kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
alergi kacang
Setelah selesai berbelanja keperluannya. Kini Nindi dan yang lainnya berada di salah satu restoran yang berada di mall itu.
" Padahal aku ingin makan di restoran jepang tadi " Ucap Anjani lesu menaruh kepalanya di atas meja dengan wajah memelas.
George terkekeh geli melihat tingkah Anjani yang ajaib menurutnya, terkadang dingin, cuek, dan datar tetapi juga kadang kala ia melihat sisi Anjani yang seperti anak kecil seperti beberapa waktu lalu.
Flashback On.....
Mereka semua berjalan membelah keramaian mall itu mencari restoran yang cocok untuk acara makan siang bersama.
Saat tengah berjalan, Anjani tiba tiba mengendikkan langkahnya membuat mereka semua juga ikut berhenti.
Keneisha menatap adiknya yang memalingkan wajahnya. " Ada apa? Kenapa berhenti? " Tanya Keneisha menatap datar adik kesayangannya itu.
Anjani tidak menjawab. Ia hanya terus menatap objek yang sudah menarik perhatiannya.
" Hey ada apa? " Tanya Nindi lagi tetapi tak di jawab oleh. Anjani.
" Ayo kita jalan lagi, sepertinya restoran sebelah sana bagus " Ucap Luky.
Tetapi saat akan berjalan mereka di hentikan oleh suara Anjani. " Kakak bagaimana dengan restoran jepang? " Tanya Anjani dengan mata berbinar-binar seperti anak kecil yang melihat gulali.
Nindi menatap Keneisha sebentar lalu menatap mereka semua yang berada di sana.
" Lain kali saja, untuk sekarang kita makan di restoran yang di pilih kak Luky " Ucap Nindi, Keneisha yang mendengar itu menatap Luky sebal yang di balas senyum mengejek olehnya.
" Kak ayolah restoran ini lebih enak daripada yang di pilih kak Luky. Yah yah " Bujuk Anjani pada Nindi yang menatapnya datar.
" Tidak ayo pergi " Ucapnya menolak ajakan Anjani.
" Kak atya jahat sekali padaku " Dengan nada di buat sedih. Tetapi seakan Nindi menulikkan telinganya.
" Ayo jalan "
" Huaaaa kak atya jahat sama Njani. Hiks hiks kak Neisha kak atya jahat " Ucap Anjani berlari kecil menuju Keneisha dan mengadu padanya.
" Njani pengen makan di sini, tapi kak atya nggak mau huaaa "Suara tangisan Anjani semakin keras.
" Apa kau menangis? " Tanya George pada Anjani yang terus berteriak.
" Hiks hiks "
" Tapi aku ingin bertanya? Apa stok air matamu habis sampai tak ada yang keluar? " Ucap George lalu tertawa melihat Anjani yang menangis tanpa air mata.
Anjani mempoutkan pipinya memasang wajah sebal karena air matanya tak ada yang keluar padahal ia sudah berusaha untuk membuatnya keluar.
Keneisha tersenyum tipis melihat tingkah manja adiknya ini. Adik siapa sih. Pikir Keneisha mengusap lembut rambut Anjani.
" Sudah sudah. Nanti biar kakak yang membawamu untuk makan di restoran ini. Sekarang kita makan di sana dulu " Ucap Keneisha lembut yang membuat Galaksi menatap tak percaya padanya.
" Ternyata dia tau cara bersikap lembut pada adiknya tapi pada orang lain akan bersikap dingin. Hemm menarik " Batin Galaksi menatap Keneisha.
" Baiklah kak " ucapnya girang karena bisa menghabiskan waktu bersama kakaknya nanti di mall itu.
Setelah drama panjang yang di ciptakan oleh Anjani, akhirnya mereka memasuki restoran yang di pilih Luky untuk makan siang, karena sejujurnya mereka sudah lapar.
Flashback off....
" Apa? Kenapa dengan senyummu itu? " Tanya Anjani menatap George dengan tatapan Sinisnya.
George terkekeh lagi lalu berucap " Tidak hanya merasa lucu dengan tingkah ajaib mu " Ucapnya membuat mereka semua di sana ikut terkekeh geli mengingat tingkah Anjani.
Anjani berdecak kesal menatap George dengan tatapan tajamnya " Jangan mengungkitnya. Dasar menyebalkan "Marah Anjani memalingkan wajahnya yang memerah .
" Kenapa aku bisa melupakan keberadaan mereka tadi, benar benar memalukan " Batin Anjani malu mengingat kelakuannya.
George tersenyum manis melihat wajah yang memerah itu, terlihat menggemaskan di matanya.
Tak lama pesanan mereka datang. Mereka memakannya dengan khidmat berbeda dengan Aksa yang tak sedikitpun menyentuh makanan nya.
Nindi yang menyadari itu menatap Aksa dengan sebelah alis yang terangkat, lalu menatap makanan miliknya yang membuatnya tersadar.
" Pelayannn " Marah Nindi memanggil pelayan itu. Mereka yang berada di sana terkejut mendapati wajah Nindi yang terlihat marah.
" Ada apa? Apa ada yang mengganggumu? " Tanya Luky menatap Nindi.
