Belum sempat mengucapkan salam, calina di tarik paksa masuk kedalam rumah.
"Kamu kerja apa pacaran calina." ucap mamah Tania di depan Kalingga.
"Mah tadi calina." perkataan calina tergantung di udara.
"Jangan banyak alasan kamu, "enak-enakan pacaran janji kamu pulang kerja mau mencuci pakaian calina."
"Iya mah calina masih ingat itu, "lepaskan mah tangan calina sakit."
"Jangan banyak alasan calina, "cepat masuk dan cuci semua pakaian kotor di dalam."
Calina belum sempat mengucapkan terima kasih sama lelaki yang sudah mengantarnya pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Sederhana
Ini Kisah gadis sederhana, yang selalu di beda-beda kan dengan sodara kembar nya sendiri, Kaka beradik itu terlahir dari rahim yang sama.
Dulu calina bersama Kaka nya Karina, saling menyayangi, papah Yunus sangat menyayangi, kedua anak nya.
Tapi setelah papah nya menikah lagi, semua berubah, Calina merasa asing di depan papah kandung nya sendiri.
Ibu kandung kedua gadis itu, sudah lama meninggal sejak calina masih kecil.
Gadis itu selalu di salahkan, berbeda dengan Karina, walau pun Karina bukan anak kandung mamah Tania.
Tapi perlakuan mamah Tania, memperlakukan Kirana seperti anak kandung nya sendiri, hari-hari yang di jalani Calina, sangat berat.
Hari ini gadis cantik itu, akan masuk kerja di hari pertama nya
"Calina kirania." teriakan perempuan parubaya Membuat calina terperanjat dari tempat tidur nya.
"Heh anak yang tidak tau diri, "kenapa kamu belum masak."
"Saya sudah laper dari tadi, "kamu enak-enakan tidur."
"Maaf mah Alina kesiangan." ucap calina pelan.
"Saya sudah tau kamu kesiangan, "sekarang cepat kamu masak." ucap Tania dengan penuh rasa kesal.
Gadis lugu itu segera turun, dari kasur nya yang sudah mulai usang, Calina berjalan pelan, sambil mengucek mata nya yang masih terasa berat.
"Alina cepet." Teriak Tania ibu sambung calina.
"Apaan sih mah pagi-pagi, "sudah teriak-teriak." Ucap Kirana sodara kembar calina.
"Itu adik kamu, "jam segini baru bangun, "Itu juga mamah yang bangunin."
''Sudah sekarang mamah duduk dulu, "mamah harus mengontrol emosi mamah, "nanti sakit mamah kambuh."
Karina mencoba menenangkan, mamah sambung nya.
"Kamu lagi calina, "kenapa sih setiap hari, "selalu bikin mamah marah." ucap karina
Pak Yunus mendengar keributan di dapur, segera keluar dari kamar nya.
"Ada apa lagi sih, "setiap hari ribut terus, "kapan papah bisa tenang ada di rumah ini."
"Kamu lagi-lagi calina, "yang membuat keributan ini." tanya pak Yunus.
Calina selalu yang di salahkan, walaupun calina tidak salah, tetap saja calina sumber masalah di rumah pak Yunus.
"Maaf pah calina salah," Calina permisi." ucap calina sedih.
Gadis cantik itu berjalan meninggalkan anggota keluarga nya, yang berada di meja makan, Dengan cepat gadis itu, melangkah ke dalam dapur, calina mengeluarkan bahan masakan, dari dalam kulkas.
"Masak apa ya, "hari sudah siang. "Aku juga harus pergi kerja." Ucap Alina pelan.
"Ya sudah aku mau masak nasi goreng saja, "mau di makan mau enggak terserah."
Setengah jam sudah, calina selesai memasak, satu mangkuk besar berisi nasi goreng, sudah di letakan di atas meja.
Calina berlari memasuki kamar nya, karna gadis cantik itu sudah hampir terlambat, takut kesiangan pergi ke toko.
Selesai mandi dan berganti pakaian, calina keluar dari kamar nya yang berukuran kecil, Gadis berhijab itu melangkah ke arah meja makan, tapi langkah nya terhenti.
Melihat nasi goreng yang di masak nya tadi tidak tersisa, Calina lagi-lagi harus menahan lapar nya, sampai makan siang nanti.
"Mah pah, "Alina berangkat kerja dulu." ucap calina lembut.
"Tunggu calina, "kamu belum membersihkan rumah, sama mencuci pakaian." ucap mamah Tania.
"Mah nanti calina kerjakan, "setelah pulang kerja, "Calina sudah terlambat mah."
"Sudah mah biarin saja, "kerjaan rumah bisa di kerjakan nanti." ucap Karina tulus.
"Ya sudah Karina berangkat kerja dulu."
"Iya mah, "papah juga mau berangkat kerja, sudah terlambat."
