Sudah satu tahun berlalu Yuna menjanda, setelah dicampakkan Wawan sang mantan suami dengan alasan telah jatuh cinta pada gadis lain yang lebih cantik dan terawat..
huh.. alasan seperti apa itu..
Yuna mendengus kesal..
tunggu lah pembalasanku.. akan ku lakukan hal yang sama padamu..
kan kubuat kau jatuh cinta lagi kepada ku bukan untuk mencintai mu sekali lagi..
tapi untuk mencampakkan mu..
agar kau tahu seberapa sakit dan hancur nya diriku saat kau tinggalkan..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fennira 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampa...
Setelah menjalani sidang Wawan akhirnya divonis penjara seumur hidup..
Semua bukti memberatkan Wawan..
Pernyataan yang diberikan Wawan tidak mempunyai cukup bukti, apalagi Sulastri dikenali sebagai sosok pegiat sosial dan berkepribadian lemah lembut, tidak mungkin berniat buruk pada menantu sendiri...
Sebaliknya Wawan sudah dikenal sebagai suami yang suka berselingkuh, siapa yang bisa percaya dengan pria seperti itu...
Walaupun berani bersumpah dengan kitap suci diatas kepala, tak ada seorangpun yang percaya pada nya...
Sementara Yuna dan Sony sedang mempersiapkan pesta pernikahan, sedangkan Wawan harus meringkuk dalam sel yang dingin..
Demi janjinya pada Sulastri mamanya...
Yuna bersedia menikahi Sony..
Walaupun Yuna tak sedikitpun mencintai Sony...
Apalah arti cinta bagi Yuna..
Semua terasa hampa...
Pernah mencintai tapi selalu dikhianati..
Taik kucing dengan cinta..
Yuna sudah tak percaya lagi, didunia ini tak kan pernah ada cinta sejati...
Bila ada yang bersikukuh menganggap cinta sejati itu ada...
Maka.. bersiap lah untuk kecewa..!
Berkas surat cerai sudah dipersiapkan, hanya perlu tanda tangan Wawan..
Siang itu Yuna akan pergi ke penjara untuk meminta tanda tangan Wawan..
Sesampainya disana, Wawan dengan tegas menolak menandatangani..
Tapi Yuna dengan tegas mengatakan kalau secara agama mereka sudah resmi bercerai, tanda tangan diatas kertas hanyalah formalitas saja...
Wawan marah dan merobek surat cerai tersebut...
Yuna hanya diam...
Hati nya perih karena Wawan terus saja mengatakan kalau ia tak bersalah...
Sementara bayangan mamanya menuntut keadilan karena telah dibunuh demi menutupi perselingkuhan nya...
Benar-benar menjijikan..
Manusia seperti apa, lelaki bernama Wawan ini...???
Wawan mencoba mendekati Yuna, namun petugas dengan sigap menahannya...
Yuna segera pergi dari situ,karena percuma saja bicara dengan Wawan..
Manusia yang tidak tahu malu..!!
Namun dari kejauhan, Yuna masih mendengar teriakan Wawan..
"Yun.. aku bersumpah kamu akan menyesal..
aku dijebak.. aku tak bersalah.. YUN...!!
Yuna mempercepat langkahnya, ia tak ingin lagi mendengar suara Wawan..
Andai saja ada cara untuk melupakan semua hal tentang Wawan...
Yuna merasa sangat kesal dan marah pada Wawan yang tak kunjung mengakui kesalahannya...
Dengan mengatur nafas nya yang ngos-ngosan.. Yuna segera masuk ke mobil nya...
Pak Kasim sopir nya Sony yang mengantar Yuna melirik dari spion..
Calon nyonya mudanya itu terlihat marah namun masih saja tidak bisa menyembunyikan kecantikan nya...
**************************
Kenapa malam ini, Yuna merasa sedikit berbeda..
Mata nya sudah mengantuk tapi tak kunjung bisa terlelap..
Diluar sedang gerimis, tapi Yuna merasa gerah padahal AC dikamarnya seharusnya sudah cukup membuat Yuna nyaman...
Hati nya gelisah, tapi entah apa yang membuat nya demikian...
Malam sudah hampir jam duabelas..
Yuna melihat beberapa akun media sosial milik nya...
Tiba-tiba...
Rrrt... rrrt... rrrt...
Ponsel milik Yuna bergetar...
Yuna membuka mata nya, ternyata dia ketiduran...
Sempat di liriknya jam di ponsel nya itu ternyata jam dua dinihari..
Ponsel masih bergetar, seperti masih menuntut untuk diangkat..
Siapa yang menelpon malam-malam begini, pikir Yuna...
Nomornya tak dikenal, Yuna berusaha mengabaikan nya..
Tapi saat ada notif pesan baru..
Yuna membuka nya..
Matanya yang masih mengantuk tiba-tiba jadi melotot saat membaca pesan yang baru masuk...
Segera dihubungi nya Sony, agar bisa mengantar nya segera kepenjara...
Perasaan Yuna jadi tak menentu..
Entah apa yang dipikirkan Wawan sampai dia berbuat seperti itu..
Yuna sedikit gugup, mengapa Wawan bisa senekad itu..
Apakah memang sebetulnya Wawan tak bersalah...??
"Ah... tak mungkin..! "
Yuna mencoba membuang pikiran-pikiran liar dikepalanya...