My Second Life

DEG!!

Secara otomatis kaki Gladis berhenti melangkah ketika melihat sosok yang belum pernah di temuinya. Dia sudah mengira akan bertemu dengan orang itu di sini karena dia sekolah di sini, hanya saja dia tidak menyangka akan bertemu secepat ini.

"Glad? Are you ok? " Tanya Amanda, dia dan Deon ikut berhenti ketika Gladis tiba-tiba berhenti. Ada apa dengan temannya ini?

"Aha.. Ha.. " Gladis tertawa canggung, "aku gak papa, hanya ke ingat hal yang aku lupa sedari tadi" Lanjutnya. Amanda dan Deon mengangguk mengerti. Mereka melanjutkan langkah nya.

Gladis kembali melihat ke arah depan, di sana dia melihat seorang gadis berambut sebahu sedang bercanda dengan teman-temannya. Tidak bisa di sebut bercanda sebenarnya, lebih ke pada memamerkan jam tangan baru? Entahlah.

Gadis itu anak perempuan Gema Fandra yaitu Sara Fandra. Masih ingat dengan jelas bagaimana perlakuan Sara padanya di kehidupan pertama nya dulu. Melihat dia yang tertawa sekarang tanpa sadar tangan nya mengepal kuat. Dia marah pada dirinya sendiri, kenapa dulu tidak melawan ketika di perlakukan dengan buruk hanya karena harapan agar mendapat kasih sayang?

Gladis menghela napasnya untuk mengontrol emosi nya sendiri, dia harus tenang. Mengingat tentang Sara yang sekolah di sini, kira-kira siapa yang Gema suruh masuk kesini sebagai guru untuk membantu putrinya? Kalau saja tuan Thomas berhasil di selamat kan tanpa sengaja oleh Gema, pasti pria tua itu bakal menyuruh tuan Thomas mengajar di sekolah ini. Tapi sekarang alur kehidupan nya sudah berbeda dari kehidupan yang dulu, tentu Gema tetap akan memasukkan orangnya kesini, namun bukan lagi tuan Thomas seperti di kehidupan sebelum nya.

"Man" Panggil Gladis. Amanda segera menoleh ke arah Gladis begitu juga dengan Deon.

"Apa tahun ini ada guru baru yang masuk? " Tanya Gladis, bukan tanpa alasan dia bertanya pada Amanda, gadis itu tau banyak hal tentang sekolah ini bahkan gosip tak luput dari dia. Entah gadis itu tau dari mana.

"Berita yang gue dengar, ada dua guru baru masuk ke sini. Soalnya dua guru sebelumnya pensiun tahun ini, jadi pihak sekolah menerima tenaga pengajar" Jelas Amanda. Gladis mengangguk.

"Di terima gitu aja? "

" Gak Glad, kalau ingin menjadi guru di sini harus tes kemampuan dari segi bidang pelajaran yang akan di ajarkan" Deon yang menjawab, tentang soal tes guru dia tau sedikit.

"Apa yang di bilang sama Deon benar, dan lagi setelah mereka di terima mengajar di sekolah ini, mereka di beri waktu dua bulan untuk lihat kemampuan mereka dari segi mendidik murid, seperti apakah mereka berlaku adil atau justru berat sebelah, mereka akan di pantau untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi guru di sini atau tidak " Jelas Amanda panjang lebar dalam perjalanan mereka naik ke lantai dia.

"Semacam tes di lapangan gak sih? " Komen Deon yang di benarkan oleh Amanda dan Gladis.

"Kalau mereka langgar? " Tanya Gladis lagi.

"Udah pasti di keluarin dan di anggap tidak lulus, right?" Timpal Deon, yang mendapat anggukan dari Amanda.

"Kalau misalkan mereka terima suap dari wali murid gimana? " Tanya Gladis kemudian, dia perlu tau tentang sistem pengajar di sini, agar dia bisa tau apa yang harus dia lakukan, ya... Dia bertekad balas dendam pada keluarga Fandra.