Karina mencium punggung tangan Tania dengan penuh cinta, Tania mengusap kepala Karina dengan lembut.
Tapi giliran Calina hendak mencium punggung tangan ibu sambung nya, Tania menghentikan nya.
"Sudah sana kerja calina." ucap ibu sambung calina.
Entah dosa apa yang di perbuat calina sampai ibu sambung nya, memperlakukan calina dengan tidak adil.
......................
Beberapa tahun yang lalu kehidupan pak Yunus sangat bahagia, Ibu Mia yang baru melahirkan anak kembar nya merasa bahagia memiliki dua anak kembar yang begitu cantik.
Ibu Mia sangat bersyukur mempunyai suami penyayang seperti pak Yunus, Di saat anak kembar nya masih membutuhkan sosok seorang ibu, ibu Mia meninggal.
Dokter sudah mengingat kan pak Yunus, ibu Mia tidak bisa menjadi ibu dari anak-anak pak Yunus, tapi ibu Mia tetap keras kepala, sebelum saya meninggal saya mau memiliki keturunan dok, begitu lah ucapan ibu Mia sama dokter spesialis kandungan.
Tapi pak Yunus sama ibu Mia bersikeras ingin memiliki anak, dari rahim ibu Mia.
"Resiko nya sangat berat kalu ibu sama bapak tetap ingin memiliki anak, "ibu Mia sama pak Yunus, harus bisa merelakan salah satu di antara mereka." ucapan dokter kandungan yang masih teringat di benak pak Yunus.
Kedua pasangan itu menyetujui nya, ibu Mia memiliki penyakit yang belum ada obat nya sampai sekarang.
Dua calon anak Bu Mia harus berjuang di dalam rahim, dengan penyakit kanker rahim yang ibu Mia derita.
Setiap bulan nya ibu Mia ditemani pak Yunus, pergi ke rumah sakit untuk sekedar check up, setelah melahirkan ibu Mia meninggal, ketika anak-anak nya berusia 3 tahun.
Pak Yunus mengurus anak nya sendiri, di bantu suster yang menjaga anak nya.
Pak Yunus merasa kerepotan harus menjaga dan mengurus anak kembar nya seorang diri.
Akhir nya pak Yunus memutuskan untuk menikah lagi, dengan teman se kantor nya.
Pak Yunus bekerja sebagai staff biasa di perusahaan, GIOTAMA GRUP.
Awal pernikahan pak Yunus sama Bu Tania semua nya baik-baik saja, Tania sangat baik mengurus anak kembar pak Yunus dengan penuh kasih sayang.
Tapi semua berubah setelah calina beranjak Remaja, Calina selalu di beda-beda kan dengan Kaka kembarnya karina, Dengan langkah pelan, calina berjalan di atas trotoar.
Rasa sedih sudah menjadi makanan sehari-hari, seorang papah yang dulu menyayangi calina kini pak Yunus sudah menutup hati dan telinga nya.
Kaka perempuan nya, yang seharusnya tempat bersandar, Tempat mengadu, di setiap keluh kesah nya, Tapi itu semua hanya mimpi, kenyataan nya Kaka Karina jauh banget dari bayangan calina.
"Andai ibu masih ada, "mungkin nasib ku tidak sesakit ini." ucap calina dalam hati.
Tidak terasa air mata calina menetes membasahi pipi mulus nya, langkah Calina terhenti di depan toko roti, teringat perut nya belum terisi, Calina membeli satu roti, sama satu botol air mineral.
Di liat jam yang melingkar di tangan nya, waktu calina tinggal tersisa lima menit lagi, calina keluar dari toko roti, Gadis cantik itu duduk di kursi kayu, yang berada di trotoar. dengan cepat calina menghabiskan roti nya.
Gadis bermata coklat itu, segera bangun dari tempat duduk nya, bersamaan calina bangun, ada seseorang yang tidak sengaja calina senggol.
Air mineral calina yang belum sempat di tutup, tumpah di bagian dada lelaki berjas itu.
"aw sial." ucap lelaki berjas itu.
Calina merasa bersalah, dengan kecerobohan nya, gadis cantik itu mencoba meminta maaf atas kesalahan nya.
"Pak maaf, "saya tidak sengaja." ucap calina ketakutan.
"Gara-gara kamu pakaian saya jadi basah,"
"Biar saya bersihkan pak." ucap calina.
"Tidak perlu, "saya tidak mau di sentuh, " dengan tangan kamu yang kotor itu."
Ucapan lelaki berjas itu, sangat melukai hati calina, lagi-lagi calina harus berhadapan dengan orang yang tidak punya perasaan.
"Maaf pak, "saya benar-benar minta maaf."
Lelaki itu pergi, meninggalkan calina yang masih mematung.
"Ya Allah, "begini amat ya nasib ku." ucap calina lirih.
Calina segera berlari, mengingat waktu masuk kerja nya sudah tinggal satu menit lagi.
