NovelToon NovelToon
Di Nodai Pria Autis

Di Nodai Pria Autis

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Keluarga
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Yulianti Oktana

Tak ada firasat apapun pada perempuan bernama Fina Nurlita, seorang perawat yang baru lulus dari kampusnya ketika seorang utusan dari keluarga konglomerat memintanya bekerja menjaga sang anak yang menderita autis.
Ia mengira jika anak itu masih kecil ternyata seorang pemuda tampan berbadan kekar yang suka sekali membawa boneka Tayo dan Doraemon.
Susahnya mencari pekerjaan untuk orang yang baru lulus kuliah membuat Fina menerima tawaran itu.
"Ini anak kami bernama Willian. Saya harap kamu bisa menjaga dan merawatnya dengan baik! Willy tidak rewel hanya perlu ditemani ngobrol saja.Tenang walaupun badan Willy besar dan kekar, perilakunya seperti anak kecil. Jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Else sang ibu Willian.
Hari-harinya diawal bekerja berjalan dengan lancar, hingga malam durjana hadir kala William dengan gagahnya merangsek dengan jiwa penuh nafsu birahi yang membara pada Fina walau gadis itu meronta dan memohon tetapi Willian tidak memperdulikannya. Ia pun pergi dari rumah itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Autis

"Hentikan Lidya!" Teriak William sembari mengacungkan senjata api miliknya.

Lidya memandang kearah William dan segerombolan polisi di belakang William.

"Pilihan terakhirmu, memilih istrimu mati, atau kau pergi denganku. Kita akan menikah dan hidup bahagia di luar negeri" ucap Lidya dengan tangan masih memegang gergaji mesin.

Grengggg!!!

Grenggg!!!

Grenggg!!!

Suara gergaji mesin itu sejengkal lagi membelah perut Fina. Fina sudah pasrah. Ia hanya memejamkan matanya saja tak ingin bersuara apapun.

"Tapi lepaskan dulu istriku, Lidya!" Teriak William.

"Oh baiklah!" Lidya mematikan gergaji mesin itu dan menjauhi Fina selangkah.

"Cepat berikan pilihan sebelum aku berubah pikiran!" ucap Lidya dengan tatapan membunuh.

William segera mengalihkan perhatian Lidya. Ia mengkode Fina agar cepat-cepat lari ke barisan polisi agar aparat itu melindungi Fina.

"Lidya!" ucap William dengan nada hangat.

"Apa pilihannya, baby?" tanya Lidya kini sedikit melunak.

"Mendekat lah padaku, agar aku bisa memindai wajahmu yang jelita" pinta William

Hal itu membuat Fina cemburu, tetapi paham apa yang di lakukan William demi dirinya.

Lidya mendekat kearah William dengan tatapan memuja.

"Fina lari" teriak William.

Fina seketika lari kearah segerombolan polisi. Hal itu membuat Lidya amatlah murka.

"Kau menipuku" geramnya.

"Menyerah lah, atau kami lumpuhkan kau, nona" sentak polisi.

"Tidak akan semudah itu, bodoh" seringai iblis terbit di bibir Lidya.

Lidya pun mengambil lagi gergaji mesin lalu menyalakannya.

"Persetan mendapatkan mu William. Jika kau tak mau aku miliki, sebaiknya kau mati saja.. Hahahaha. Gergaji itu akan mengoyak tubuhmu" ucapnya.

William dikejar oleh Lidya sembari mengacung-acungkan gergaji mesin itu.

Polisi sudah siap menembak dirinya.

Naasnya William berlari kearah lantai yang sudah lapuk. Lalu tubuhnya terperosok ke bawah membuat ia kembali merasakan benturan pada tubuhnya terutama kepalanya.

Fina melihat itu menjadi histeris. Ingin dirinya segera menolong sang suami, tetapi polisi melarangnya. Polisi langsung menembak Lidya tetapi hanya kakinya lah yang terkena.

Ketika polisi ingin menangkapnya, Lidya membuka pintu rahasia lalu menutupnya dengan kencang ketika tangan polisi sejengkal lagi menangkapnya.

