Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
" Zea yang benar saja ini masih pagi masa aku sudah disuruh tidur lagi belum juga satu jam bangun " komplen Axel menatap Zea yang menyelimuti nya setelah berbaring.
Muachhh
" Harus istirahat biar cepat sembuh " kata Zea mengelus kepala Axel setelah mengecup kening nya.
Axel langsung after cool ekspresi nya menahan senyum baper dengan begitu salah tingkah ketika mendapatkan perlakuan manis dari Zea .
" Tidurlah beberapa jam lagi biar pusing nya hilang " kata Zea naik keatas ranjang dan duduk mengelus-elus kepala Axel agar tidur .
" Baiklah" kata Axel memindahkan kepala nya keatas pangkuan Zea .
" Ti, tidur di bantal aja aku mau,"
" Baba " tegur Zea ketika Axel akan tidur miring kekiri hampir saja menghimpit tangan nya yang terluka .
" Ya makanya temenin aku sering lupa kalau lagi luka " ucap Axel kembali meletakkan kepalanya diatas paha Zea yang sebelumnya akan pindah kebantal karena Zea meminta Axel tidur di bantal .
" Yaudah , aku temenin" kata Zea ikut berbaring di ranjang .
" Zea , peluk boleh aku merasa kedinginan " pinta Axel .
2 hari kemudian.
Beberapa hari telah berlalu namun berbeda dengan perasaan Axel yang semakin hari semakin bertambah besar untuk Zea.
" Sepertinya aku harus membuat Zea mengandung anakku segera agar dia tidak punya alasan lagi untuk pergi dariku" batin Axel yang duduk disofa memikirkan banyak hal.
" Aku pikir Zea membenci Jordan karena dia tidak menyukai nya tapi ternyata Zea membenci sikapnya yang terlalu positif dan terobsesi pada Zea " Axel menarik nafas berat memikirkan hal itu .
" Apa aku tanya aja langsung pada Zea ?" penasaran Axel yang mendapatkan informasi itu dari ajudan nya .
" Tapi nanti Zea berpikir aku terlalu posesif karena bertanya hal seperti itu, Zea juga akan berpikir aku memata-matai nya dan dia juga akan berakhir membenciku seperti dia benci pada Jordan " Axel menggaruk kepalanya yang tidak gatal .
" Aku tidak mau itu terjadi, pokoknya Zea harus mencintai aku juga " pernyataan Axel dengan perasaan yang tidak karuan .
Axel berjalan menuruni tangga dan pergi kehalaman depan untuk menemui Rich dan Bime yang tengah melatih bodyguard.
" Tuan mengapa keluar ?" panik Rich dan Bime langsung menghampiri Axel yang berdiri di teras .
" Lalu kalau keluar kenapa ? Apa aku tawanan yang tidak boleh keluar " ketus Axel yang sedang banyak pikiran .
" Tuan nanti Nona Zea marah " kata Rich menahan tawa karena Zea benar-benar menjaga Axel 24 jam baru hari ini dia meninggalkan Axel itupun karena pergi ke kampus .
" Dia sedang di kampus , awas kalian melapor padanya " kata Axel berjalan menuju halaman belakang dimana beberapa bodyguard tengah berlatih menembak .
" Satu lagi , jangan memanggil dia Nona karena dia adalah istriku " ucap Axel yang berjalan diikuti Rich dan Bime.
Axel mengambil pistol dan juga ikut berlatih membidik sasaran dengan pistol yang dipegang nya .
" Tuan sepertinya sudah kembali pulih " ucap Bime mengisi pistol dengan beberapa peluru lalu memberikan kembali pada Axel .
" Aku masih sakit " kata Axel mengulum senyum ketika terbayang Zea yang merawatnya dengan sangat detail sekali dan rasanya ingatan dalam kepala Axel tidak bisa move on dari membayangkan hal itu setiap saat .
" Tuan , Nona Zea pulang " kata seorang bodyguard berlari menghampiri Axel.
" Apa " Axel melempar pistol yang dipegang nya lalu lari menuju tangga rahasia dengan cepat ingin sampai di kamar sebelum Zea .
" Ohhhh tuhan " Axel benar-benar lari terbirit-birit karena tidak ingin ketahuan.
...........
" Baba " kata Zea menghampiri Axel yang berdiri didekat balkon sepertinya sedang menghirup udara segar .
