NovelToon NovelToon
Perjalanan Cinta Rinjani

Perjalanan Cinta Rinjani

Status: tamat
Genre:Romantis / Pelakor / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Yunus

Disarankan untuk membaca ternyata aku Istri Kedua terlebih dahulu

"Aku benar-benar tidak bisa"

Pemuda itu segera berlari, menyambar apapun yang bisa digunakan menutup tubuhnya.

Sampai dikamar mandi Pemuda menguyur tubuh nya dengan air dingin.

Ini lali pertama mereka mencoba mendekat, mereka dua orang yang saling menyayangi tetapi dalam hal yang berbeda.

Si wanita dulunya adalah Kaka iparnya, mereka menikah demi dua anak yang sama-sama mereka sayangi.

" Aku merindukan mu Kak" Wanita itupun meremas selimut yang menutupi tubuhnya, belum terjadi apapun diantara mereka, bayangan masalalu tak bisa mereka tinggalkan begitu saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua atau tiga juta

Ansel bukan seorang penjahat, tetapi tatapan tak ramah dan tatapan keprihatinan menghujani mereka ketika Rinjani memutuskan untuk menemani sang suami untuk pertama kalinya turun kekantor Al -Biru grup.

Untuk wanita mungkin lebih ke tatapan menyayangkan, ganteng-ganteng kurang waras, tetapi bagi petinggi perusahaan, menatap Ansel dengan pandangan merendahkan, dan Rinjani sakit melihat itu.

Bahkan Rinjani ikut geram karena jabatan tangan Ansel di hiraukan mereka, hati Rinjani berdenyut, Ansel bukan seorang koruptor yang patut di benci siapapun, anggapan Ansel gila nyatanya juga bukan informasi sebenarnya.

Nyeri dada Rinjani melihat suaminya tidak di hargai sama sekali, hanya Ben yang menyambut ramah mereka.

Rinjani disapa oleh mereka yang mengenali Rinjani sebagai istri dari Nurry Al-Biru, mereka mengucapkan belasungkawa atas kepergian pria berbakat dan se hebat Nurry, tetapi tatapan mereka beralih ke tangan Rinjani yang mengandeng tangan Ansel dan mendapatkan tatapan remeh setelah nya.

" Jika saya menjadi Anda saya memilih tetap menjanda dari pada menikahi adik suami Anda yang bahkan keluarga nya sendiri tak pernah mempublis nya sebagai anak" tangan Rinjani mengepal kuat menahan gemuruh dadanya, saat wanita dengan stelan jas berwarna biru Dongker itu berbisik di dekat telinganya, setau Rinjani wanita yang membisikan kalimat menyakitkan itu adalah istri dari direktur keuangan.

Jika dulu seorangpun tak ada yang berani mengangkat kepalanya saat dirinya bersanding dengan Nurry, saat ini setiap orang dengan sombongnya mendongak menatap Ansel dengan tatapan kasihan.

Sebenarnya Ansel tau, tetapi tidak terlalu mengambil hati, melihat respon mereka semua yang tidak ramah padanya jelas seseorang sudah memberitahu akan kehadirannya, bahkan selama ini dirinya tidak pernah menginjakkan kakinya di kantor pusat milik Kakanya, tetapi nyatanya mereka mengenalinya, sungguh hal yang mustahil, jika tidak ada yang membocorkan identitas nya atau ciri-ciri seperti apa dirinya.

" Antarkan kami keruang Kaka ku Ben!" Ucap Ansel sedikit menoleh karena Ben berada di dekatnya.

" Anda tidak boleh masuk keruangan sembarangan, sebelum status Anda jelas Tuan muda Ansel, kami takut anda hanya akan menghancurkan barang-barang yang berada di ruangan atasan kami yang berharga" salah satu pria berbadan tegap dengan tatapan dingin menghalangi langkah Ansel

" Baiklah, aku tak akan kesana, tetapi istri ku sedang hamil muda, lagian istri ku juga pernah menjadi istri Kaka ku jadi berhak bukan untuk masuk kedalam??" ucap Ansel tetap tenang tanpa tersulut emosi.

Rinjani sudah tak bisa melihat' suaminya terus menerus di rendahkan.

" Kantor ini milik keluarga, kamu, aku semua keluarga Al-Biru bisa kapan saja berkunjung, aku yakin jika kak Nurry masih ada dirinya akan menyambut kedatangan Adik nya dengan suka cita, jadi tidak perlu izin untuk masuk ke ruangan Kak Nurry" Rinjani sengaja mengeraskan suaranya, rasa nya dirinya sudah ingin meledak dengan kesombongan mereka yang sangat keterlaluan.

" Sayang pergilah sama Ben, aku tunggu Papa dan Mama dulu" Ucap Ansel mengelus sayang pipi Rinjani.