"Cari ke setiap sudut vila " perintah sang komandan pada anak buahnya.

Semua polisi sedang berpencar dan ada juga yang berusaha mendobrak pintu rahasia itu tetapi nihil karena pintu itu berlapis baja.

Sementara sang komandan langsung menghubungi ambulance.

Fina berlari menyusuri tangga menghampiri William.

"Hikhikhik.. Sayang bangun, sadarlah" Fina memeluk William yang sudah bersimbah darah.

Kini Fina keluar dari pintu rahasia. Di Sana sudah ada speed boat yang sudah di persiapkan Lidya jika terjadi sesuatu padanya sebelum peristiwa ini.

"Tak apa tidak bisa mendapatkan William. Aku sudah puas membunuh orang-orang yang sudah menyakiti ayahku. Aku akan langsung ke korea hari ini, di sana aku akan langsung operasi plastik agar identitasku tidak di ketahui. kini tinggal kau Eve Laura yang akan ku habisi. Kau bukan ibuku, kau penjahat" ucapnya lalu pergi dari sana.

Satu bulan sudah William mengalami koma, pasca kecelakaan itu. Dan kabar Lidya tidak di ketahui rimbanya. Dan kini usia kandungan Fina sudah delapan bulan.

Fina tak henti-hentinya menangisi kondisi sang suami. Air mata Fina menetesi kening William, dan secara ajaib William membuka matanya.

"Suster Fina" ucapnya.

Seketika rasa bahagia Fina sedikit ternodai kala mendengar dirinya di panggil suster Fina.

"Sayang, syukurlah kamu sudah sadar" Fina langsung memeluk William.

"Aku dimana?" tanyanya dengan logat seperti anak kecil.

"Dad!" Fina memanggil lirih pada Chandra.

"Tidak mungkin" ucap Chandra sembari memandang nanar ke arah William.

"Willi, syukurlah kamu sudah sadar!" ucap Chandra.

"Dad, kok aku disini? Dad, aku mau minum susu" ucapnya dengan nada merajuk.

Else yang baru tiba di ruang rawat William sangat bahagia kala melihat William sudah bangun dari komanya. Tapi dirinya melihat wajah Fina dan Chandra yang bermuram durja.

"Dad, William sudah sadar" Else bahagia.

"William seperti dulu lagi mi" Chandra tak kuat untuk tidak menangis.

"Benarkah?" Else menjadi sangat terpukul.

Fina menangis tak kuat. Dirinya tak bisa membayangkan jika William harus autis kembali. Ditambah dirinya sedang hamil besar.

"Sayang, tenanglah. Ini semua akan baik-baik saja" Else mencoba menenangkan Fina.

"Mami, aku haus pengen minum cucu" ucap William.

Else menangis melihat kondisi William yang harus kembali lagi tidak normal.

"Willi, jangan begini nak. Normal lah, kasihan anak dan istri kamu" ucap Else sembari menggoyang-goyangkan tubuh William.

"Iih, mami sakit tahu" cebik William.

Else langsung menangis, kakinya luruh kelantai sembari memegang kepalanya.

"Tidak mungkin" ucapnya sesaat lalu pingsan.

William sudah benar-benar sehat. Ia pun pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan ia terus saja memegangi boneka tayo kesayangannya. Hati Fina semakin semakin sesak.

"Aliyya, nanti kita main perosotan sama ayah, ya" ucap William pada sang putri.

"Ayah kok jadi seperti anak kecil?" tanya Aliyya yang tak sadar bahwa dirinya juga anak kecil.

"Ayah memang masih kecil" sahut William.

"Yess, aku punya teman, dan teman bermainku ayah. Asikkkkk" ucap Aliyya gemas.

Hal itu membuat sedikit suasana sedih jadi hiburan untuk Fina.

Kini mereka tibalah di rumah. Di Sana sudah di sambut oleh Eko, Yudho dan Wati.

"Selamat datang kembali nona Fina" ucap Wati.

"Bibi, bagaimana kabarnya?" Fina bertanya sembari memeluk wanita paruh baya itu.

"Baik nona!" jawab Wati.