"Guru yang di terima setelah lulus tes pelajaran yang di kuasainya, mereka bakal menandatangani kontrak dengan pihak sekolah, kalau mereka ketahuan berbuat hal yang melanggar seperti menerima suap atau berat sebelah mereka bakal di keluarin dan bayar denda sesuai kontrak yang di tanda tangani" Jelas Amanda, omong-omong dia menjadi haus karena sejak tadi berbicara.

Gladis diam, kini di otak kecil nya sedang merencanakan sesuatu. Mencari guru suruhan Gema dan mencari cara guru tersebut di keluarkan dari sekolah ini. Dia tidak ingin ada yang membantu Sara, karna apa yang di lakukan Sara dan keluarga nya terhadap sekolah sangat merugikan orang lain.

Omong-omong dia menjadi penasaran, di kehidupan sebelum nya bagaimana tuan Thomas bisa tetap berada di sekolah ini tanpa ketahuan berbuat curang? Bahkan sampai Sara lulus sekolah. Jika di pikir lagi, tidak cukup sulit melakukan itu bagi tuan Thomas yang notabene nya orang berkuasa, orang kaya emang beda.

"Man, kamu tau nama guru baru itu siapa? " Tanya Gladis setelah beberapa saat terdiam. Amanda menggeleng.

"Gak tau. Napa lo nanya? " Tanya Amanda.

"Cuma penasaran, kali aja kenal" Jawab Gladis asal. Tapi Amanda bukan orang yang menelan mentah-mentah ucapan orang lain. Pasti ada sesuatu, pikirnya tapi dia tidak akan ikut campur.

"Nanti deh gue cari tau buat lo, tenang aja informasi dari gue itu valid".

*******

" Aku belum bisa melakukan nya yah" Dia melihat wajahnya di pantulan cermin yang berada di toilet sekolah. Sebelah tangan nya memegang ponsel di dekat telinga. Dia sedang bertelepon.

"Gimana pun caranya kamu harus bisa membalikkan nama semua aset menjadi nama mu" Ucap satu suara dari seberang.

"Aku tau, tapi gak semudah itu. Masuk ke ruang kerja nya saja aku gak bisa" Ucap dia kesal, kini dia membalikkan tubuhnya menjadi bersandar pada wastafel di depan cermin.

"Ya pikir dong cara nya gimana".

" Ayah enak ngomong gitu, tapi gak ngasih solusinya".

"Itu tugas mu, ayah punya tugas sendiri di sini".

" Ya.. Ya.. Terserah. Pokok nya ayah diam aja, biarin aku mikir yang tenang dulu" Ucapnya jengah. Dia tau maksud tugas yang dikata kan ayah nya itu.

"Hm.. Sana balik ke kelas, belajar yang rajin".

"Gak, malas. Selagi ada yang bisa di manfaatin buat apa di anggurin".

" Ha... Ha... Kamu emang anak ayah" Ucap seberang dengan bangga.

"Aku mau balik ke kelas dulu ya yah, salam buat ibu" Ucapnya sambil mengakhiri panggilan. Dia tersenyum kecil lalu berlalu pergi meninggalkan toilet tersebut.

Tak berselang lama, seorang gadis keluar dari bilik wc. Kening nya berkerut sambil mematikan rekaman suara di ponselnya. Dia Gladis.

Tadi dia minta izin keluar pada guru untuk ke toilet. Tapi siapa sangka ketika dia ingin keluar dari bilik toilet itu, dia malah mendengar suara yang familiar di telinga nya, segera saja dia merekam dengan ponsel.

"Bukankah seharusnya Sara memanggil tuan Gema papa? Lalu siapa ayah dan ibu yang dia maksud?" Tanya Gladis bingung pada dirinya sendiri. Dia yakin kalau itu suara Sara, dia sangat hafal dengan suara gadis itu.

"Dia tadi nyebutin ruang kerja, apa ruang kerja Gema? " Gumam nya pelan. Ah... Bertambah lagi pikiran nya sekarang. Gladis segera berlalu pergi, dia sudah terlalu lama izin keluar kelas.

*******

" Kak Al..!!!! "