ANAK TERBUANG DAN CEO DINGIN

Pagi itu Gisel bangun pagi pagi sekali setelah mandi Gisel berencana menemui Nyonya Elin .

Setelah membuka pintu kamarnya dan tidak lupa menutupnya kembali Gisel melangkah menyusuri lorong rumah dan menuju kearah bilik Nyonya Elin.

Kini Gisel berdiri di depan pintu milik Nyonya Elin tak lupa Gisel mengetuk pintu terlebih dulu dan membukanya.

Mata Gisel menyusuri setiap sudut ruangan itu tapi tidak juga menemukan orang yang di carinya.

Gisel memberanikan diri melangkah memasuki ruangan itu dari arah kamar mandi suara percikan air terdengar di dalam ruangan tersebut.

"Apa Nyonya Elin lagi Mandi atau cuma main main air saja! " ucap Gisel sambil memandang kearah pintu kamar mandi.

Dengan cekatan Gisel merapikan tempat tidur milik Nyonya Elin.

Tidak berapa lama kemudian pintu kamar mandi terbuka Nyonya Elin nampak habis mandi bukanya main air seperti pikiran Gisel barusan itu terlihat dari rambutnya yang basah dan dibiarkan terurai begitu saja.

"Pagi Nyonya Elin" ucap Gisel sambil tersenyum.

Elin yang tidak menyadari kehadiran Gisel dalam kamarnya sedikit kaget akan kehadiranya.

"Kau ini mengagetkan Ibu saja! Gimana kau ibu jantungan" ucap Elin rada rada marah .

"Iya maaf habis dari tadi Gisel ketuk pintu Nyonya tidak menyahut makanya Gisel masuk saja" ucap Gisel membela diri .

"Iya ibu tadi mandi " Ucap Elin sambil membuka pintu lemari pakaianya.

"Kirain Nyonya main air" ucap Gisel sengengesan.

"Kau ini! ......"Ucap Elin tanpa memandang kearah Gisel

Tidak beberapa lama kemudian Nyonya Elin sudah sudah dalam keadaan rapi mereka berdua keluar dari bilik Elin menuju kearah dapur untuk mengisi perut mereka dengan sarapan pagi .

Setelah berada di ruang makan khusus koki Gisel menarik kursi dan mempersilahkan Nyonya Elin untuk duduk.

"Silahkan Nyonya .." Ucap Gisel dengan gaya seorang pelayan mempersilahkan majikanya untuk duduk .

Nyonya Elin mengkerutkat dahinya melihat tingkah laku Gisel yang rada rada aneh .

Dengan lembut Nyonya Elin memukul bokong Gisel.

"Aou...." ucap Gisel pura pura kesakitan.

Nyonya Elin hanya tersenyum karna dia tau kalau pukulanya itu tidak menyakitkan seperti teriakan Gisel barusan.

Para pelayan dan koki yang ada di tempat itu cuman tersenyum melihat keakrapan kedua wanita itu, mereka benar benar gembira melihat Nyonya besar mereka sudah sembuh seperti sediakalah.

Seorang pelayang mendekati meraka berdua

"Nyonya besar dan Nyonya muda kalau boleh tau Anda mau sarapan apa pagi ini? biar para koki memasakkan untuk Anda berdua" ucap Bi Surti sambil membungkukkan badanya .

"Tidak usah Bi surti biar Gisel saja yang masak buat Nyonya Elin" ucap Gisel sambil yang memegangi pundak Bi surti.

"Nyonya mau sarapan apa pagi ini biar Gisel masakkan untuk Nyonya " ucap Gisel memandang Elin yang sedang duduk di hadapanya itu.

"Ibu mau Roti maros di tambah segelas susu tapi tidak usah pake gula" ucap Elin sambil memandang kearah Bi Surti.

"Baik Nyonya akan saya siapkan untuk Nyonya" ucap Gisel sambil membalikkan badan.

Tapi belum juga melangkah pergelangan tanganya sudah di genggam erat oleh Nyonya Elin.

"Mau kemana Nak ! temani ibu disini biar Bi Surti yang menyiapkan buat kita "Ucap Elin sambil mendogak sedikit kearah Gisel.

Bi Surti menatap Gisel dan mengangguk pelan tanda dia setuju

dengan ucapan Nyonya Elin.

Gisel kembali membalikkan badanya dan menarik kursi yang berada di samping Nyonya Elin .

Nyonya Elin tersenyum kearah Gisel dan Gisel menyambutnya dengan tersenyum kembali .

Tidak butuh waktu yang lama kini pesanan mereka sudah siap Elin dengan Roti maros di tambah susuh sedangkan Gisel dengan makanan favoritenya yaitu Nasi goreng plus juice orange.

"Ayo Nak di makan jangan di lihatin" Ucap Elin sambil menyeruput susu yang ada di tanganya.

"Baik Nyonya .." Ucap Gisel singkat .

Tapi belum juga Gisel menyentuh makanyanya tangan Elin kembali memegangi tanganya.

"Nak tidak usah panggil Nyonya panggil Ibu Saja " ucap Elin memandang Gisel sangat lekat.

Gisel begitu grogi mendengar ucapan Elin barudan sehingga Gisel rada rada salah tingkah dibuatnya.

"Anu ...Nyonya..Anu..." ucap Gisel yang tak tak harus bilang apa.

Elin menepuk bahu Gisel dan mengelusnya dengan lembut .

"Nak panggil Ibu saja ya " ucap Elin yang matanya sedikit berkaca kaca .

Sontak membuat Gisel terdiam membisu sambil menundukkan kepalanya.

"Baik Bu.." ucap Gisel dengan malu malu.

"Bagus anak pintar ...Ayo makan" Ucap Elin mengajak Gisel untuk makan.

Gisel hanya menganguk tanda setuju

Tidak lama kemudian Aktifitas sarapan pagi mereka telah selesai tapi belum juga melangka meninggalkan tempat itu ..dua wanita mendekati mereka berdua.

👉maaf sedikit lambat upnya, authornya sedikit sakit ...tetap semangat ya bagi like ,vote, favorite ,coment sehingga novel ini banyak peminatnya makasih.