" Zea kamu sudah pulang " kata Axel berbalik begitu mendengar Zea pulang .
" Gimana kondisi nya udah lebih baik ?" tanya Zea .
" Udah makan ?" tanya Zea meletakkan paper bag yang dibawanya diatas meja .
" Baba" kata Zea menyentuh lengan Axel yang malah berdiri terdiam menatapnya.
" Ehhh, iya, kenapa?" pertanyaan Axel yang benar-benar tidak mendengarkan apa yang Zea katakan, Axel seperti hilang kesadaran menatap wajah Zea ketika rambut panjang nya terkena angin.
" Baba udah makan ?" tanya Zea mengajak Axel duduk .
Axel menggeleng lalu duduk di dekat Zea menatap kelangit siang yang sangat terang .
" Ayo kita makan , aku tadi beli makanan" kata Zea membuka bungkusan makanan lalu memberikan suapan pertama untuk Axel .
" Zea boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Axel menatap Zea yang duduk di sebelah nya .
" Mau tanya apa?" kata Zea .
" Mmmm, Jordan pernah menyakiti kamu nggak ?" pertanyaan Axel dengan hati-hati.
" Menyakiti?" ulang Zea yang diangguki Axel .
" Menyakiti kamu secara fisik kayak melakukan kekerasan atau,"
" Tidak, tidak, Jordan selalu berlaku baik dan tidak pernah kasar sedikitpun padaku " kata Zea dengan jujur bahkan tersenyum.
Axel jadi tertegun memikirkan segala sikapnya pada Zea sejak awal mereka bertemu hingga sekarang bahkan selain membentak Axel pernah berlaku kasar pada Zea .
" Lalu kenapa kamu membenci Jordan ?" pertanyaan Axel yang ingin tau .
" Aku hanya membenci sikapnya yang terlalu posesif bahkan sejak kami bertunangan dia tidak hanya mencegah pria lain mendekati aku tapi juga menyakiti bahkan membunuh " kata Zea .
" Mengapa?" Axel berhenti mengunyah makanan yang Zea suapi .
" Aku tidak tau pasti alasan nya , tapi yang jelas Jordan itu tidak pernah membiarkan seorang priapun mendekati aku termasuk hanya sekedar menyapa , sebab itulah aku tidak menyukai sikapnya itu " ucap Zea .
" Sepertinya dia sangat mencintai mu Zea " ucap Axel tersenyum hambar .
" Aku menghargai cinta nya padaku hanya saja aku tidak menyukai sikapnya yang terlalu berlebihan , padahal sebagai seorang wanita aku juga tau batasan dalam bersikap " kata Zea .
" Jadi kamu mencintai dia ?" pertanyaan Axel.
" Zea jawab , mengapa kamu malah tersenyum " tanya Axel yang benar-benar menanti jawaban Zea agar jujur .
...........
" Aku mencintai suamiku " pernyataan Zea.
" Zea jawab aku dengan serius ini bukan soal main-main " pernyataan Axel yang masih belum percaya .
" Ya justru karena pernikahan bukan soal main-main makanya aku belajar mencintai suamiku " ucap Zea lagi .
" Zea kamu jangan menggombal, aku serius " kata Axel yang masih tidak percaya namun jantung nya sudah berdebar-debar mendengar pengakuan Zea .
" Serius " kata Zea memegang tangan Axel .
" Zea katakan sekali lagi " ucap Axel yang masih belum percaya .
" Aku mencintaimu Baba "
..........
" Ohhh, ya " kata Axel yang tiba-tiba tersadar dari khayalan dalam pikiran nya .
" Apa yang ohhh , ya ?" pertanyaan Zea yang belum menjawab apa-apa.
" Jadi , jadi kamu mencintai Jordan ?" pertanyaan Axel setelah beberapa saat .
" Belum , selama kami dekat aku tidak merasa hatiku mencintai nya " jujur Zea .
" Kalau begitu mengapa kamu mau bertunangan dengan nya ?" pertanyaan Axel dengan rada kesal .
" Apa yang bisa aku lakukan selain menurut , orang-orang disekitarku selalu memaksa aku untuk melakukan apa yang mereka inginkan " lirih Zea yang sebenarnya kalau bisa memilih juga tidak ingin seperti ini.
tapi suka ceritanya lucu si Axel