Istri Duke Yang Ditinggalkan

Paula akhirnya pulang dengan perasaan senang. Tapi perasaan itu tak berlangsung lama, karena setelah melihat mansion yang sudah dekat melalui jendela kereta wajahnya langsung berubah masam.

Ini sudah lewat jam makan malam jadi dia Delta dan Grea pasti akan berada di kamarnya masing masing atau ya kalau diluar, semoga saja Paula tak bertemu dengan salah satu dari mereka.

Dia menaiki tangga menuju kamarnya. Masuk kamarnya yang sudah hampir 4 bulan ini Dia tinggali. Kamar ini luas dan punya dekorasi yang feminim. Dinding catnya berwarna hijau pastel yang membuat mata terasa rileks saat memandangnya. Da beberapa lukisan yang dipajang dengan teman pemandangan, mulai dari musim gugur yang menawan, musim semi yang cantik, musim dingin yang menawan dan musim panas di lautan yang mendebarkan. Paula akui bahwa nilai artistik orang yang mendekor kamar ini sangat bagus.

"Apa sekarang kau punya cukup keberanian diri untuk melakukan banyak hal?"

Suara akrab ini cukup Paula kenali dengan baik. Pemberontakan Paula hari ini sepertinya akan mendapatkan teguran keras dari Delta.

Delta ternyata sedang duduk di sofa kamar Paula, dia tengah menikmati anggur putih yang berharga. Dia tak bisa melihat Delta karena Paula fokus menuju ranjangnya dan lagipula kamarnya remang remang karena sebagian lampu tidak dinyalakan.

"Aku hanya keluar sebentar."

"Sebentar?"

"Ketahuilah tempatmu!"

Lagi-lagi kata itu. Kata yang amat Paula benci.

"Aku ingat Tuan Duke Delta yang terhormat. Saya Paula Delmar akan menjadi istri Duke Delta Grovan diatas kertas selama jangka waktu yang tidak ditentukan dan bertahan paling sedikit dalam kurun waktu 5 tahun. Menjaga martabat dan Citra sebagai Duchess yang terhormat. Paula Delmar yang berasal dari bangsawan jatuh dan punya banyak hutang kepada Duke Delta sehingga harus tahu bahwa seorang Paula tidak boleh melewati batasannya."

Paula meradang, hari ini Dia lebih sensitif dari pada biasanya.

"Aku akan memecat pelayan itu karena tidak bisa menjagamu dengan benar."

Paula melotot ke arah Delta. Bagaimana bisa ada orang se egois ini. Leah tak salah apa apa.

"Dia tidak salah apa apa!" Paula bersikeras. Delta menertawakan Paula yang kini sedang membela pelayan.

"Tempatmu ternyata memang dibawah."

"Apa menurutmu semua hal bisa dibeli dengan uang?" Paula benar benar benci kekuasaan dan juga uang. Hanya karena kedua hal itu menyebabkan ketidak berdayaannya.

"Kenapa menurutmu tidak?" Delta mengejeknya dengan baik.

"Anda benar benar kotor!"

"Jangan lupa bahwa kau juga menjual dirimu agar mendapatkan uang!"

Kaki Paula tremor. Dia ingin lari dari sini tapi disinilah kamarnya berada. Jadi kalau pun ada yang harus pergi, orang itu harusnya adalah Delta.

Dadanya sakit seperti sedang di remas. Nyut nyut nyut... Matanya berair, tapi dia menahan air matanya. Dia tidak mau menangis di depan laki-laki bajingan itu.

"Kuharap ini adalah peringatan terakhir!"

Delta kemudian berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Paula dan segala sakit hatinya.

Paula ambruk ke bawah karena kakinya lemas. Leah segera berdiri membantu Paula. Leah yang awalnya hanya ingin menemani Paula masuk kamarnya tak mengetahui kalau Duke sedang menunggu Paula pulang.

Paula akui dia memang salah, pergi tanpa ijin suaminya dan tak meninggalkan kabar sama sekali. Tapi Paula pikir bukankah mereka tidak mencampuri urusan masing. Duke bahkan berjalan jalan dengan kekasih barunya berkeliling Ibukota, Paula bahkan tidak menggandeng laki-lali di muka umum.

Leah memapah Paula untuk pergi ke kasurnya.

"Pergi aku ingin sendiri." Kata Paula pelan.

Leah paham jadi Dia hanya mengangguk dan pergi, meskipun dalam hatinya dia tak tega meninggalkan Duchess Paula sendiri. Dia ingin memeluk dan menghibur hatinya.

Hati Leah juga sakit, melihat perlakukan Duke yang selama ini palsu. Ternyata kisah Cinderella yang banyak diceritakan orang itu palsu. Paula tak menggoda Duke, Duke lah yang memanfaatkan situasi Paula. Dia menggunakan Duchess Paula untuk menjadi tamengnya. Duke lah yang jahat, sementara dia menikmati manfaat Duchess Paula. Istrinya diserang dan di kritik banyak orang.

'Sungguh Duchess yang malam!'

Diam diam Leah mengutuk Duke Delta. 'Semoga dia lekas mendapat karmanya!'

***

Siapa disini yang setuju dengan Leah?

Oiya pembaca yang budiman, biar Thothor makin semangat, bolehlah like, komen dan suksesnya yak.

Makasih banyak yak. Lope seladang!