Rinjani mengeleng , dirinya ingin sedikit keras kepala demi harga diri Suami, Rinjani tak mau Ansel sampai di hina lebih dalam.

" Sayang!" lirih Ansel

" Enggak!!" sanggah Rinjani dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Rinjani sedih melihat Ansel diperlukan seperti ini, kenapa rumor seperti ini bisa beredar luas, baru saja Rinjani bahagia karena mereka akan menetap di Indonesia, kini justru berubah menjadi penyesalan, andai dirinya dan Ansel masih menetap di London, penghinaan seperti ini mungkin tak akan pernah terjadi, di London mereka memang hidup seperti kalangan biasa tetapi kebahagiaan selalu memenuhi hati.

Beruntung kedua orang tuanya datang, membuat Ansel tidak jadi membujuk istrinya untuk masuk keruangan Kakanya.

Mereka semua berjalan keruang rapat yang sangat luas, meja itu berbentuk L, ruangan itu full kaca, dengan interior elegan.

Rinjani duduk di samping suaminya, Ansel tampak biasa saja meski tatapan orang jelas memandang nya remeh, Ansel bukanya tidak tau, tetapi menurut Ansel, dirinya tidak bisa melarang seseorang untuk melihatnya seperti apa, seperti apa penilaian orang padanya nyatanya dirinya bahkan belum melakukan apapun, bagaimana orang sudah bisa tak menyukainya seterang-terangan itu, bukankah itu sangat ganjil??

" Kami menolak keras jika Tuan muda Ansel yang akan mengantikan posisi Tuan Nur" Suara itu di lontarkan cukup lantang di meja rapat yang di angguki setuju hampir semua peserta rapat, kecuali Ben, Rinjani dan kedua mertuanya.

" Alasan nya??" Tanya Papa Nurry menahan geram

" Karena kami ingin memiliki pemimpin yang sehat, bukan cacat mental"

" Omong kosong" Ben mengebrak meja, "Tuan muda Ansel berhak atas jabatan yang saat ini ku pegang" Ujar Ben menatap dingin peserta rapat, seperti yang sering Nurry lakukan saat rapat sedang dimulai dan persentasi yang disampaikan orang tak sesuai harapan nya

" Maaf Tuan Ben, kami lebih baik Anda pimpin dari pada di pimpin oleh pemuda yang bahkan selain cacat mental juga belum berpengalaman" kembali suara dari deretan peserta rapat terdengar.

" Ini perusahaan keluarga, Aku bukan bagian dari keluarga Al-Biru apapun alasannya kalian tidak bisa menolak pemimpin baru" Suara Ben terdengar dingin tak terbantahkan.

Mama dan Papa Nurry terus memperhatikan Ben, meskipun Ben terlihat membela Ansel, tetapi tetap ada rasa ragu terhadap pemuda itu pasalnya ini terlalu cepat orang bisa menghakimi Ansel, sedangkan dari dulu yang mengetahui seluk-beluk keluarga Al-Biru selain Ben adalah Deps, tetapi Deps sudah tidak ada, maka kecurigaan terbesar adalah mengarah ke Ben, karena terkadang orang yang merangkul kita dengan lembut bisa saja bersamaan dengan menusukkan pisau tepat di mata jantung.

Rinjani hanya mengenggam tangan Ansel, sedangkan Ansel masih tetap diam, melihat dan mencari kesempatan untuk membuka suara, namun nyatanya belum sempat menyampaikan keinginannya, seorang wanita menganggu acara rapat mereka memberitahukan bahwa para karyawan dan staf kantor melakukan mogok kerja, mulai hari ini jika benar Atasan mereka Ben akan di geser dan di gantikan oleh atasan baru.

Semua peserta rapat tampak gusar tetapi Ansel justru terseyum.

Ben yang pertama kali menyadari bahwa Ansel sedang tersenyum menyergit kan dahinya, apa dirinya tidak salah lihat?.

" Kantor ini benar-benar akan bangkrut jika Anda memaksakan untuk ganti pemimpin" Ujar Pria yang terlihat paling tua dari peserta rapat yang lain pada Papa Nurry

" Biarkan siapapun yang ingin mogok kerja, bukankah ini bagus?? aku bisa mengatur ulang bagaimana aku akan mengelola dengan caraku??" Suara Ansel tiba-tiba terdengar setelah setelah lama hanya diam.

" Saya akan mundur menjadi direktur perusahaan ini" seseorang yang menjabat jadi wakil direktur mengangkat suara

"Sebagai pimpinan umum dalam perusahaan dan menentukan arah serta visi misi perusahaan. Dewan direksi juga sangat berpengaruh untuk perusahaan, jika kami semua mundur, perusahaan ini benar-benar akan hancur" lagi seorang dari deretan direksi berdiri.