" Dasar tidak berguna " Kalimat yang di ucapkan Nindi membuat mereka semua saling pandang. Lalu tak lama datang seorang pelayan yang tadi mengantarkan makanan mereka.
" Ada yang bisa saya bantu nona " Dengan suara bergetar pelayan itu bertanya pada Nindi.
BRAKKK...
Gebrakan meja itu membuat mereka semua terlonjak kaget dengan aksi Nindi.
" Astaga ada apa dengannya? Apa ada yang membuatnya marah " Tanya Luky menatap Keneisha lalu beralih menatap mereka semua.
" Akupun tak tau kenapa kak Atya terlihat marah begitu " Ucap Anjani.
Nindi menatap pelayan itu dengan amarah yang memuncak, Aksa melihat Nindi menjadi bingung.
" Apa kau tidak mendengar saat aku menitipkan pesan padamu " Marah Nindi pada pelayan itu. Luky sontak berdiri menenangkan Nindi yang lepas kendali.
" Ada apa dengan mu? Pelayan itu tak melakukan kesalahan " Ucap Luky asal agar tak ada pertengkaran di sana, tetapi ternyata ucapan Luky membuat amarah Nindi semakin tinggi.
" Tak melakukan kesalahan bagaimana? Aku sudah memberinya pesan agar tak ada kacang di makanan Aksa. tapi apa? mereka malah menaruh kacang di makanannya. Kau mau meracuninya Hah" Marahnya menatap pelayan itu yang sudah bergetar ketakutan.
" Saya sudah memberitahukan mereka nona. Sesuai dengan pesan anda " Ucap pelayan itu bergetar.
" Lalu ini apa. Hah apa ini buka matamu lebar lebar dan lihat apa ini bukan kacang. Dasar tidak berguna " Amarah Nindi semakin tak terkendali. George mencoba berbicara pada Nindi yang kini di kuasai amarahnya.
" Memangnya kenapa dengan kacang, bukankah Aksa sudah biasa memakan itu di rumahnya " Ucap George menatap Nindi.
Nindi yang mendengar ucapan George membulatkan matanya. Beralih menatap mereka dengan tatapan tajamnya seakan belati yang siap membunuh para musuhnya.
" Apa maksud perkataan mu " Ucap Nindi dengan nada rendah yang membuat atmosfer di sana terasa berbeda.
George menatap Nindi gugup begitupun yang lainnya. Galaksi mencoba berbicara lagi.
" Di rumah Aksa memang tak jarang memakan makanan yang mengandung kacang tanpa sepengetahuannya " Ucapan Galaksi membuat nafas nindi memburu matanya berkilat marah tangannya terkepal kuat.
" Bagaimana mungkin. Dia alergi pada kacang bahkan pernah masuk ke ruang ICU hanya karena memakan itu. Lalu bagaimana bisa dia memakan itu di rumahnya " Ucapan Nindi membuat mereka terdiam.
"Akhhhh " Teriaknya frustasi mendapati kenyataan ternyata Aksa selalu memakan makanan yang mengandung kacang tanpa ia sendiri tau. Apa saja yang sudah ia lalui selama ini. Pikir Nindi.
Nindi menatap Aksa lalu mendekatinya secara perlahan. Di lihatnya badan aksa yang bergetar seperti orang ketakutan dengan wajah yang menunduk ke bawah.
" Apa kau baik-baik saja? Maaf membuatmu takut " Ucap Nindi lembut mengelus punggung Aksa penuh kehati-hatian.
Lalu ia menatap pelayan itu dengan tatapan dinginnya dan menyuruhnya pergi. Beberapa saat berlalu Aksa mulai membaik badannya sudah tak bergetar lagi.
" Makanlah jika memang kau sudah tak alergi lagi " Ucap Nindi kelepasan tanpa ia sendiri sadari perkataan nya itu.
" Lagi? Apa sebelumnya kau tau tentang Aksa yang alergi kacang " Ucapan itu membuat Nindi menghentikan kunyahannya lalu menatap Aksa yang juga menatapnya penuh pertanyaan.
" Tidakk " Datar Nindi melanjutkan makannya tanpa menatap mereka sedikitpun.
" Lalu kenapa kau marah saat melihat kacang di makanan Aksa? Lalu tentang ia yang di rawat di ICU? " Tanya Luky. Banyak sekali pertanyaan di benaknya tentang sikap Nindi tadi yang tampak marah saat melihat kacang pada makanan Aksa.
" Iya. Padahal seingat ku kejadian itu sudah cukup lama. Dari mana kau mengetahuinya " Timpal Galaksi lagi merasa Nindi seperti sosok yang mengerti betul akan Aksa.
Nindi tak menjawab sedikitpun membuat mereka semakin tenggelam oleh rasa penasaran akan sosok Nindi yang seperti tahu akan banyak hal tentang Aksa.
" Dari mana dia tau tentang kejadian itu. Kau terlalu misterius " Batin George.
Hai hai semuanya🤗🤗
Gimana? Semoga suka ya sama ceritanya 😘😘
Jangan lupa tinggalkan jejak👣
sampai jumpa di next episode ✋✋