cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.
cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.ke rumah mertua
"Azzam,Senja,kalian menginap kan?"tanya mama Amelia penuh harap.
"ma'af ma,kali ini kami tidak menginap,mungkin lain hari"jawab ustadz Azzam sesopan mungkin,bukan tidak mau,tapi mereka punya sudah punya rencana sendiri.
"yah...padahal mama berharap kalian menginap"
"nanti ma,kami pasti nginap..."Senja mencondongkan badannya ke arah mama Amelia dan berbisik.
"tapi nanti beneran nginap ya"
"pasti ma..."
"kalau begitu kami pamit pa,ma,assalamualaikum..."pamit ustadz Azzam,sebenarnya dia tidak enak menolak keinginan mertuanya,tapi apa mau di kata.
"waalaikumsalam..."jawab papa Brian dan mama Amelia hampir bersamaan.
mereka hanya sebentar berkunjung ke rumah papa Brian dan mama Amelia,itupun karena Senja mengambil beberapa barang penting miliknya,sekitar jam 1 siang,pulang,namun bukan pulang ke rumah,melainkan pergi ke rumah abi Ahmad dan umi Sarah.
mereka berdua berencana menginap beberapa hari,di rumah orang tua Senja dan di rumah orang tua ustadz Azzam,nanti,setelah acara resepsi pernikahan.
****************
Semilir angin menerpa kulit yang tidak tertutup apapun,di tengah teriknya matahari,dua orang nampak menikmati perjalanan mereka tanpa terkena teriknya sang matahari,bukan karena awan yang senantiasa mengikuti seperti cerita sejarah baginda Nabi atau kuatnya besi penghalang seperti yang di miliki orang -orang kaya,tahan di terpa derasnya air hujan dan teriknya matahari.
mereka tidak seistimewa itu dan tidak pula sekaya itu,hanya kendaraan roda dua yang menemani perjalanan mereka,hanya saja dedaunan rimbun sepanjang perjalanan memberikan perlindungan dari panasnya terik matahari dan oksigen -oksigen yang di hasilkan daun -daun,terasa sejuk dan menyegarkan.
"mas,kita kapan berangkat ke kota B?"
suara deru angin bercampur dengan suara deru kendaraan,menyamarkan suara Senja yang masuk ke gendang telinga,ustadz Azzam memelankan laju motornya,"ma'af Senja,bisa kamu ulang,tadi mas dengarnya nggak terlalu jelas"
Senja mengulang perkataannya,barulah ustadz Azzam menjawab nanti habis magrib.
"jadi sekarang kita ke rumah umi?"
"iya,ada barang yang perlu mas ambil disana"
"baik mas"
dia setuju saja,toh...dia di bawa ke rumah orang tua suaminya,bukan orang tua madunya,bercanda...
...****************...
"assalamualaikum..."
ceklek...
"waalaikumsalam...Azzam,Senja"
kedatangan mereka di sambut hangat oleh salah satu mertua Senja,mereka langsung di persilahkan masuk,setelah berbasa -basi sebentar,ustadz Azzam dan Senja pamit mau istirahat di kamar pria itu.
ini baru pertama kali Senja masuk ke kamar seorang pria selain papa Brian,hal pertama yang terlintas di benaknya 'rapi',dia pikir seperti yang pernah dia liat di film,dimana kamar anak laki -laki itu cenderung berantakan,banyak barang -barang tidak karuan.tapi apa?
di kamar ustadz Azzam,malah cenderung kosong,kamar yang kira -kira seluas kamar miliknya itu,miliknya ya...bukan milik mereka...hanya terdapat satu kasur ukuran kecil,cukup satu orang,dua buah lemari yang dia tebak isinya pakaian dan satunya lagi buku -buku,jelas tahu isinya buku,wong...itu lemari kaca.selain itu,meja dan kursi di dekat jendela,juga sebuah gitar yang berdiri di pojok ruangan.
"mas,kamu bisa main gitar?"dari sekian hal yang ada di ruangan tersebut,entah kenapa fokusnya tertuju pada benda tersebut.
mendengar pertanyaan Senja,ustadz Azzam yang sedari tadi mencari -cari barang yang ingin dia ambil di lemari buku,menoleh ke arah Senja,"sedikit...dulu pernah belajar"
dulu,sebelum sesibuk sekarang,dia coba belajar bermain gitar di sela -sela waktu luangnya,dari sekian banyak kegiatan pengisi waktu dan alat musik,entah kenapa dia tertarik dengan gitar dan belajar cara memainkannya,dia sendiri tidak tahu pasti.
Senja mengayunkan langkah,mendekat ke arah gitar tersebut,dia lumayan suka beberapa alat musik,termasuk gitar,juga suka mendengarkan alunan nada yang di hasilkan,tapi tidak bisa memainkannya.
dulu,dia pernah ingin belajar memainkan biola dari salah satu teman sekelasnya,satu kali,dua kali,sampai sekitar sepuluh kali,tidak juga berhasil,setelah itu dia tidak mau lagi mencoba,bukan karena dia menyerah,teman yang biasa mengajarinya ikut kedua orang tuanya pindah dan dia sendiri mulai sibuk dengan belajar dan belajar demi mengejar mimpi dan cita -citanya.
perlahan tangannya terulur menyentuh gitar ustadz Azzam,tiba -tiba saja terlintas di kepalanya ingin tahu bagaimana pria pemilik gitar tersebut memainkannya.
"mas,nanti mau ya mainin gitarnya buat Senja"tanpa menoleh ke arah pria itu.
"iya nanti,kapan -kapan ya"
"janji ya?"
"insyaallah...mas nggak berani janji,takutnya lupa atau lainnya"
...****************...
"Senja...Senja...bangun,sudah asar"panggil ustadz Azzam berusaha membangunkan Senja.
azan asar baru saja berkumandang,dan tidur setelah asar itu sangat tidak baik akibatnya,dan dia tidak mau istrinya tidur di waktu tersebut.
"emm..."Senja yang merasa ada suara -suara mengganggu tidur lelapnya,awalnya dia menganggap itu hanya mimpi dan berusaha abai,namun suara itu semakin lama semakin terdengar jelas bersamaan dengan kesadarannya datang.
"dimana ini?"gumamnya,baru bangun tidur,dia merasa linglung,apalagi terbangun di tempat yang asing.
"ini di rumah umi"
"hah?umi?"
otaknya masih loading...begitu kesadarannya terkumpul sempurna,dia akhirnya bisa merangkai kembali berbagai kejadian yang membuatnya berakhir di tempat ini.
"kamu mau mandi?nanti aku pinjemin baju umi"ustadz Azzam kembali bersuara setelah Senja sudah sepenuhnya terbangun.
"emangnya boleh mas?"
"tentu saja boleh,kamu tunggu di sini,aku pinjemin sama umi"
mereka tidak membawa baju,karena tidak berencana untuk menginap,tepatnya Senja,kalau ustadz Azzam,sebagian bajunya masih ada di rumah orang tuanya.
like,comment dan subscribe...