NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: tamat
Genre:Misteri / Horor / Hantu / Iblis / Era Kolonial / Tamat
Popularitas:74.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan itu terdengar lagi, lebih keras dari sebelumnya. Menggetarkan daun pintu kamar pengantin yang masih semerbak aroma kemenyan dan sisa-sisa upacara sore tadi.

“Siapa...?” tanya Pardi dengan suara pelan dan bergetar. Matanya menatap tajam ke arah pintu, seolah berharap tak akan ada jawaban dari balik sana.

Sanah menggenggam erat lengan suaminya. Tubuhnya gemetar.

Dari luar, suara perempuan menjawab dengan nada datar, seperti suara yang keluar dari ruang kosong.

“Aku. Buka pintunya.”

Pardi menelan ludah. Ia mengenal suara itu.

“Nyi Kodasih, Kang...” bisik Sanah nyaris tak terdengar.

Perlahan, Sanah melepaskan genggamannya. Pardi mengangguk kecil. Suaranya gemetar, tapi ia berusaha tegar.

“Baik, Nyi...” katanya, lalu melangkah ke pintu. Tak ingin membuat Nyi Kodasih mengulangi perintahnya sekali lagi.

Saat pintu dibuka, berdirilah Nyi Kodasih dalam balutan kebaya hitam yang tampak menyatu dengan gelap malam. Di tangannya, sebuah kendi tanah liat menggantung tenang, berisi air. Permukaan hitam kendi berkilau tampak memantulkan cahaya samar lampu kamar.

“Aku bawakan ini untuk kalian...” ucapnya singkat, lalu melangkah masuk tanpa menunggu dipersilakan.

Pardi menunduk hormat. “Nyi, kenapa repot-repot membawa air minum? Kami bisa ambil sendiri kalau..”

“Ini bukan air biasa, Pardi,” potong Nyi Kodasih tanpa menoleh. “Air dari sumber tua. Untuk menghindarkan kalian dari gangguan... malam pertama.”

Ia menghampiri Sanah, lalu menyodorkan kendi itu. Tangan Sanah gemetar saat menerimanya.

“Nanti, minumlah bersama. Sebelum tidur. Tapi cukup satu sampai tiga tegukan. Jangan habiskan,” ucapnya sambil menatap dalam mata Sanah.

Lalu, gerakan cepat, nyaris tak terlihat, tangannya mengelus perut Sanah, seolah menyapa sesuatu yang belum ada.

“Yang tumbuh di dalammu... akan besar dan kuat,” ucapnya pelan, nyaris seperti mantra.

Sanah membelalakkan mata. “Nyi... saya belum.. dan belum tahu apakah saya...”

“Belum. Tapi sebentar lagi.”

Nyi Kodasih mendekat. Ia menyentuh ubun ubun Sanah, lalu membisik:

“Jaga anakmu. Tapi ingat... tidak semua anak lahir untuk hidup bebas.”

Dan seperti kabut malam, ia keluar dari kamar tanpa suara, meninggalkan aroma tanah basah dan kemenyan.

Sanah duduk di tepi tempat tidur , membeku. Kedua tangannya masih menggenggam kendi itu erat-erat. Matanya berkaca-kaca.

Pardi segera menutup pintu dan menghampirinya.

“Nah... apa yang dia katakan? Setelah menyuruh kita minum air kendi itu, aku tidak dengar lagi.”

Sanah menoleh, wajahnya pucat pasi. “Dia bilang... tidak semua anak yang kita lahirkan akan hidup bebas, Kang. Apa maksudnya? Aku belum sempat bertanya, dia sudah pergi...”

Pardi menatap kendi itu. Ada sesuatu dalam tatapannya curiga, juga takut.

“Nyi Kodasih pasti punya maksud dengan anak kita kelak. Kita harus hati-hati...” katanya, lalu mengambil kendi itu dari tangan Sanah.

“Tidak usah diminum. Siapa tahu sudah diisi mantra. Setelah dia melakukan ritual kesunyian itu... dia jadi semakin aneh.”

