Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Kembali Ke Kotak Mandalika
"Aku baik, maaf Ray. Aku harus pergi!"
"Tunggu!" baru satu langkah Ariel beranjak, Ray menahan tangannya. Tapi dengan cepat Ariel menepis tangan laki-laki itu. Baginya, tidak ada masa lalu yang boleh memasuki kembali hidupnya.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu.
Ariel menyipitkan matanya, "Ray, kamu masih bertanya kenapa? Aku rasa kamu tahu jawabannya. Sudahlah aku harus pergi."
"Rachel, tunggu! Aku ingin bicara serius padamu. Tolong dengarkan aku kali ini."
Ray tidak hanya menahan dengan omongan, dia juga menghalangi Ariel dengan badan besarnya.
"Ray, tolong jangan mempersulitku. Menyingkirlah!"
Dulu, laki-laki itu yang dicintai Ariel, saat dia masih remaja. Tapi cinta itu pudar dengan sendirinya, ditambah adanya nama lain dihati Ariel.
"Maafkan aku, ini semua salahku. Seandainya dulu aku mengambil keputusan tentu jadinya tidak akan seperti ini. Rachel...."
"Cukup! Ray!" Sebelum laki-laki itu bicara panjang lebar, Ariel mengangkat tangannya.
Untuk apa membahas masa yang sudah terlewatkan. Menyesal pun sudah tidak ada gunanya, Ray.
Ariel kembali melangkah, menepis tangan Ray yang terulur ingin menyentuhnya.
"Rachel...kau masih mencintaiku, 'kan? tolong dengarkan aku, aku akan memperbaiki kesalahan-kesalahanku, Rachel." Pekik Ray, tapi wanita yang dia teriaki tidak menoleh sekalipun, bahkan mendengar omongannya.
"Rachel, dengarkan aku. Aku masih sangat mencintaimu!"
....
"Kau yakin?"
"Ya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri...dia menggoda, Ray. Ini tidak boleh dibiarkan, kak! Lama-lama Ray akan luluh juga."
Miranda... dia sekilas melihat Ariel dan Ray, di taman belakang. Berbekal penglihatannya itu dia mengadu pada kakaknya Micella.
Tangan gadis ini terkepal erat, "Ya.. Miranda, kau benar. Ini tidak boleh dibiarkan."
.....
"Ray! Aku ingin tunanganmu!"
"Lalu, kenapa jika kau tunanganku? Apa Kau berhak mengatur-atur diriku? Micella, aku tidak pernah menginginkan pertunangan ini, kau lupa itu?!"
"Terserah apa katamu, yang jelas aku tidak suka kau dekat dengan Rachel. Kau harus menjauhinya."
Ray memicingkan matanya menatap penuh Micella, "Lebih baik kau minta aku untuk mengosongkan isi bumi, dari pada menjauh dari Rachel. Karena itu jauh lebih mudah untuk aku lakukan." Ray, mendorong sedikit tubuh Micella memaksa wanita itu menyingkir dari hadapannya...
"Ray! Kau tunanganku! Kau tidak boleh memperlakukan aku seperti ini!" pekik Micella pada laki-laki yang sudah menjauh darinya.
.......
"Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menyingkirkannya!"
Micella berteriak-teriak didalam kamarnya, tidak hanya itu dia juga membanting semua barang yang tidak bersalah menciptakan kekacauan ditempat pribadinya itu.
"Astaga sayang! apa yang terjadi? Ada apa denganmu?" Marissa seketika shock melihat isi ruangan itu.
"Ma, kenapa tidak disegerakan? Kenapa masih harus menunggu? Lakukan secepatnya, jangan sampai aku yang tidak tahan ini bertindak nekad seperti 6 tahun yang lalu."
"Apa maksudmu nak, apa yang dipercepat?"
"Menikahkan Rachel. Jika dia tidak segera menikahi, Ray masih akan terus menginginkannya."
Rachel.... lagi-lagi anak itu. Kepulangannya selalu menciptakan masalah....
"Kamu tenang Micella, mama perlu waktu. Besok, mereka akan bertemu jika sudah menemui kesepakatan mereka akan segera menikah."
"Bagaimana kalau dia tidak mau?"
"Mama akan membuatnya bersedia, bagaimanapun caranya."
Mencela menatap tembok kosong, tangannya yang dingin menggenggam kuat percaya kaca sampai melukai kulitnya. Dia tidak merasa sakit, hatinya yang dipenuhi kebencian menutup semua rasa.
Ini usahaku yang terakhir kali. Jika Ray masih belum bisa melupakanmu, jangan salahkan aku menyingkirkan mu dengan cara paksa.
Ditempat lain.
