Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Bersama
Amanda langsung menghampiri Arthur yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Dia langsung menarik pria itu masuk ke ruangan ganti untuk membantunya bersiap.
Tapi pria itu merasa malu karena Amanda terus saja diam di tempatnya bahkan saat dia ingin memakai pakaian dalamnya.
"Kenapa kau masih di sini? Sana pergi!" usir Arthur karena dia merasa risih saat Amanda melihatnya seperti itu.
"Ayo pakai saja. Aku akan berbalik arah dan tidak melihatnya lagi. Ayo cepat lakukan! Aku sudah lapar dan ingin segera makan." ucap Amanda yang langsung membuat Arthur menurunkan handuknya dan langsung memakai pakaian dalamnya tanpa memikirkan lagi Amanda yang terkejut ketika melihatnya.
"Astaga, dia tidak tau malu sekali!"
"Kau yang menyuruhku cepat sejak tadi dan kini kau malah mengatakan bahwa aku tidak tau malu! Sebenarnya yang tidak tau malu itu siapa?" tanya Arthur kesal hingga membuat Amanda hanya tersenyum saja untuk itu.
Setelah merasa bahwa Arthur sudah selesai, Amanda langsung membantu pria itu untuk bersiap. "Apa lagi ini?" tanya Arthur ketika melihat Amanda yang memakaikan kemejanya.
"Aku akan belajar menjadi istri yang baik." ucapnya dengan berbisik saat mengatakan istri yang baik.
"What? Katakan sekali lagi!" titah Arthur karena dia takut salah denger walau rasanya tidak mungkin jika dia salah mendengarnya.
"Tidak ada, aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya- ehhh..." Amanda kaget saat tiba-tiba saja pinggangnya di tarik hingga tubuhnya dan Arthur langsung menempel dengan sempurna. Keduanya sama-sama saling menatap satu sama lain menyelami perasaan dan mata lawan mereka.
"Dengarkan aku Amanda. Aku bisa memberikan mu status sebagai istri atau nyonya di rumah ini tapi aku tidak bisa menjanjikan apa pun tentang perasaan. Perasaan ku sudah mati bersama kedua orang tua ku yang di bunuh dengan begitu tragis. Aku akan mengejar mereka dan tinggal satu orang lagi yang tertinggal. Mereka akan mendapatkan akibat dari perbuatannya. Kita akan menikah dan aku akan menikahi mu dan memberikan mu hak atas diri ku tapi aku tidak tau dengan hati ku. Tapi satu hal yang pasti, aku akan bertanggung jawab penuh atas diri mu dan juga anak yang ada di kandunganmu saat ini." ucap Arthur dengan penuh keyakinan.
Dia tau apa yang di ucapkannya pada Amanda akan melukai hati dan perasaan wanita itu tapi Arthur juga tidak bisa memberikan harapan apa pun pada Amanda. Dia tidak tau jika hatinya sangat sulit menerima orang baru dalam hidupnya dan Amanda adalah orang pertama yang bisa dekat dengannya sedekat ini.
"Ahhh...kenapa bicara seperti itu. Ayo cepat bersiap. Kamu harus pergi ke kantor bukan? Nanti tolong belikan aku ice cream cake yang lagi viral di media sosial itu ya. Anak ini menginginkannya." Arthur hanya menganggukkan kepalanya saja menanggapi apa yang Amanda katakan. Dia juga tau bahwa saat ini perasaan wanita itu pasti sakit tapi masih berusaha untuk menutupinya dengan senyuman.
Setelah beberapa saat, akhirnya Amanda selsai membantu Arthur untuk bersiap lalu dia berseru dengan begitu riang untuk menutupi kesedihan di hatinya.
"Selesai..." serunya dengan riang dan senyuman.
Arthur melihat senyuman itu dan dia hanya bisa pasrah saja mengikuti Amanda yang menarik tangannya untuk pergi sarapan bersama.
Dalam hatinya Amanda ingin menangis karena dia merasa bahwa perasaannya tidak terbalaskan dan rasanya sakit sekali mendengar kata-kata itu secara langsung.
Sebenarnya kalau Arthur tidak mengatakannya mungkin Amanda tidak sesakit ini walau dia sudah tau semuanya.
***