SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Rizky berlalu kebelakang membersihkan dirinya, pakaian yang ia pakai dibuang begitu saja kini ia seperti orang linglung. Intan kemudian mengambil satu persatu pakaian yang di buang itu untuk di cuci.

Hingga setelah semuanya selesai, kini mereka kembali berbincang-bincang di ruang keluarga. Intan sungguh merasa kasihan ketika melihat kakaknya makan seperti orang yang kelaparan.

"Ya Allah mas, Intan sedih ngelihat keadaan mas kaya tadi, mas udah berapa lama Ndak makan dan mandi?" tanya intan yang prihatin melihat kondisi kakaknya itu.

"Entahlah dek, mas Ndak tahu dan mas Ndak mau tahu perduli tentang itu,sebab memikirkan tentang nyawa kita aja mas bingung!" ucap Rizky seketika membuat mata Intan melotot tajam

"Maksud mas? Intan Ndak ngerti" tanya Intan bingung.

"Sebenarnya santet yang menimpa keluarga kita belum hilang dek, dia masih ada dan masih mengincar kita semua!" ucap Rizky yang tentunya membuat Intan semakin terkejut.

"Mas, apa yang mas katakan ini hah? Jangan bercanda deh mas! Ndak lucu, lihat sekarang hidup kita baik-baik saja kan? Masa santet itu masih ada, ini sudah berpuluh-puluh tahun berlalu dan juga selama ini hidup kita baik-baik aja akan, mas juga sehat meski kini terlihat agak kurus!" ucap Intan yang tidak percaya apa yang di katakan oleh kakanya itu

"Mas berkata jujur dek, sebenarnya kita di beri waktu sepuluh tahun untuk setidaknya bisa bernafas lega, setalah itu maka teror itu akan kembali hingga tujuan nya selesai yakni menghabisi turunan bapak!" ucap Rizky jujur. Yang tentunya hal itu membuat Intan terkejut bukan kepalang, ia tidak pernah menyangka bahwa santet yang di kiranya selama ini telah sirna ternyata masih ada dan akan terus menghantui mereka.

"Apa benar begitu mas, lalu apa yang membuat santet itu diam selama sepuluh tahun ini? Saat kematian bapak ke kematian ibu juga sepuluh tahun dan besok adalah waktu dimana ibu genap sepuluh tahun meninggalkan kita mas, apa santet itu akan kembali lagi mas?" tanya Intan yang ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi hingga santet yang menghantui terhenti untuk sementara waktu.

"Sebenarnya dek, kita ini di lindungi oleh iblis selama sepuluh tahun sejak kematian ibu dan bapak sehingga nyawa kita bisa selamat sampai sekarang uhuk...uhuk!" ucap Rizky tampak serak bahkan kini tersedak. Intan segera mengambilkan air minum meski kini terkejut atas apa yang kakanya katakan.

"Ini mas minumannya, pelan-pelan aja mas ceritanya. Mas kondisinya lagi kurang sekarang," ucap Intan khawatir.

"Jadi apa maksud mas tadi, kita di lindungi iblis? Kok bisa mas, iblis dari mana?" tanya Intan yang semakin penasaran.

"Iya dek, kamu ingat bapak yang pertama kali pergi kan? Katanya mencari obat dan penawar buat santet ini tapi sebenarnya...," ucapan Rizky terhenti sejenak, kini ia menangis tersedu membuat Intan semakin ingin tahu kebenarannya.

"Iya mas, terus kenapa sama bapak? Sebenarnya ada apa?" tanya Intan terus mendesak.

"Ibu yang menceritakan semuanya ke mas, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya...sebenarnya bapak pergi ke hutan larangan ia kesana sesuai dengan anjuran dukun yang terkahir kali membatu kita dan tentunya dukun itu ikut bersama bapak, bapak akan melakukan suatu ritual dimana menyerahkan jiwanya pada iblis itu untuk di tukar dengan keselamatan keluarganya selama sepuluh tahun dek...hiks..hiks!" tangis Rizky pun kembali pecah ketika mengingat pengorbanan bapaknya.