Ansel mengangguk-angguk.

Ansel terseyum pada sang istri.

" Bantu aku menghitung kerugian nya nanti sayang, kita bisa kumpulan seluruh harta kita , jika kurang kita minta bantuan Ibu Maria untuk Menganti rugi, mari kita mulai dari nol" Ucap Ansel yang mampu membuat semua mata terbelalak.

" Pa__ aku siap untuk di Lantik Besok!" Ujar Ansel mantap

" Bagi yang akan mengundurkan diri, kalian bisa hubungi Ben, kalian akan diberi pesangon sesuai dengan prestasi kerja kalian"

" Ben, kabulkan setiap orang yang ingin resign, dan tetap beri pesangon sesuai jasa mereka, aku akan langsung kabulkan permohonan mereka, tidak perduli apapun jabatan mereka"

Ansel berdiri, kali ini dirinya memandang dengan senyum miring di sudut bibirnya, menatap satu persatu orang-orang peserta rapat yang sedari tadi terus menyudutkan nya.

" Terimakasih atas kerja samanya selama ini, aku adalah putra keluarga ku, tidak perduli akan maju atau bangkrut perusahaan ini sudah menjadi tanggung jawab ku, jadi kalian bisa menentukan mundur atau tetap bekerja dengan orang cacat mental seperti ku, di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan, saya bisa memulai dari nol, karena harta hanya titipan, jika Tuhan berkehendak meskipun kalian tetap bekerja disini, jika masa kejayaan perusahaan habis , perusahaan akan tetap hancur tidak perduli siapa pemimpin nya, selamat pagi, saya menunggu surat pengunduran diri kalian besok pagi, pertemuan selesai"

Kedua orang tua Ansel benar-benar tidak bisa bersuara, terkejut sekaligus kagum mendengar keputusan Ansel yang sangat bijaksana, meskipun mereka benar-benar akan bangkrut tetapi Mereka bisa memulai dari awal lagi, benar kata Ansel, siapapun pemimpin nya jika Tuhan menghendaki bangkrut, perusahaan akan bangkrut.

" Katanya akan kambuh kalau tertekan , nyatanya tidak, Pak Ansel setegas Tuan Nur, ahh aku jadi ragu ingin mengundurkan diri"

Rinjani dapat menangkap suara-suara kecil yang terdengar dari orang-orang yang bubar dari ruang rapat.

Rinjani tak bisa menahan bibirnya untuk tertarik ke atas, Ansel benar, sebuah gertakan harus di balas dengan gertakan pula.

Setelah semua keluar Rinjani langsung menghambur kepelukan suaminya.

" Hebat" Puji Rinjani

" Apa kau siap hidup miskin dengan ku" ujar Ansel mencubit hidung mancung Rinjani.

" Tidak masalah, sebulan kau bisa memberiku uang bulanan 2 sampai tiga juta kurasa cukup"

" Tidak akan pernah kulakukan" Ujar Ansel menciumi seluruh wajah Rinjani, yang membuat keduanya sama-sama tersenyum.

1
glade🌊
terharu dehh,,,
glade🌊
ansel idaman sekali🤗
Batriani
melebar ke dunia mafia.....
Mahfudlon 5758
jujur nangis q kak......./Sob//Sob/
bisakah ada cerita lagi tentang mereka di kehidupan ke2 kak nurry sama istri pertamanya dan rinjani sama ansel....
Rustan Sinaga
keren thor...
semangat terus dlm berkarya
Rustan Sinaga
Ansel juara deh
Rustan Sinaga
masih ada stock laki² model Ansel thor?
nitip satu dong buat mantu yah...
Rustan Sinaga
sekarang aja ngemis belas kasihan you marry and jeselyn... rasakno ngono kui
Rustan Sinaga
yg memulai duluan siapa zeust Marry and zeust Jeslyn...?
Rustan Sinaga
wah, ditawarin jadi tangan kanan mafia Sel, keren tuh
Rustan Sinaga
keren Ansel
Rustan Sinaga
mantan anak buah Nurry pada kemana thor...?
kok bisa kecolongan sama tante sendiri...?
Rustan Sinaga
ada aja musibahnya
Rustan Sinaga
Ben mau belajar romantis...???
Rustan Sinaga
dah thor, tamatin ajalah, jadi ikut emosi jiwa baca ceritanya
Rustan Sinaga
keknya author dendam ke Rinjani krn cintanya ditolak yaaaa...?
Rustan Sinaga
mulai kembali ke setelan pabrik ya kak Ansel...???
Rustan Sinaga
duka lama terkuak lagi, bikin Rinjani down lagi
tetap semangatin Sel...
Rustan Sinaga
jadwal ya thor, bukan jatwal
Rustan Sinaga
semangat sekebon thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!