NOTE!
-Mengandung beberapa cerita dewasa/adult romance. Mohon bijak!
-Kalau cerita mulai tidak jelas dan dirasa berbelit-belit, sebaiknya tinggalkan. (Jangan ada komentar buruk di antara kita ya) Hiks!
Pantaskah seorang pria dewasa atau terbilang sudah matang, jatuh cinta dengan gadis di bawah umur?
Dia Arga, saat ini usianya sudah menginjak 26 tahun. Dia pria tampan, penuh kharisma dan sudah mapan. siapa sangka, pria sekeras Arga bisa jatuh cinta dengan seorang gadis yang masih berumur 15 tahun?
simak kelucuan dan kemesraan mereka!
Writer : Motifasi_senja
Mohon maaf jika ada kesamaan beberapa nama tokoh yang sama. 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Motifasi_senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rayu Arga lagi
“Kau kenapa sayang? wajahmu lesu sekali.” Melihat anaknya pulang dengan wajah cemberut membuat Widya penasaran.
Dia duduk di samping Widya. Matanya sudah bengkak karena perjalanan pelang tadi Ia terus menangis, dan sekarang tangisannya itu berlanjut di pelukan Ibu nya.
“Gracia sayangku, Kau kenapa? Kenapa menangis?” Widya sudah merangkul memeluk nya.
“Dia menolak ku ibu...”
“Siapa yang menolak mu? Katakan pada Ibu.”
“Arga Ibu. Dia tidak menerima ku kembali...”
“Arga? Tunggu! Arga siapa yang kau maksud?” Timbruk Agus yang tiba tiba muncul. Ia langsung duduk membungkuk mengarah pada Cia yang masih menangis.
Cia melepas pelukannya. Mengusap pipinya yang basah. Mengambil nafas dengan duduk tegak. Pandangan matanya sudah tertuju pada Agus yang terlihat menantikan jawaban dari mulut nya segera.
“Kekasihnya yang dulu Aku tinggal ke luar negeri.”
“Bukan itu maksudku.” Ucap Agus. Kalau soal Cia pergi meninggalkan kekasihnya 1 tahun lalu tentu Agus tahu. Yang membuatnya penasaran adalah apa nama itu milik orang yang sama dengan yang di ketahui Agus.
“Maksud Ayah?”
Widya yang sebenarnya juga kaget dengan nama Arga juga ikut penasaran dan menunggu jawaban dari Cia. Apa yang di maksud Itu Arga si CEO itu atau bukan.
“Arga siapa yang kau maksud?” Hutomo menatap lekat Cia lagi. Kedua lengannya sudah bertumpu pada kedua pahanya. “Apa Arga CEO muda itu?” tebak Agus.
Anggukan Cia berhasil membuat Agus mundur duduk tertegak di ikuti helaan nafas. Bagaimana bisa, selama ini dirinya tidak tahu bahwa CEO angkuh itu adalah kekasih anaknya. Agus mengusap wajah lalu kembali memandang Cia. Widya yang masih duduk pun antusias dan siap mendengarkan kata demi kata dari dua orang yang berada disitu.
“Apa Ayah mengenalnya?”
“Tentu saja. Ayah pernah bertemu dengan nya satu kali.” Jelas Agus. “Apa Kau masih menjadi kekasihnya?”
Cia menggeleng. “Entahlah Ayah.” Cia menunduk. Mengingat kejadian tadi sepertinya bisa membuktikan bahwa dirinya sudah tidak di inginkan Arga lagi.
“Entah? Maksudnya? Kau masih menjalin hubungan baik dengan nya kan?”
Kalau melihat raut wajahnya, Widya tentu sudah mengerti. Gracia pulang ke rumah dalam keadaan murung, kemudian menangis menyebut nama Arga. Mungkin hubungannya sudah berakhir.
“Dia tidak mau menemuiku Ayah.” Cia terisak lagi. Santi yang duduk di sampingnya mengusap jemari Cia yang basah karena titikkan air mata.
“Kenapa?” Nadanya sudah terdengar meninggi. “Temui dan rayu Dia lagi.”
Cia mendongak. Alisnya terangkat berusaha mencerna ucapan Ayah nya. “Maksud Ayah?”
“Dekati Dia lagi.” Jelasnya singkat. Agus jadi jengkel sendiri. Kerjasamanya gagal dan sekarang Ia tahu anak nya mengenal Arga tapi setelah hubungan mereka berakhir.
“Dan lagian bagaimana bisa dia tidak mau menemui mu lagi? Harusnya Kau lebih berusaha.” Timpal Agus lagi.
Cia menjadi bingung sendiri. Mendengar beberapa ucapan Ayahnya berhasil membuat air matanya mengering. Kenapa Ayahnya berkata seperti itu? Cia masih bingung.