Intan yang baru mengetahui hal itu tentunya membuat dirinya semakin terpukul, kenapa dirinya baru di beritahu sekarang.

"Kenapa mas, kenapa bapak melakukan hal itu hiks...kenapa mas!" ucap Intan seolah tidak terima atas perbuatan sang bapak.

"Sebab bapak tidak ingin melihat satu persatu keluarganya meninggal dunia, ia ingin melihat kita hidup bahagia dek," ucap Rizky.

"Hidup bahagia mas? Bahagia apa nya hah! kenyataannya tetap berakhir begini, kita tetap meninggal dan bahkan santet ini masih terus berlanjut sampai sekarang kan?..hiks..hiks mas!" ucap Intan.

Tangis itu makin lantang terdengar menderu atas pembicaraan yang makin mendalam. Intan tak pernah menyangka bahwa sang bapak akan mengorbankan diri untuk hal yang sia-sia seperti ini. Sebab mereka tetap akan mati, perlindungan itu hanya bertahan sementara yang setelah sepuluh tahun tetap akan kembali.

"Maka dari itu dek, setelah sepuluh tahun kematian bapak, ibu sudah pontang panting kesana kemari mencari orang pintar dari segala penjuru negeri tetapi tetap tidak bisa menemukan orang yang bisa mematahkan santet tersebut padahal awal nya bapak berkorban juga demi memberi waktu pada kita untuk mencari solusi terbaik dan tidak lagi mengorbankan diri, tapi sayang semua itu tetap gagal. Maka dari itu, ibu mengikuti jejak bapak mengorbankan diri pada iblis sehingga mas bisa sembuh dari penyakit yang di karenakan oleh santet tersebut," ucap Rizky.

Kini Intan telah paham sepenuhnya, kenapa kedua orang tuanya meninggal dan mas Rizky yang tiba-tiba sembuh seperti sedia kala saat itu, ternyata ibunya juga mengorbankan diri agar kedua anaknya kini bisa selamat setidaknya sampai sepuluh tahun.

"Jadi gimana mas, ibu kan sudah mengorbankan diri untuk kita, apa tidak akan kita selanjutnya? Sebentar lagi tepat sepuluh tahun kematian ibu dan itu akan terjadi besok, apa kah santet itu akan kembal? Apa kah kita harus mencari orang pintar lainnya mas? Ayo berusaha lah mas," ucap Intan yang tidak mau pengorbanan kedua orang tuanya sia-sia.

"Hiks...percuma dek, sebenarnya mas pergi selama sepuluh tahun ini, mas mencari orang pintar kesana kemari tapi tidak ada satu orang pun yang sanggup menolong kita karena ini benar-benar santet yang sangat kuat!" ucap Rizky pasrah, sepertinya benar-benar tidak ada jalan untuk menghilangkan kutukan santet tersebut.

"Kenapa mas Ndak cerita dari awal sih mas hiks...hiks...kan Intan bisa bantu mencari juga. Selama ini Intan hidup dengan kebingungan tahu mas, tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, putus asa karena semua orang telah pergi meninggalkan Intan. Kenapa mas? Kenapa mas Ndak cerita dari awal hah!" ucap Intan yang terlihat marah dan kecewa.

"Maaf dek, ini semua perintah ibu yang meminta mas untuk merahasiakan semuanya dari kamu bahkan mas di suruh untuk mencari sendiri orang pintar yang mungkin bisa menyelamatkan keluarga kita, ibu dan mas Ndak mau merepotkan dirimu karena kamu masih berhak untuk menikmati hidup dan tidak memikirkan tentang santet yang terus menghantui, hingga dalam waktu sepuluh tahun dalam pikiran mas, mas akan kembali dengan membawa berita bahagia, bahwa kita telah benar-benar terbebas dari santet ini tapi ternyata mas salah dek! mas gagal mencari penawar untuk santet ini hiks...mas tidak berguna sebagai kakakmu!" ucap Rizky menjelaskan semuanya.