"Benar, bapak tua itu tinggal di rumah ini sudah sejak tiga tahun yang lalu. Tapi dia hanya tinggal berdua dengan anak perempuannya yang berkebutuhan khusus, sesekali ada wanita muda yang mengunjunginya."
Kesaksian dari satu-satunya tetangga Yuran meyakinkan Alfred.
"Tapi...sore tadi pak Yuran dan anaknya pergi keluar kota, ada pria berseragam rapih yang menjemput mereka."
*Jadi mereka tidak ada*? Alfred jadi geram, Dia yang sudah dibutakan rasa rindu memaksa masuk di kediaman sederhana tepi pantai itu.
"Tuan, Anda yakin melakukan ini, ini salah satu tindakan kriminal!" Arthur coba memperingati Alfred, saat ingin mendobrak pintu.
"Aku ini suaminya, apa ada larangan untuk suami yang memasuki rumah istrinya?"
Alfred tidak bisa dilarang, sangat susah dan tidak mungkin. Yang bisa Arthur lakukan hanya membungkam saksi.
Setiap sudut dan ruangan yang ada di rumah kecil itu Alfred telusuri, berteriak dengan suara nyaring memanggil nama wanitanya. Sepi, hening, tidak ada sahutan selain pantulan suaranya sendiri. Alfred kesal imajinasinya saat bertemu Ariel hancur seketika.
*Apa dia tahu aku datang dan dia kabur? Jika itu benar, aku tidak akan memaafkanmu*....
"Tuan, sepertinya nona Ariel tidak ikut tinggal disini."
Alfred diam tidak menggubris omong Arthur.
"Tuan, sebaiknya kita kembali ke kota Mandalika." Ucap Arthur kembali.
Alfred menarik kursi dan mendudukkan tubuhnya disana, "Aku tetap disini," *menunggunya sampai kembali*.
Sekalipun benar Ariel tidak ikut tinggal ditempat itu, tapi Yuran pasti mengetahui keberadaan Ariel.
Arthur terlihat gelisah, "Tuan, tapi Anda harus segera kembali, nyonya Ayunda sakit. Beliau jatuh pingsan."
Seketika Alfred mengangkat wajahnya, selain Ariel, Ayunda lah wanita yang mengisi hatinya. Dia tidak lagi mau kehilangan jejak Ariel tapi dia juga tidak bisa mengabaikan ibunya.
"Utuskan beberapa orang untuk mengejar Yuran, dan sisanya tetap berjaga di rumah ini. Kita kembali ke kota Mandalika." Alfred mengambil keputusan yang tepat. Dia menunggu sampai besok pun Ariel tidak akan datang karena wanita itu berada di belahan bumi yang berada.
....
Keluarga Sinclair sudah bertolak ke negara yang akan menjadi tempat barunya, begitu juga dengan Ariel yang dipaksa ikut karena dia harus menemui calon suaminya.
*Kota Mandalika....aku harus kembali lagi ketempat itu*.... Sesal Ariel.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Ariel tanpa ekspresi.
Marissa yang duduk disebelahnya langsung memasang wajah hangat dengan senyum tulus, tapi Ariel tahu itu palsu, "Sayang...ini kejutan! Yang jelas dia laki-laki baik dan bertanggung jawab. Dia pasti akan selalu membahagiakanmu." Sampai detik ini, Marissa belum memberitahu Ariel akan calon suaminya. Hal itu dia lakukan, untuk menghindari pemberontak Ariel jika tahu seperti apa perangai calonnya.
Ariel diam, dia hanya melempar pandangannya pada kaca mobil.
"Rachel, aku sudah siapkan gaun yang bagus untukmu. Pakailah malam nanti saat pesta berlangsung."
Ariel menghela nafas berat, dia tahu di pesta itu calonnya akan datang. "Ya!" sahut Ariel singkat.
.....
"Aku tidak bisa datang, ibu Ayunda sedang sakit," Jonas masih tetep menolak perjodohan itu. Padahal tinggal hitungan jam dia akan bertemu dengan gadis yang menjadi calonnya.
"Jo, kehadiranmu yang paling dibutuhkan. Jangan membuat gadis itu kecewa, kakak Ayunda akan ditemani Alfred." Bujuk Julie.
"Apa aku harus mengorbankan baktiku pada ibu Ayunda, untuk menemui gadis yang tidak pasti itu, gadis yang sudah pasti jelek itu?"
Jelek....
"Dia gadis yang sangat cantik, Jo!"
"Apa mama sudah pernah bertemu dengannya? Melihatnya?"
Belum.... inilah jawabannya, "Tapi... nyonya Marissa menawarkan untuk melihat foto gadis itu, kau mau melihatnya? Mama akan menghubungi nyonya Marissa."
.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