"Calina kok baru Dateng." tanya Rere teman baik calina.
"Iya re, "tadi tidak sengaja, menabrak seseorang."
"Kamu enggak papa kan ca." tanya Rere lagi.
"Aku tidak apa-apa re, "tidak perlu kawatir."
"Baiklah, "ayo ca, "aku tunjukkin kerjaan kamu."
Kedua gadis itu masuk bersamaan, Rere memberitahu apa saja yang harus calina kerjakan.
"Ini ca kamu nyapu dulu, "terus nanti kamu bersihin semua nya pakai kain lap."
"Kamu ngerti kan ca." tanya Rere sahabat nya.
"Iya re tenang saja, "aku sudah hatam soal lap mengelap."
"Syukur deh kalau begitu, "aku tinggal ya, aku mau beresin etalase sebelah sana." tunjuk Rere.
Calina mengangguk paham, tidak lama lelaki berjas itu datang mau memasuki toko milik bu Retno, tapi langkahnya terhenti saat calina bertanya.
"Maaf pak, "ada yang bisa saya bantu." tanya calina ramah.
Lelaki berjas itu melihat ke arah gadis, yang sedang memegangi kemoceng.
"Kamu, "ngapain kamu di sini." tanya lelaki berjas dengan suara tinggi nya.
"Tidak usah teriak-teriak pak, "saya belum tuli."
Calina menjawab dengan penuh keberanian.
"Saya kerja di sini pak, "bapak di sini ada perlu apa."
Calina belum tau kalau lelaki yang ada di hadapannya itu anak dari pemilik toko tas ternama di salah satu kota.
"Saya mau bertemu, "sama pemilik toko ini."
Lelaki berjas itu melangkah masuk kedalam toko dan tiba-tiba bruk, Calina Belum sempat mengatakan kalau lantai nya masih licin tapi Caisar lebih cepat melangkah masuk.
"aw." laki-laki berjas itu sudah terjatuh di lantai.
Calina ingin sekali tertawa, sekuat tenaga calina menahan nya.
"Biar saya bantu pak." calina mengulurkan tangan nya di depan lelaki berjas itu.
Dengan sombong nya, Caisar Giotama menepis tangan calina.
"Kamu lagi-lagi,"membuat saya terkena sial dasar gadis aneh."
"Ya elah pak, "jatuh sendiri tapi nyalahin orang."
"Ini semua gara-gara kamu." Caisar pergi tidak jadi menemui mamah nya.
Tidak lama setelah itu, Rere datang menghampiri sahabatnya.
"Ca ada apa, "tadi aku mendengar ada keributan."
"Oh tadi ada orang yang memaksa, "mau masuk ke dalam toko."
"Terus orang nya mana ca."
"Langsung pergi, enggak tau kemana Re."
"Ya sudah ca biarin saja, "kita kembali lagi bekerja."
Kedua nya sudah kembali bekerja, calina terlihat sangat rajin di tempat kerja nya.
Ada salah satu pengunjung, mendatangi toko tas milik bu Retno.
"Selamat siang mbak, "ada yang bisa saya bantu." ucap calina lembut.
"Saya mau bertemu pemilik toko, "apa beliau ada di sini." tanya Sherina maharaja.
"Maaf mbak pemilik toko belum datang." jawab calina.
Dengan angkuh nya Sherina pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa.
"Huh dasar orang kaya." ucap calina sambil menghembuskan nafasnya.
"Kamu kenapa calina." tanya Renata.
"Itu yang tadi siapa, "jutek banget cara ngomong nya." tanya calina.
"Itu pacarnya anak bos kita, ibu Retno."
"Oalah calon mantu nya jutek begitu."
"Hus biarin saja, "itu urusan orang, kita cuma sebagai karyawan."
Calina sadar tidak seharus nya, dia berkomentar tentang urusan orang.
Tidak terasa hari sudah semakin gelap, toko mulai terasa sepi hari ini awal kerja Calina tidak banyak pengunjung datang.
"Calina sebentar lagi toko mau tutup, "kamu mau pulang bareng aku." tanya Renata.
"Enggak usah Re, "jarak rumah kita berbeda arah."
"Enggak papa ca, "seperti nya di luar juga mendung, "sebentar lagi mau turun hujan." ucap Rere.
"Aku enggak mau merepotkan kamu Ra, "kamu sudah terlalu banyak membantu aku."
"Ya sudah kalau begitu, "aku enggak maksa kamu."
"Ayo kita tutup toko nya dulu ca."
Kedua gadis cantik itu membereskan toko yang akan segera di tutup nya."
Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, Renata sudah pulang lebih dulu dengan membawa sepeda motor nya.
Calina berjalan di atas aspal, tiba-tiba hujan turun calina berlari mencari tempat berteduh.
Di tengah calina berlarian sebuah mobil hitam melaju sangat kencang, melewati genangan air pakaian calina basah kuyup kena cipratan air genangan.