"Jangan panggil aku nona, bik! Aku tidak nyaman dipanggil begitu. Panggil nama saja" pinta Fina.

Eko, Yudho dan Wati kemudian memandang Wiliam yang seperti anak kecil lagi. Mereka bertiga pun bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan tuan muda itu sampai kembali lagi tidak normal.

"Tuan muda?" tanya Wati pada Fina.

"Iya, bik. Dia kembali lagi" lirih Fina sembari menangis.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi?" Wati kini menangis.

"Panjang ceritanya bik. Besok saya akan menjelaskan. Biarkan Willi istirahat dulu" ucap Else.

"Baiklah nyonya" balas Wati.

Di dalam kamar, Fina menyiapkan air hangat untuk William mandi. Rasa lelah di kehamilannya, tidak ia rasakan.

"Istriku, suster Fina, aku mau mandi" ucapnya.

"Air hangatnya sudah aku siapkan!" ucap Fina.

"No no no. Aku mau kamu yang memandikanku" sifat manja itu kembali lagi.

Fina merasa dejavu dengan ini semua.

"Baiklah, yuk kita mandi" Fina mengajak sang suami ke kamar mandi.

Kini William sudah tak mengenakan busana sehelai pun. Ia lalu masuk kedalam bath up.

"Istriku, pasti kamu lelah ya? Sini berendam bersamaku!" pinta William.

"kamu dulu saja yang mandi" ucap Fina.

"No no no. Aku mau mandi bersama istriku" William langsung meraih tubuh Fina, lalu membuka bajunya satu persatu sampai Fina polos.

"Berendam Lah bersamaku" pinta William yang sudah kembali menjadi bocah tua.

William kemudian mendudukkan dirinya di dalam Bath up. Ia langsung menarik Fina agar duduk di atas nya.

"Istriku, perutmu lucu sekali" William menyentuh perut buncit itu.

"Ughhh geli Will" Fina melenguh seiring gerakan tangan Wiliam.

Fina tak tahu saja jika tongkat William sudah mengacung di bawah sana. William pun seketika menarik istrinya untuk duduk di pangkuannya. Fina memekik kala benda itu memasukinya.

"Will, ouhhhh" lenguh Fina.

"Istriku, aku mau" ucapnya.

Tidak ada penolakan dari Fina walaupun ia lelah. Tapi Fina heran kenapa hal begini Willi tidak lupa meski dirinya kembali autis.

1
Uci Vitri
saingannya anaknya sendiri
Uci Vitri
please ya jangan tamat dulu cerita ini
aku gemes rna gregetan alliya
Uci Vitri
heum bibit pelakor dibawa yang ada jadi masalah
Ulun Jhava
wiliam👍👍👍😎😎
Jemisius Baja
sangat memuaskan
Jemisius Baja
Buruk
Jemisius Baja
kayaknya suda ada penyusup lagi ni😆
Nurhayati Yaru
ceritanya menghibur sekali😍😍😍


kak buatin dong cerita antara aliyya dgn om grab nya dong ☹️☹️🥺
klau bisa ya kak🙂🙂😭
Grey
semboyan nya Jombang beriman ya kan😁
Lembayung Senja: 🤣🤣🤣🤣 go menuju ridho allah
total 1 replies
Hyuna❤️Aditya
sultan
Hyuna❤️Aditya
😅😅😅😅
dike airlngga
penasaran crita allyah am Marcel kk
Hyuna❤️Aditya
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hyuna❤️Aditya
hqhahahahahha
Hyuna❤️Aditya
mm kalo punya anak cewe tu hidup yak main drama muluuu...🤣🤣🤣
Hyuna❤️Aditya
bersabarlah itu cobaan
Hyuna❤️Aditya
heeemmmzzzz perjalanan hidup..
Hyuna❤️Aditya
haaadddeeewwccchhh
Hyuna❤️Aditya
rueeettt bgt dech
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
kerennn ceritany 👍👍👍👍
menghibur bgt🙏🙏🤗🤗🥰😍😘
Lembayung Senja: terimakasih kakak......... Happy reading ya😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!