska sambil menunduk.
Ciiiitttt... saking kaget nya Albian dengan jawaban Siska, Albian sampai mengerem mobilnya mendadak, dan itu membuat kepada Siska terbentur.
Duukk..
"Aaawww.. " ringis Siska yang merasakan sakit akibat benturan dadakan itu.
"Maaf, maaf aku hanya kaget, " ujar Albian sambil mengusap jidat Siska yang memerah akibat benturan itu.
"Anda.. bisa hati-hati tidak, " ujar Siska.
"Maaf, aku terlalu kaget dengan jawaban mu, dan ya.. tolong jangan panggil anda lagi, mulai sekarang cobalah ganti dengan aku kamu, atau panggil sayang juga boleh, " ujar Albian yang malah menggoda Siska.
Tak.. Siska menyentil jidat Albian tanpa perasaan.
"Aaaww.. sakit, " ujar Albian karna memang sentilan itu memakai kekuatan.
"Lagian masih pagi anda sudah menggoda orang, " ujar Siska yang masih memanggil Albian anda.
"Siska... " ujar Albian menatap tak suka ke arah Siska karna panggilan itu.
"Maaf, sa.. aku belum terbiasa, " ujar Siska yang hampir keceplosan kembali dengan panggilan nya.
"Mulai sekarang harus ganti aku kamu, pokonya gak boleh lupa, dan aku akan memanggil mu sayang, " ujar Albian tanpa mau di bantah, Siska hanya bisa mengangguk pasrah, karna kalau bersama Albian Siska memang tak bisa berdebat, bahkan Siska selalu kalah.
Mobil melaju kembali dengan tenang, yang sesekali terdengar ocehan Albian, Siska hanya menanggapi saja, tanpa mau banyak bercerita, Siska hanya menikmati apa saja yang di ucapkan Albian, tanpa menyela, tanpa memotong, entah kenapa Siska juga sangat menyukai kecerewetan albian.
"Aahh.. akhirnya..
BERSAMBUNG.