“Sejak kapan kau menjadi kekasih Tuan Arga?” Agus lebih serius lagi mengorek kedekatan Arga dengan anak nya.
“Sudah 2 tahun.”
“Apa?!”
Agus menepuk keras kedua pahanya sendiri. Bola matanya membesar. Widya hanya membuka mulut tanpa mengeluarkan suara. Ia lebih terkejut lagi dari pada Agus. Yang ada di otaknya, seandainya Arga menjadi menantu nya, pasti akan sangat menguntungkan. Popularitas yang akan di dapat pasti akan membuat sebagian orang merasa iri.
“Cia, kau harus mendekati Arga lagi.” Perintah Widya sebelum Agus sempat berkata terlebih dulu. Agus langsung mengalih pandangan pada Widya tang sudah tersenyum licik.
“Betul Cia. Apa kau tahu Ayah hampir saja berhasil bekerjasama dengan perusahaannya. Tapi sayang tiba tiba di batalkan tanpa alasan yang jelas.”
“Apa?” kali ini air matanya benar sudah mengering. Cia masih belum paham. Ucapan kedua orangtuanya begitu membingungkan untuk nya.
“Rayu Dia lagi, sampai mau menerima mu lagi. Harus!” Agus berdiri usai ucapan tegasnya yang terakhir. Ia pergi menuju halaman rumah setelah ponsel di sakunya berdering.
“Ada apa?”
“Maaf bos mengganggu.”
“Katakan saja ada apa?”
“Tuan Arga masih belum memberi penjelasan. Mungkin besok Aku akan menemui nya. Bagaimana menurut mu?”
“Baiklah. Lakukan jika menurut mu perlu.”
Tut!
Ponselnya sudah masuk kedalam saku celananya lagi. Agus meraup wajahnya. Sepertinya usaha untuk bergabung dengan perusahaan Arga memang bukan perkara mudah. Mungkin dengan Dimas menemuinya besok akan mendapat sebuah alasan kenapa semua terhenti sepihak saja.
“Gracia...” Widya mengusap jemari Cia.
“Kenapa Kau tidak pernah menceritakan kalau kekasih mu adalah Tuan Arga?”
Menjalin hubungan selama 2 tahun dan Widya sama sekali tidak tahu. Bagaimana bisa? Sepertinya Cia tidak pernah bercerita apapun waktu itu. Seandainya tahu sejak awal, mungkin Widya tidak akan pernah mengijinkan Cia untuk mengejar mimpi ke luar negeri.
“Aku pernah bercerita pada Ibu.” Jawab Cia. Melepas tangannya dari genggaman Widya. Cia mendesah lalu membaringkan kepala di pangkuan Widya.
“Kapan?”
“Saat lima bulan Aku dan Arga menjalin kasih.” Jawab Cia. Tubuhnya sudah meringkuk menyembunyikan ke dua tangannya di sela kedua pahanya. “Tapi waktu itu Ibu tidak memberi respon, bahkan Ibu tak suka pada Arga waktu itu kan?”
“Benarkan?” Widya terkejut. Kepalanya mencoba mengingat kembali apa benar Cia pernah menceritakan Arga tentangnya.
“Waktu itu Arga belum bekerja, jadi Ibu sama sekali tidak tertarik waktu aku menceritakan hubungan Ku dengan Dia.”
Widya berkerut dahi. Mengingat kembali dimana saat Cia menceritakan semua yang baru saja di katakan. Dan dua tahun yang di maksud Cia itu saat masih di sini atau sudah di luar negeri? Kalau dua tahun sebelumnya berarti di hitung sampai sekarang hubungannya sudah terjadi selama tiga tahun. Dan kemungkinan selama satu tahun ini hubungan Cia dengan Arga sudah berakhir.
“Ibu tidak ingat. Tapi yang terpenting sekarang, rayu Dia lagi sampai mau menerima Mu.” Senyum di bibirnya mengarah pada Cia untuk membuatnya semangat lagi untuk mengejar Arga.
“Besok kau temui Arga lagi. Kalau perlu kau bersujud memohon supaya Dia memaafkan mu.”
Cia bangkit dari pangkuan Ibu nya. Agus sudah masuk lagi. Ia hanya berdiri dari jarak sekitar 5 meter. Lebih tepatnya di dekat arah menuju kamarnya. Ucapannya terlihat tak main main. Semua itu membuat Cia berfikir untuk segera menemukan cara bagaimana bisa menaklukkan hati Arga lagi. Pulang ke negaranya memang bertujuan untuk kembali pada Arga. Saat ini mungkin Arga masih marah, tapi ada beribu cara untuk Cia lakukan. Itu semangat dalam dirinya.
***