Pardi meletakkan kendi di atas meja dengan hati-hati, seolah bisa meledak sewaktu waktu.

“Kalau dia marah, Kang?” tanya Sanah pelan.

“Kita bilang saja... kita lupa.”

Sanah menggigit bibir. Ada sesuatu yang lebih mengganggunya daripada kendi itu sendiri.

“Kang... Nyi Kodasih tiba-tiba jadi sangat baik ke aku. Diberi baju baju bagus... dikasih uang satu kantong. Katanya hadiah pernikahan. Ternyata... dia sedang membeli anak kita.”

Pardi menoleh cepat. Matanya membelalak.

Hening menyelimuti kamar. Di luar, angin berembus pelan, membawa suara suara yang tidak mereka kenal.

Dan kendi itu... seolah berdenyut pelan di atas meja. Seperti benda yang hidup.

---

Malam pun kian larut. Sunyi menyelimuti loji itu. Hujan rintik rintik tiba tiba turun . Tetes tetes air terdengar jatuh dari ujung genteng ke tanah basah.

Di dalam loji peninggalan Tuan Menir itu , waktu seolah berhenti berjalan.

Di ruang tengah, lampu minyak bergantung memancarkan cahaya remang-remang kekuningan. Bayang-bayang bergerak perlahan di dinding loji berwarna kelabu. Aroma kemenyan dari altar kecil di dalam kamar Kodasih mengendap di udara, menebarkan kesan mistis.

Nyi Kodasih duduk di kursi goyang yang mengeluarkan derit pelan setiap kali tubuhnya bergerak. Kursi itu... yang biasanya diduduki Tuan Menir, sebelum ajal menjemputnya.

Ia menatap jauh ke depan, tapi matanya tak memandang apa pun. Hanya kekosongan dan bayangan masa lalu yang mengambang dalam benaknya.

“Arwah Tuan Menir... masih terus di sini.. Masih menjagaku, seperti dulu. Bahkan setelah ragamu terkubur jauh di tanah asing, kemewahanmu masih menyelimuti hidupku.” Ucap lirih Nyi Kodasih..

Ia meraba kain kebayanya, lembut dan mahal, hadiah dari Tuan Menir yang dibeli di kota Batavia.

“Aku akan mencoba untuk setia...”

“Tapi kalau suatu saat aku gagal... kalau aku tergoda, kalau aku kalah oleh cinta dan nafsu... aku harus ke rumah Mbah Ranti. Aku harus siapkan segalanya dari sekarang...”

Ia memejamkan mata. Ada bayangan seorang pria dalam benaknya. Kang Pono. Pria desa yang kini tak lagi menatapnya dengan cara yang sama.

“Kang Pono...” ucap nya lirih, nyaris tak terdengar.

Mata Nyi Kodasih berkaca-kaca. Ia menahan tangis yang mendesak keluar.

“Tatapanmu padaku sudah berubah. Ini semua gara-gara Tiyem. Perempuan itu terlalu mencintaimu...”

Ia mendongak, senyum miring muncul di wajahnya, senyum yang tak bisa ditebak: entah apa rencananya..

“Tapi jangan kau kira aku sudah habis akal, Kang... Aku masih punya banyak cara. Banyak sekali... Ritual di rumah Mbah Ranti... masih bisa aku lakukan. Aku hanya perlu syarat, orang yang aku cintai... atau orang yang mencintaiku dengan tulus...”

Suasana mendadak hening.

Seolah alam menahan napas.

Kursi goyang itu berhenti bergerak seketika. Lalu....

TAP!

Sebuah tepukan keras mendarat di bahunya.

Tubuh Nyi Kodasih tersentak. Matanya membelalak. Napasnya tercekat.

...Tapi tak ada siapa pun di belakangnya.

Aroma cerutu tua milik Tuan Menir tiba-tiba menguar dari ruang tengah. Menyengat, familiar dan mengerikan.

Asap putih mengepul dari asbak di atas meja. Padahal asbak itu bersih. Tak ada batang cerutu, tak ada abu.

Hanya kepulan yang perlahan membentuk pusaran, seolah mengingatkan sesuatu.

Nyi Kodasih menjerit.

Luka lama dalam dirinya terbuka kembali , trauma akan kemarahan arwah Tuan Menir yang tak pernah benar-benar pergi, terikat kuat di jiwanya.

"Mbooookkk!"

Teriaknya nyaring, menggema menembus dinding loji megah itu.

1
Liani purnafasary.
Apkh mereka ber 2 bkal mnjdi tumbal ya? 😵😟

Iya kabur aja di loji itu, Nyi kosasih kalian udah ga beres itu.
Masa orang mau berhenti kerja ,dan mau melangsungkan pernikahan dikampung halaman sendiri dilarang, mencurigakan bngt. 😏😏
Liani purnafasary.
Sebenarnya Pemain atau peran utama nya yg sebenarnya yg mn, apakh nyi yg serakah itu.
Atau yg be 3 barusan. 😁
Liani purnafasary.
Waduh jd ikutan deg degan 😱😱, ritual yg sangat horor itu mah, masa dtg ketempat dukun itu, hrs jln kaki dan tanpa alas kaki pula.
pasti prjlnan yg sangat horor. 😣😣

Klo pilihan ke 2 itu apa ya maksudnya x, dengan ritual kesunyian.😁
Liani purnafasary.
Lagian salah kodasih juga sih, udah dibilangin sm dukun itu konsekuensi nya, ttp aja ngeyel ya itu akibatnya. 😒😒
Liani purnafasary.
Mn bisa Tuan Menir pulang ketempat sharusnya, jika jiwanya terikat dengan gundik nya itu. 🤪
Liani purnafasary.
Klau ada terbuat sejarah kolonial Belanda pasti seru nih, sambil mengenang waktu Indonesia dijajah, sbelum merdeka.

Gimana nasib kodasih ya?

Semangat thor. 😃😃
Arias Binerkah: ♥️♥️♥️♥️♥️🙏🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Dea Semilikiti Dea Semilikiti
baca malam2 agk2 merinding disko
Liani purnafasary.
Baru mampir thor, kenya seru. 😃
Rembulan menangis
kbnyakan bhasa jawa tdak juga ada trjemahanya kdg bnyak di skip kalo pke bhsa jawa dan trakhir jdi mls baca 😉
Arias Binerkah: Terima kasih masukan nya Kak 🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
henidiyanpuspitosarilistianingrum tembem
Roh aja bisa cemburu.. palagi kita.. 😁
endang mei
ceritanya bagus banget horornya ga lebay dan banyak pelajaran hidup
Arias Binerkah: Terima kasih Kak atas hadir dan dukungannya , othor sangat senang jika Kakak suka 🙏🙏🙏🙏🙏🤗🤗🤗🤗🤗🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nur Bahagia
ternyata ini titik awal Kosasih jadi jahad 🥺
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nantilah aku mampir kesana, mbak🤗
Arias Binerkah: Terimakasih Kak 🙏🤗🥰🥰🥰
total 1 replies
MiLa Rossa
baguss
Arias Binerkah: terima kasih Kak atas hadir dan dukungannya 🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
* bunda alin *
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Arias Binerkah: ♥️♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
Mega Arum
lho gimana Thor.. kok tamat, nggu kodasih jd jahat smpai bersekutu dg junjungan.. sampai tdk bs mati
Arias Binerkah: siap Kak , Terima kasih 🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰
total 3 replies
Suherni 123
dasar nya cinta harta sampai main pelet di dasih
Suherni 123
Ngada Ngada aja si kodasi,, engga mau melepas si menir tapi mo nyari laki lain ya sewot ya si menir,,rasain tuh kemarahan nya si menir
Suherni 123
pantesan mau jadi simpanan nya menir la kerja sama nya sama Mbah dukun
Nur Bahagia
lhooo wes tamat thoo.. aku masih penasaran jalan hanya kodasih lhoo
Nur Bahagia: wokee kakaakk 🤩 aku berharap Kosasih tetap menjadi pribadi yg baik.. tp ya ga mungkin yaa.. sayang sekaliii 😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!